Alquran
menyebutkan kata sabar lebih dari 70 kali. Dalam banyak ayat, Allah memuji
karakteristik kesabaran. Inilah salah satu sifat yang semestinya dimiliki
orang-orang beriman. “Kemenangan akan diperoleh siapa yang bersabar,” demikian
pepatah Arab. Kesabaran tidak melulu dipahami dalam konteks pasif. Orang yang
sabar pun sejatinya aktif melakukan sesuatu, yakni sekurang-kurangnya
menenangkan diri, untuk kemudian merumuskan langkah selanjutnya. Karena itu,
sifat sabar sering kali dikaitkan dengan ikhtiar. Dalam berproses, orang
umumnya tidak dapat meraih tujuan secara seketika. Di samping konsistensi,
perlu kesabaran untuk menjalani tiap tahapan. Dan, kehidupan merupakan proses
terpanjang yang dijalani setiap insan di dunia ini. Surah al-Baqarah ayat ke-45
mengungkapkan kiat agar sukses menjalaninya: “Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu.” Karakteristik sabar dapat dikelompokkan ke dalam lima
cabang. Kelimanya adalah bersabar dalam ketaatan kepada Allah; menjauhi
kemaksiatan; menerima dan menghadapi musibah; menuntut dan mengembangkan ilmu;
serta bekerja dan berkarya. Bentuk-bentuk kesabaran itu berkaitan erat dengan
ketahanan jiwa dan spiritual seseorang. Alhasil, semakin pandai bersabar,
mental orang tersebut pun kian terlatih. Dengan begitu, dirinya dapat lebih
mudah fokus dalam menyusun rencana-rencana dalam hidup. Ia juga tidak kaget
saat dirinya diterpa masalah. Bagi seorang Muslim, kesabaran berarti pula hati
yang selalu terkoneksi dengan Allah. Dalam arti, dirinya mudah menyadari bahwa
segala hal adalah milik-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Ia tidak merasa
terbebani, selama usaha dan tujuannya semata-mata untuk meraih ridha-Nya.
Fokus
pada solusi, dengan bersabar seseorang tidak akan larut dalam luapan emosional,
apalagi amarah. Kondisi yang sedang dihadapinya pun bisa dibaca dengan tenang
dan terukur. Sebagai contoh, kesabaran yang diamalkan Rasulullah SAW saat
menjelang Perang Badar.Waktu itu, jumlah umat Islam di Madinah lebih sedikit
daripada musyrikin Makkah. Di samping itu, persenjataan dan pengalaman militer
kaum Quraisy pun terbilang unggul. Sebagai pemimpin Muslimin, Nabi SAW tetap
tenang, dengan sabar disusunnya strategi yang dibayangkannya bisa menjadi
solusi. Tentunya, beliau pun semakin khusyuk berdoa kepada Allah SWT. Akhirnya,
pasukan Muslimin yang “hanya” berjumlah 313 orang sukses menghalau lebih dari
seribu orang prajurit kafir. “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok
besar dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS
al-Baqarah: 249). Pahala nirbatas, “Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada
orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan” (QS an-Nahl: 96). Berdasarkan ayat tersebut, kita mengetahui bahwa
Allah menjanjikan pahala yang berlipat-lipat kepada Mukmin yang bersabar. Dalam
surah az-Zumar ayat ke-10, Allah bahkan menegaskan tentang tanpa batasnya
pahala bagi mereka yang bersabar. “Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia
ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang
bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” Demikian terjemahan
firman-Nya. Maka, dapat disimpulkan bahwa sabar bukanlah menyerah dan kalah.
Justru, ketabahan bisa menjadi jalan kemenangan hakiki, di dunia maupun akhirat
kelak.
Sumber : https://khazanah.republika.co.id/

😇
ReplyDelete