Allah
SWT memerintahkan manusia untuk bersyukur atas segala nikmat yang Dia berikan.
Namun, kebanyakan insan cenderung lalai dari perintah tersebut. “Sesungguhnya
Allah mempunyai karunia terhadap manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak
bersyukur” (QS al-Baqarah: 243). Padahal, tidak ada alasan untuk enggan
bersyukur. Menjadi manusia adalah satu hal esensial yang patut disyukuri.
Manusia merupakan satu-satunya makhluk yang diciptakan langsung dengan “kedua
Tangan Tuhan.” “Khalaqtu bi yadayya,” begitu firman Allah dalam surah Shad ayat
75. “Dan Kami lebihkan mereka (manusia) dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan” (QS al-Isra’: 70). Sebagai
Muslimin, nikmat menjadi manusia pun ditambahi pula dengan iman dan Islam. Dengan
meningkatkan intensitas rasa syukur, insya Allah kita dapat mencapai predikat
takwa. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan beragama
Islam” (QS Ali Imran: 102). Syukur berkaitan pula dengan keberkahan. Seseorang
yang rajin bersyukur, insya Allah, akan dikaruniai hidup penuh berkah. Ia akan
merasa tercukupi dengan berapa pun rezeki yang diperolehnya. Bahkan, Allah
Ta’ala berjanji akan menambah nikmat kepada hamba-hamba-Nya yang pandai
bersyukur. “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya Aku (Allah) akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat’” (QS Ibrahim:
7). Dengan demikian, faedah dari banyak-banyak bersyukur akan kembali pada diri
orang yang bersangkutan. “Barang siapa yang bersyukur kepada Allah, maka
sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang tidak
bersyukur, maka Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (QS Luqman: 12).
Salah
satu manfaat gemar bersyukur ialah meraih ketenangan batin. Dengan meningkatkan
intensitas rasa syukur, hati akan terbebas dari penyakit-penyakit, semisal
sombong, dengki, dan dendam. Pada akhirnya, kalbu yang bersih akan dapat
membuat hidup seseorang menjadi lebih tenteram. Ingat, hati sangat mempengaruhi
kondisi seseorang. Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah bahwa dalam jasad
manusia ada segumpal daging. Jika ia (daging itu) baik, maka baiklah seluruh
anggota tubuh. Jika ia rusak, rusaklah seluruh anggota tubuh. Itulah hati” (HR
Bukhari-Muslim). Sebuah pepatah mengatakan, “Saat berjalan, jangan melihat ke
atas karena khawatir terperosok. Sesekali menunduklah agar bisa berhati-hati.”
Dalam hidup ini, jangan tersandera oleh iri dengki terhadap orang-orang yang
tampaknya lebih “berpunya.” Lihatlah keadaan orang-orangyang kondisinya mungkin
di bawah kita. Maka, tutuplah hari ini dengan banyak-banyak bersyukur. Dengan
rasa syukur yang tulus, diri menjadi siap untuk menatap optimistis esok hari.
Sumber : https://khazanah.republika.co.id/

🌹
ReplyDelete