The Girl Who Saved The King of Sweden


























Novel
The Girl Who Saved The King of Sweden
Jonas Jonasson
2015
Penerbit Bentang

Novel kedua dari Jonas Jonasson yang baru beres saya baca setelah 100 year old man …, komentarnya secara keseluruhan adalah amat lucu, rada-rada gila, inspiratif, menyentuh dan tentu saja sangat – sangat menghibur. Ini bukan novel yang setelah membaca langsung lupa, ada sesuatu yang berhasil penulis tanamkan dalam pikiran kita, setidaknya menurut saya adalah bahwa manusia – terlepas dari kewarganegaraan, eksis atau tidak, raja, perdana menteri, presiden atau hanya tukang kebersihan pada dasarnya adalah tetap manusia, yang bisa jadi orang baik, bisa jadi sahabat, bisa berhasil … hanya jika dia memang mau serta menghendakinya (dan berusaha sebaik-baiknya) !
Novel ini kembali mengingatkan saya pada komik Asterix karya Uderzo dan Goscinny dalam beberapa kasus khususnya cara penulis mentertawakan, mengaduk-ngaduk sejarah dengan gaya lucu tanpa melupakan inti sari pelajaran sejarah yang bisa kita dapatkan, mirip dengan gaya Asterix mentertawakan Julius Caesar (sementara Asterix hanya tokoh khayalan sementara Julius Caesar adalah tokoh nyata sejarah).
Novel menceritakan petualangan Nombeko, anak perempuan miskin yatim piatu dari daerah kumuh Soweto Afrika Selatan jaman masih berlakunya sistem Apartheid alias politik perbedaan warna kulit. Kulit putih berkuasa sementara kulit hitam, misalnya Nombeko Cuma jadi petugas kebersihan kakus. Hanya saja Nombeko ternyata bukan orang kulit hitam biasa, selain pekerja keras, pantang menyerah, suka belajar dan …. genius matematika (entah darimana bakatnya, mungkin Nombeko sendiripun tidak tahu).
Alur cerita cenderung lurus, berbeda misalnya dengan 100 year oldman … yang cenderung banyak flashback, maksud saya lurus dan lucu misalnya ketika Nombeko akan diganggu seorang playboy ompong, penulis dengan lucunya menggambarkan Nombeko menusukan sebuah gunting ke kaki sang playboy dan dengan sangat sopan mengancam akan menusukan gunting (lagi) ke kaki satunya (yang masih sehat) …. kecuali jika sang playboy mau mengajarinya membaca !
Hanya karena ingin mengubah nasib dan keinginan akan ilmu pengetahuan, Nombeko kabur ke Pretoria, ibukota Afrika Selatan hanya untuk ditabrak mobil seorang insinyur nuklir pemabuk, yang mengantarnya bekerja sebagai tukang pembersih di pabrik nuklir pimpinan sang insinyur.
Sebenarnya petualangan ajaib Nombeko dimulai disini, diawali dengan kejeniusannya dalam membantu sang insinyur (yang tidak terlalu jenius) dalam pengembangan bom atom, salah produksi alias kelebihan satu bom atom, keterlibatan Israel dalam pembelian bom atom (yang seharusnya tidak ada), kaburnya Nombeko ke Swedia, pertemuan dengan si kembar Holger (yang satu sangat fanatik serta anti-monarki sementara yang dua tidak pernah paham mengapa yang satu bisa sangat fanatik serta anti-monarki, serta sangat bodoh), serta puncaknya adalah pertemuan dengan perdana menteri Swedia serta Raja Swedia (sekaligus) untuk menceritakan bom atom salah kirim yang selama 20 tahun menginap di Swedia, negara paling aman dan anti-nuklir!

Silakan baca, silakan tertawa serta jangan lupa sedikit – sedikit lho – referensi sejarah yang akan membuat hari anda (pembaca) menjadi lebih bermakna. Akhir cerita yang sangat happy ending benar-benar membuat pembaca senang, feel good lah !

Comments