The Hunter : Novel

The Hunter
Asa Nonami
Novel – Gramedia 2013


Takako Otomichi adalah mantan polisi patroli sepeda motor yang menjadi detektif dan bermitra dengan Takizawa detektif yang lebih tua, lebih berpengalaman, tipe polisi kolot yang beranggapan bahwa polisi adalah pekerjaan laki-laki, dalam penyelidikan pembunuhan. Penyelidikan yang membawa mereka ke klub kencan bagi pria untuk bertemu gadis-gadis sekolahan dan sebelumnya telah terlibat dalam dunia bawah  klub malam Roppongi. Kasus ini menjadi semakin pelik dengan adanya kematian lain, kali ini pembunuhan oleh serangan anjing besar. Detektif Takako dan Takizawa akhirnya menyelidiki pusat-pusat pelatihan anjing polisi, saat dimana anjing buas beraksi lagi dan membawa korban lain. Mereka segera menyadari bahwa hewan bertanggung jawab sebenarnya adalah setengah-anjing , setengah-serigala yang secara spesifik dilatih untuk melacak dan membunuh korban-korbannya. Jejak penyelidikan mengarah ke Kasahara, mantan pawang anjing polisi; polisi yang mempunyai anak perempuan yang sangat bermasalah; dan hasil mengejutkan bahwa Kasahara telah dimiliki dan melatih serigala-anjing bernama Hayate untuk membunuh sesuai perintahnya. Tapi Hayate telah lolos dan membunuh sendiri. Takako menjadi semakin terpesona dengan anjing yang bukan hanya berbahaya, tetapi juga sangat cerdas, sehingga dia harus menggunakan semua pengalaman, kecerdasan dan keuletan untuk melacak dan menghentikan Hayate sebelum dia beraksi lagi.

Saya sebenarnya iseng saja beli novel ini karena referensinya cukup menarik, jarang-jarang ada novel yang membahas detektif memburu anjing yang bukan hanya berbahaya, tapi juga sangat cerdas dan sebenarnya bukan mahluk jahat, anjing itu hanya patuh 100% pada pelatih dan pemiliknya. Wawasan saya cukup bertambah setelah membaca novel ini, bukan hanya penulisannya yang mengalir dan enak diikuti tetapi juga saya jadi mengetahui seluk beluk rantai komando di kepolisian Jepang secara umum, sulitnya menjadi polisi wanita (apalagi menjadi detektif) di negara dengan kebudayaan pro laki-laki, belum lagi tuntutan keluarga tradisional Jepang yang masih sulit memahami perempuan bekerja menjadi polisi. Takako harus bertempur diberbagai sisi sebagai detektif dia harus meyakinkan seniornya bahwa dia mampu, sebagai pribadi dia harus berusaha mandiri (setelah cerai dari suaminya) dan sebagai anak dan bagian keluarga dia harus terlibat mengurus anggota keluarga lain yang bermasalah.


Yang sangat menarik menurut saya adalah saat Takako memburu sang anjing di akhir novel, dengan menggunakan keahliannya sebagai mantan polisi patroli bermotor, Takako berlomba dengan Hayate untuk mencapai korban berikutnya. Penulisan Asa Nonami sangat enak dibaca dan diikuti, bukan hanya penggambaran kejar-kejaran yang seru tetapi juga penggambaran perasaan Takako yang justru menikmati pemburuan yang bukan didasari kebencian tapi justru rasa hormat serta takjubnya akan kemampuan Hayate. Novel yang sangat saya sarankan untuk dibaca, bukan hanya untuk para penggemar cerita detektif tapi khususnya untuk para wanita, mengajarkan menjadi wanita mandiri di dunia laki-laki !

Comments