Jangan Riya' !

 

Riya' termasuk salah satu penyakit hati dan perbuatan keji yang harus dihindari. Riya' membawa pada keburukan yang kelak akan menghapus amal baik. Imam Al-Gazali menjelaskan bahwa kata riya' berasal dari kata ru'yah. Para ulama mengartikan riya' sebagai usaha mencari kedudukan atau kesan yang baik kepada orang lain dengan menunjukkan perilaku yang baik. Dalam artian lain, riya' adalah perbuatan pamer. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda: "Takutlah kalian kepada syirik kecil." Para sahabatnya bertanya: "Wahai utusan Allah, apa yang sejatinya dimaksud dengan syirik kecil itu ?" Rasulullah berujar, "Yaitu sifat riya' (pamer diri). Kelak di hari pembalasan, Allah mengatakan kepada mereka yang memiliki sifat riya'. Pergilah kalian kepada mereka, dimana kalian dulu pernah memperlihatkan amal kalian kepada mereka semasa hidup di dunia. Lihatlah apakah kalian memperoleh imbalan pahala dari mereka?" (HR Ahmad).

 

Mengutip buku Teologi Islam Terapan oleh M. Amin Syukur, riya' dibagi menjadi dua, yaitu riya kholish dan riya syirik.

- Riya' Kholish, adalah jenis riya yang dilakukan dengan memiliki tujuan untuk melakukan ibadah semata-mata hanya untuk mendapatkan perhatian dan pujian dari manusia. Riya' ini menjadikan seseorang akan semangat beribadah ketika ada orang lain yang melihat. Sebaliknya, jika tidak ada orang yang melihat, ia akan berubah menjadi malas-malasan. Orang seperti ini biasanya beribadah hanya agar mendapatkan pujian.

- Riya' Syirik, adalah perbuatan yang dilakukan dalam bentuk niat. Riya' syirik juga kerap disebut riya' niat. Riya' syirik terjadi jika seseorang menjalani perintah Allah SWT namun dengan niat agar mendapatkan perhatian dan pujian dari orang lain. Tentu saja hal ini dilarang karena sejatinya amal perbuatan hendaklah diniatkan karena Allah SWT semata.

 

Dalil tentang Riya'

Ada banyak dalil yang menjelaskan tentang riya', baik tercantum dalam Al-Qur'an maupun hadits.

 

- Surat Al Baqarah ayat 264

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ

 

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jangan membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir.

 

- Surat An-Nisa ayat 142

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًا

 

Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah membalas tipuan mereka (dengan membiarkan mereka larut dalam kesesatan dan penipuan mereka). Apabila berdiri untuk salat, mereka melakukannya dengan malas dan bermaksud riya di hadapan manusia. Mereka pun tidak mengingat Allah, kecuali sedikit sekali.

 

- Hadits dari Mahmud bin Labid Al-Anshari

"Sesungguhnya sesuatu yang paling aku khawatirkan pada kalian adalah syirik kecil." Mereka bertanya, "Apakah syirik kecil itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Riya"." Allah 'Azza Wajalla pada hari Kiamat ketika memberi balasan amal para hamba berfirman, "Pergilah kalian kepada mereka yang kalian riya' di hadapan mereka ketika kalian berada di dunia lalu perhatikan apakah kalian mendapatkan pada mereka balasan?" (HR Ahmad).

- Hadits dari Abu Hurairah

Rasulullah SAW bersabda: Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: "Aku Dzat yang paling tidak butuh kepada sekutu. Barangsiapa melakukan suatu amalan yang di dalamnya itu ia menyekutukan Aku dengan selain-Ku, niscaya Aku tinggalkan ia bersama sekutunya itu". (HR. Muslim)

- Hadits dari Abu Musa

Ia berkata: Seorang laki-laki datang menghadap Nabi SAW, lalu berkata: "Ada orang berperang karena fanatik, berperang karena berani dan berperang karena riya, yang manakah di antara mereka itu yang di jalan Allah ? Jawab beliau: Barangsiapa berperang supaya agama Allah itu yang paling tinggi maka ia berada di jalan Allah." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

 

Sumber : https://www.detik.com/hikmah/  

Comments

Post a Comment