Waspada Hoax Buatan AI Jelang Pemilu

 

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meminta masyarakat agar berhati-hati dengan berita bohong atau hoax menjelang Pemilu 2024. Kominfo mengatakan Artificial Intelegence (AI) dapat digunakan untuk membuat hoax. “Harapan kita masyarakat mulai hati-hati karena penggunaan AI ini sudah semakin canggih dan bisa digunakan untuk editing,” kata Samuel Abrijani Pangerapan selaku Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, pada Jumat (27/10/2023). Generative AI adalah jenis teknologi kecerdasan buatan yang memungkinkan komputer atau mesin untuk menghasilkan konten yang mirip dengan yang dibuat manusia, baik dalam bentuk tulisan, gambar, suara, atau bahkan musik. Penggunaan generative AI memiliki potensi besar, tetapi juga menimbulkan berbagai pertimbangan etika, termasuk isu-isu seperti keaslian konten, privasi, dan potensi penyalahgunaan teknologi. Contohnya adalah Deepfake, Deepfake adalah manipulasi foto atau video dengan menggunakan teknologi berkemampuan Artificial Intelligence (AI) untuk menyatukan kemiripan seseorang ke wajah orang lain. Dengan kata lain teknologi deepfake ini dapat memanipulasi gambar atau video seseorang agar tampak seolah-olah mereka sedang melakukan atau mengatakan sesuatu yang  sebenarnya tidak pernah terjadi. Kata deepfake menggabungkan dua istilah yaitu “deep learning” dan “fake”. Jadi secara sederhana, deepfake merupakan video atau gambar palsu yang dibuat menggunakan teknologi deeplearning  Artificial Intelligence.

 

Samuel menambahkan bahwa lebih baik masyarakat mencari informasi dari media-media mainstream. Menkominfo Budi Arie juga menambahkan bahwa masyarakat tidak boleh terpancing dengan berita sensasional. Budi pun membagikan tiga tip agar masyarakat tidak terjerat dalam hoax. “Pertama, jangan terpancing berita yang sensasional, yang memicu emosi kita, dan membuat kita menyebar berita tanpa mengecek kebenarannya terlebih dahulu,” ujar Budi Arie. Kedua, pastikan bahwa sumber berita tersebut dapat dipercaya dan memiliki reputasi baik. Pastikan bahwa berita tersebut berdasarkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan dan bukan hanya berdasarkan opini subjektif. Ketiga, bandingkan berita ketika menemukan berita yang terdengar mencolok atau kontroversial. Carilah informasi serupa dari beberapa sumber yang berbeda untuk memastikan kebenarannya. Ia juga mengimbau agar media secara proaktif dapat mencegah penyebaran hoax dengan menghadirkan konten jurnalistik yang akurat, tepat, dan berkualitas.

 

Sumber : https://www.beritasatu.com/

https://www.logique.co.id/  

Comments