BDS Movement = Boikot Produk Pro-Israel

 

Aksi boikot produk pro Israel atau merek yang terafiliasi dengan negara tersebut masih terus menggema. Hal ini sebagai bentuk protes atas serangan brutal yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Boycott, Divestment, & Sanctions atau BDS Movement adalah salah satu dari bentuk protes yang termasuk dalam gerakan boikot, divestasi, dan memberikan sanksi kepada Israel. Gerakan BDS ini juga telah teroganisir di Palestina melalui Palestinian BDS National Committee (BNC). Berdasarkan informasi pada laman bdsmovement.net yang diakses pada Selasa (14/11/2023), asal mula aksi BDS ini dimulai pada 2005.  Kala itu, sebanyak 170 organisasi masyarakat sipil Palestina yang terdiri dari serikat buruh, jaringan pengungsi, organisasi wanita, asosiasi pekerja, dan lainnya. meminta adanya gerakat boikot, divestasi, dan sanksi sebagai bentuk tekanan non-kekerasan terhadap Israel. Adapun, aksi BDS Palestina ini terinspirasi dari gerakan anti-apartheid di Afrika Selatan. Aksi boikot, divestasi, dan sanksi ini dilakukan untuk menekan Israel agar mematuhi hukum internasional dengan memenuhi tiga permintaan. Pertama, mengakhiri pendudukan dan kolonialisasi seluruh tanah Arab dan merobohkan tembok yang didirikan Israel. Kedua, mengakui hak dasar seluruh warga Arab-Palestina di Israel secara sepenuhnya. Ketiga, menghormati, melindungi, dan mempromosikan hak-hak dari pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah dan propertinya sesuai dengan Resolusi PBB 194. Adapun, sasaran aksi boikot yang dilakukan melalui BDS Movement terbagi menjadi empat bagian, yakni consumer boycott targets, divestment targets, pressure (non-boycotts) targets, dan organic boycott targets.

 

Pertama, consumer boycott target merupakan aksi boikot sepenuhnya terhadap sebuah produk karena rekam jejak perusahaan pemilik produk yang telah terbukti mendukung Israel. Beberapa perusahaan yang termasuk dalam kategori boikot ini diantaranya adalah Siemens, Puma, Carrefour, AXA, Hewlett Packard atau HP, dan lainnya. Kedua, divestment targets adalah aksi menekan pemerintah, institusi, dan lembaga investasi untuk mengeluarkan investasinya (divestasi) dari perusahaan-perusahaan yang terbukti terlibat mendukung pendudukan Israel terhadap Palestina. Perusahaan-perusahaan ini berada di beragam sektor, mulai dari perbankan, manufaktur, hingga produsen senjata api. Sejumlah perusahaan yang termasuk dalam sasaran divestment targets diantaranya HD Hyundai, Volvo, Barclays, Chevron, CAF, dan lain-lain. Ketiga, pressure (non-boycott) targets merupakan gerakan untuk mendukung sebuah produk atau layanan untuk mengakhiri dukungannya secara langsung kepada Israel. Produk atau layanan yang termasuk pada kategori ini belum secara langsung diboikot oleh lembaga BDS Movement. Google, Amazon, Airbnb, Expedia, dan Disney merupakan beberapa contoh entitas yang masuk dalam kategori boikot ketiga ini. Terakhir, organic boycott targets. Sasaran boikot pada produk atau layanan ini tidak secara langsung dilakukan oleh BDS Movement. Namun, BDS Movement mendukung adanya boikot terhadap produk atau layanan tersebut karena dukungannya terhadap genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina.  Beberapa contoh sasaran boikot pada kategori keempat ini adalah McDonald’s, Burger King, Pizza Hut, Papa John’s. dan lainnya.

 

Sumber : https://ekonomi.bisnis.com

Penulis : Lorenzo Anugrah Mahardhika - Bisnis.com  

Comments