Tafakur, Tadabbur dan Tasyakur

 

1. Tafakur

Akar kata tafakur adalah fakara, yafkiru, fakran dan tafakkuran yang mengandung arti merenung, berpikir, dan mengenang. Tafakur dapat diartikan sebagai kegiatan merenung, memikirkan, ataupun mengenang berbagai macam gejala yang terjadi di alam semesta. Dalam Al Qur’an, yang menjadi dasar bagi kegiatan tafakur adalah QS. Ar-Ra’d ayat 3.

 

“Dan Dia yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan, Dia menutupkan malam kepada siang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (keesaan Allah) bagi orang-orang yang berpikir.” (QS Ar-Ra’d : 3)

 

2. Tadabbur

Tadabbur memiliki makna yang hampir sama dengan tafakur, yakni merenungi sesuatu secara komprehensif dan bertujuan untuk mengetahui maksud serta makna dari sesuatu tersebut secara mendalam. Beberapa kegiatan tadabbur yang dapat dilakukan adalah tadabbur Al-Qur’an dan tadabbur alam. Tadabbur Al-Qur’an adalah kegiatan merenungi ayat-ayat dalam Al-Qur’an. Tujuannya agar setiap muslim mengetahui dan memahami isi atau makna Al-Qur’an dengan benar. Adapun tadabbur alam adalah kegiatan merenungi kekuasaan Allah melalui hasil ciptaannya seperti gunung, laut, dan lain-lain. Tujuannya adalah mengetahui dan memahami tujuan penciptaan langit, bumi, dan manusia. Perintah Allah kepada manusia untuk mentadabburi Al-Qur’an maupun alam semesta antara lain QS. An-Nisaa‘ ayat 82 sebagai berikut.

 

“Maka tidakkah mereka menghayati (merenungi) Al-Qur’an ? Sekiranya  Al-Qur’an itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan dengannya.” (QS. An-Nisaa’ : 82).



 

3. Tasyakur

Tasyakur adalah bersyukur atas segala nikmat yang Allah subhaana huu wa ta’aalaa berikan. Kemampuan seorang muslim untuk mensyukuri segala nikmat yang diberikan oleh Allah subhaana huu wa ta’aalaa ini lahir dari kegiatan tafakur dan tadabbur yang dilakukan. Dalam Al-Qur’an, perintah mensyukuri nikmat Allah antara lain QS. Al-‘Ankabut ayat 17 sebagai berikut.

 

“Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah hanyalah berhala-berhala, dan kamu membuat kebohongan. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki dari Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan.” (QS. Al-‘Ankabut : 17)  




Comments

Post a Comment