Di Gaza, Perjalanan Mencari Makan adalah Misi Kematian

 

Omar Deeb hampir terhantam tembakan tank Israel saat mencari makanan di Gaza. Ia melihat orang-orang di sekitar tewas ketika ia kembali keluar untuk mencari makanan bagi keluarganya. Namun seperti banyak orang di Gaza ia dapat segera menghadapi kelaparan bila ia tidak melakukan perjalanan dalam apa yang ia sebut "misi kematian". Ommar mempertaruhkan nyawanya demi memberi makan enam anaknya yang kini tinggal di tempat penampung di dalam sebuah sekolah. "Bila saya pergi, kami makan. Bila saya tidak pergi, kami tidak makan," kata Deeb yang tinggal di Kota Gaza, Selasa (2/4/2024). Pihak berwenang kesehatan Gaza mengatakan, mengamankan bantuan menjadi persoalan hidup dan aman di Gaza yang dibombardir Israel selama enam bulan terakhir. Serangan Israel sudah menewaskan lebih dari 32 ribu orang Palestina dan melukai lebih dari 75 ribu lainnya. PBB memperingatkan kelaparan dapat segera terjadi di Gaza. Badan dunia itu juga mengeluhkan sulitnya mengirimkan bantuan dan mendistribusikan ke seluruh Gaza karena pembatasan yang diberlakukan Israel. Deeb belum sepenuhnya pulih dari luka akibat serpihan gedung yang meledak menghantamnya ketika ia mencoba mengambil tepung dari truk bantuan yang masuk ke Gaza utara. Ia juga hampir dua kali tewas, pertama pada 29 Februari lalu ketika kementerian kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 100 orang yang mencoba mengambil bantuan dibunuh Israel.



 

Israel berdalih dengan mengatakan orang-orang itu tewas terlindas truk yang membawa bantuan. Deeb mengatakan peristiwa kedua ia hampir tewas terjadi pada 23 Maret lalu ketika Israel melepaskan tembakan ke titik jatuhnya bantuan yang dikirim lewat udara di bundaran Kuwait. Ia mengatakan, beberapa orang di sekitarnya tewas, sebagian besar anggota badan yang terdiri dari klan keluarga tradisional dan faksi untuk mengamankan bantuan yang dikenal sebagai Popular Committees. "Setiap kali (saya pergi) rasanya seperti terakhir kali saya pergi," kata Deeb. "Karena itu saya menyampaikan salam perpisahan pada istri dan anak-anak saya. Saya meminta maaf pada istri saya, pada anak-anak saya," kata Deeb. Putranya yang berusia lima tahun tewas dalam serangan udara yang mengenai rumahnya pada bulan Desember lalu.

 

Sumber : https://internasional.republika.co.id/

Foto : www.guardian.com

 









Comments

Post a Comment