Tujuh Alasan Pentingnya Menuntut Ilmu dalam Islam

 

Aktivitas menuntut ilmu tidak mengenal waktu dan jenis kelamin. Perempuan dan laki-laki punya kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu. Setiap orang, baik perempuan maupun laki-laki bisa mengembangkan potensi yang diberikan oleh Allah Swt. kepadanya. Dalam Islam, menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah. Ibadah tidak terbatas dalam bentuk masalah salat, puasa, haji, dan zakat. Menuntut ilmu bahkan dianggap sebagai ibadah yang utama, sebab dengan ilmulah kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah yang lainnya dengan benar. Imam Ja’far al-Shâdiq pernah berkata : “Aku sangat senang dan sangat ingin agar orang-orang yang dekat denganku dan mencintaiku dapat belajar agama, dan supaya ada di atas kepala mereka cambuk yang siap mencambuknya ketika ia bermalas-malasan untuk menuntut ilmu agama.” Berikut adalah pentingnya mencari ilmu pengetahuan bagi seperti apa yang diperintahkan oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya dalam al-Qur’an dan Sunnah sebagai berikut :

 

Pertama, pentingnya belajar dan mencari ilmu dalam Islam adalah seperti yang telah diperintahkan oleh Allah Swt. dalam surat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam dimulai dari kata “bacalah”. Apabila diurutkan dari lima ayat awal, maka kita akan dapatkan kata “bacalah”, “mengajar” dan “kalam”, akan terlihat betapa pentingnya membaca, belajar, menulis dan mengajar. Nabi Muhammad Saw. mewajibkan kepada tiap Muslim untuk memeroleh pengetahuan. Dalam sebuah hadis, beliau menyuruh umatnya menuntut ilmu walaupun sampai ke negeri China. Dalam hadits lainnya disebutkan bahwa mencari ilmu pengetahuan yang bermanfaat bisa menjadi penebus dosa-dosa yang pernah dilakukan.

Kedua, doa para Nabi Muhammad Saw. dan orang-orang saleh banyak disebut dalam Al-Qur’an. Allah Swt. memerintahkan kepada umatnya dalam al-Qur’an untuk berdoa : “…Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” Doa tersebut adalah doa yang cukup populer bagi umat Islam selama berabad-abad dan bahkan anak-anak dari keluarga muslim sudah menghafalkan dan membaca doa ini.

Ketiga, manusia adalah makhluk ciptaan Allah Swt. yang paling sempurna dan itu dikarenakan Allah Swt. memberikan akal pikiran serta pengetahuan kepada manusia. Sebab, akal pikiran serta pengetahuanlah yang membuat manusia lebih utama dibandingkan malaikat. Allah Swt. mengajarkan kepada Nabi Adam a.s. nama-nama benda lalu kemudian mengemukakannya kepada para malaikat. Hikmah atau ilmu adalah harta paling berharga di dunia dan merupakan kekayaan yang tiada habisnya. Allah Swt. menganugerahkan al-hikmah yaitu kepahaman yang dalam tentang al- Quran dan al-Sunnah kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Keempat, Islam begitu menekankan betapa pentingnya pendidikan. Dalam Q.S. al-Taubah Ayat 122, Allah Swt. berfirman : “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” Jihad adalah kewajiban bagi tiap Muslim laki-laki dewasa ketika keamanan Islam dalam bahaya. Bahkan dalam keadaan darurat dan kritis pun kewajiban untuk belajar tetap tidak hilang. Orang-orang beriman diserukan agar jangan semua diantara mereka itu pergi berjihad ke medan perang. Akan lebih baik jika mereka menyisakan sebagian lagi untuk belajar agama sehingga memiliki kemampuan untuk mengajar nantinya. Nabi Muhammad Saw. membebaskan para tawanan perang Badar tanpa tebusan, cukup dengan syarat para tawanan tersebut mengajarkan anak-anak muslim bagaimana membaca dan menulis. Hal ini memperlihatkan pandangan Nabi Muhammad Saw. tentang pentingnya pendidikan dan melek huruf bagi anak-anak Muslim.

Kelima, para ahli tafsir umumnya berpandangan bahwa Q.S. al-Ahzâb ayat 34 ditujukan bagi istri-istri Nabi Muhammad saw. Istri-istri Nabi Muhammad saw. diinstruksikan untuk belajar apa-apa yang telah dibacakan di rumah mereka dari al-Qur’an dan hikmah. Istri-istri Nabi Muhammad saw. menjadi sosok ”Ibu” bagi umat Islam baik ketika Nabi Muhammad saw. masih hidup ataupun ketika beliau sudah wafat. Istri-istri Nabi merupakan sosok yang dalam kesehariannya banyak mendapatkan pengajaran langsung darinya. Peran seorang ibu dalam Islam sangat vital karena seorang ibu bertugas mendidik dan membina anak-anak agar tercipta generasi-generasi penerus yang bisa dibanggakan baik akhlak dan kepribadiannya, ilmu agama dan ilmu pengetahuannya.

Keenam, berdasarkan QS. al-Mujâdilah ayat 11, niscaya Allah Swt. akan memberikan derajat yang tinggi serta penghargaan kepada orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan. QS. Ali Imrân ayat 18 memasukkan orang-orang yang berilmu di antara mereka yang menyatakan tentang Keesaan Allah.

Ketujuh, pentingnya menulis dan pena yang merupakan simbol dari menulis mendapatkan tempat khusus dalam QS. al-Qalam: 1-2, Allah Swt. bersumpah demi pena, dan di ayat lainnya Allah memerintahkan orang-orang beriman apabila mereka bermuamalah agar tidak lupa untuk menuliskannya. Semangat belajar dalam Islam selain dicontohkan para istri Nabi saw. juga langsung dicontohkan para sahabat. Banyak di antara sahabat yang kemudian dikenal sebagai para “ahli perawi hadits” yang mana mereka menghafal dan mentransmisikan kembali puluhan, ratusan sampai ribuan hadis Nabi Muhammad SAW. secara lisan dari ingatan mereka. Pada generasi berikutnya, rekor ini dipecahkan dengan lebih spektakuler lagi. Imam al-Bukhari menghafal sekitar 100.000 hadits shahih, dan kurang lebih 200.000 hadits lainnya dari berbagai tingkatan.

 

Oleh : Ayu Alfiah Jonas

Sumber : https://bincangsyariah.com/  

Comments