Ada pendapat yang mengatakan bahwa rezeki datang dengan sendirinya. Dengan kata lain, seorang Muslim akan dikejar rezeki selama bertakwa kepada Allah SWT. Pendapat itulah yang dipegang oleh Imam Malik, salah satu imam mazhab dari empat mazhab yang populer. Imam Malik berpandangan, rezeki itu datang tanpa sebab, kecuali karena keimanan kepada Allah SWT. Dasar pendapat Imam Malik terkait datangnya rezeki ini adalah hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab RA. Berikut haditsnya:
عَنْ
أَبِي تَمِيمٍ الْجَيْشَانِيِّ قَالَ سَمِعْتُ عُمَرَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ
حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ
بِطَانًا
Diriwayatkan
dari Abu Tamim Al Jaisyani, dia mendengar Umar berkata bahwa dia mendengar
Rasulullah SAW bersabda: "Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan
sebenar-benarnya tawakal, niscaya Dia akan memberi rezeki kepada kalian,
sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung, yang pergi dalam keadaan lapar
dan pulang dalam keadaan kenyang." (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi dan Ahmad)
Pandangan
Imam Malik itu terbukti dalam sebuah kisah yang terjadi antara dirinya dan Imam
Syafii. Untuk diketahui, Imam Syafii memiliki pendapat sebagai berikut:
لولا غدوها ورواحها ما رُزقت. أي أنه لا بد من السعي.
"Jika
bukan karena pergi dan pulangnya itu, tidak akan mendapat rezeki."
Artinya, Imam Syafii menekankan untuk mendapatkan rezeki maka perlu berupaya. Suatu
kali, Imam Syafii yang merupakan murid dari Imam Malik, melihat seorang pria
tua yang sedang membawa sekantong kurma muda yang tampak berat untuk dibawanya.
Lalu, Imam Syafii membantu pria tersebut dengan membawakan sekantong kurma itu.
Setibanya di rumah pria tersebut, Imam Syafii diberikan oleh pria itu beberapa
kurma sebagai imbalan atas bantuan yang telah diberikan. Lalu, Imam Syafii
senang karena dia telah membuktikan perkataannya. Bila dia tidak membantu
membawakan sekantong kurma itu, tentu pria tersebut tidak akan memberinya
imbalan berupa sejumlah kurma.
Imam
Syafii pun bergegas menemui gurunya, Imam Malik, dengan membawa kurma hasil
pemberian dari pria yang telah dibantunya. Kemudian Imam Syafii menaruh kurma
tersebut di tangan Imam Malik, dan mengisahkan apa yang sudah terjadi. Setelah
itu Imam Malik tersenyum, mengambil kurma, lalu memakannya. Kemudian, Imam
Malik berkata kepada Imam Syafii:
وأنت سقت إلى رزقي دون تعب مني!
"Dan
kamu membuatku memperoleh rezeki tanpa susah payah."
Sumber : khazanah.republika.co.id
😇
ReplyDelete