Ulama
merupakan kata jamak dari kata tunggal “alim”. Secara literal, ulama berarti
orang-orang yang berilmu. Kata tersebut tercantum dalah surat Fatir ayat 27-28
:
مُّخْتَلِفًا اَلْوَانُهَا ۗوَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ
ۢبِيْضٌ وَّحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهَا وَغَرَابِيْبُ سُوْدٌ وَمِنَ النَّاسِ
وَالدَّوَاۤبِّ وَالْاَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ كَذٰلِكَۗ اِنَّمَا يَخْشَى
اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ
A
lam tara annallāha anzala minas-samā`i mā`ā, fa akhrajnā bihī ṡamarātim
mukhtalifan alwānuhā, wa minal-jibāli judadum bīḍuw wa ḥumrum mukhtalifun
alwānuhā wa garābību sụd. Wa minan-nāsi wad-dawābbi wal-an 'āmi mukhtalifun
alwānuhụ każālik, innamā yakhsyallāha min 'ibādihil-'ulamā`, innallāha azīzun
ghafụr.
“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah
menurunkan hujan dari langit, lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan
yang beraneka macam jenisnya. Dan, di antara gunug-gunung itu ada garis-garis
putih dan merah yang beraneka macam warnanya da nada (pula) yang hitam pekat.
Dan, demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan
binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya, yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah
ulama. Sesungguhnya, Allah Mahaperkasa lagi Mahapengampun.”
Ulama
dalam konteks ayat tersebut adalah orang yang memahami dan mendalami tentang
hukum-hukum kehidupan di alam semesta. Dijelaskan dalam buku Perempuan Ulama di
Atas Panggung Sejarah oleh KH Husein Muhammad, orang Arab menyebut ahli kimia
dengan sebutan ‘ulama al-kimiya’. Sementara untuk ahli matematika disebut
dengan ‘ulama ar-riyadhiyat’. Namun, seiring berjalannya waktu, makna ulama
mengalami penyempitan menjadi hanya orang-orang yang memahami ilmu-ilmu agama.
Misal, tafsir, hadits, fiqh, ushul fiqih, tasawuf, dan lain-lain. Dalam
Alquran, ada banyak kata lain yang semakna atau memiliki konotasi yang sama
dengan ulama, antara lain ulul ‘ilmi (yang mempunyai ilmu), ulil abshar (yang
mempunyai pengetahun), ulin nuha (yang mempunyai akal sehat), ulul albab (yang
mempunyai hati atau pengetahuan inti/substantif), dan ahludz dzikr (yang selalu
menyebut dan mengingat Tuhan). Semua kata yang disebutkan tadi, sering
diterjamahkan atau diidentikkan dengan ilmuwan, cendekiawan, intelektual,
sarjana, saintis, dan lain-lain. Selain dalam Alquran kata ulama juga terdapat
dalam hadits Rasulullah dalam kalimat:
العلماء
ورثة الانبياء
al-‘ulama
waratsatul anbiya (ulama itu pewaris para nabi).
Ada
banyak predikat yang disandang oleh ulama, yaitu siraj al-ummah (lampu umat),
manar al-bilad (menara/mercusuar negara), qiwan al-ummah (pilar umat),
manabi’al-hikam (sumber-sumber kebijaksanaan).
Sumber : https://khazanah.republika.co.id/
Comments
Post a Comment