User Centered Design
Aspek
pembangunan user-centered melibatkan
pengguna dalam proses pembangunan sistem. Keterlibatan pengguna (user) dalam desain bermacam-macam, ada
yang terlibat secara penuh ada juga yang sebagian. Jika pengguna terlibat
secara penuh pada keseluruhan proyek, maka
ketika mereka menggunakan sistem mereka akan sangat familiar dengan sistem.
Jika pengguna terlibat sebagian dia akan memberikan masukan yang konsisten
dalam pembangunan sistem dan akan bekerja sama dengan pengguna lain dalam
konsistensi keinginan pengguna, misalnya untuk pengguna yang satu terlibat
dalam 6 bulan waktu proyek, setelah itu digantikan orang lain. (Gould dan Lewis, 1985)
dalam (Preece, Rogers, & Sharp, 2002)
menyatakan bahwa ada 3 (tiga) prinsip agar berguna dan mudah dalam menggunakan
sistem komputer diantaranya
:
- Fokus pada pengguna dan tugas yang dilakukan pengguna. Hal ini berarti pemahaman mengenai siapa penguna harus secara langsung dipelajari karakteristik pengguna dari aspek kognitif, perilaku, antropomorfik, dan sikap.
- Pengukuran empiris. Pada awal pembangunan sistem, reaksi dan kinerja pengguna dibuat, diamati, direkam, diukur dan dianalisis, lalu dimasukkan kedalam dokumentasi.
- Perancangan iteratif. Ketika permasalahan ditemukan dalam pengujian, maka lakukan lagi perbaikan lalu pengujian lagi danseterusnya dilakukan dengan perulangan “desain, pengujian, pengukuran dan desain ulang”.
Hal
terpenting dalam perancangan sistem yang berkonsentrasi pada pengguna harus
memikirkan : Tugas (task) dan sasaran
(goal) pengguna merupakan faktor
pendorong terbesar dalam pembangunan sistem,
perilaku pengguna dipelajari sebagai dukungan ketika
mereka mengerjakan tugas mereka,
masukan pengguna dari
awal sampai akhir dengan serius ditanggapi oleh perancang sistem, semua keputusan diambil dalam konteks
pengguna, pekerjaan dan lingkungannya (Preece, Rogers, & Sharp, 2002).
Usability
(Kegunaan)
Usability
didefinisikan sebagai kemampuan sistem agar dapat digunakan dengan mudah dan
efektif untuk memenuhi tugas-tugas mereka dan kualitas sistem yang dapat
diterima oleh pengguna (Phang, Kankanhalli, & Sabherwal, October
2009). Dari definisi tersebut,
pembahasan usability menjadi penting karena berhubungan dengan penerimaan
pengguna terhadap sistem yang digunakan. Suatu sistem dikatakan memiliki usability tinggi jika memenuhi kriteria
berikut (Phang, Kankanhalli, & Sabherwal, October
2009) :
- Easy of use (mudah digunakan), yang berarti ketika mengerjakan langkah yang ditetapkan akan dilakukan tanpa beban.
- Reliability (handal), yang berarti bahwa sistem yang ada stabil (stable), tahan (robust), dan selalu ada (available) kapanpun dibutuhkan.
- Knowledge tracking fulfillment (pemenuhan pelacakan pengetahuan), yang berarti bahwa ketika agent, misalnya user membutuhkan sesuatu selalu terpenuhi.
Usability
dapat diukur dari 3 hal yaitu efektifitas, efisiensi, dan kepuasan (Frokjaer,
Hertzum, & Hornbaek, 2000).
- Efektifitas. Membahas mengenai akurasi dan kelengkapan dalam sasaran yang ingin didapatkan oleh pengguna. Indikator efektifitas didapatkan dari kualitas solusi dan rata-rata error.
- Efisiensi. Berhubungan dengan akursi dan kelengkapan dalam sasaran yang ingin dicapai pengguna serta sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapainya. Indikator efisiensi termasuk waktu penyelesaian tugas (task completion time) dan waktu belajar (learning time).
- Kepuasan. Kepuasan berarti bahwa pengguna merasa nyaman dan memiliki sikap positif terhadap sistem yang dibuat.
Comments
Post a Comment