Valentine's Day
Sejarah hari kasih sayang alias Valentine’s
Day yang dirayakan sebagian masyarakat kita, termasuk (yang mengaku) beragama
Islam, sangat tidak jelas. Beberapa sejarawan mengaitkan hari kasih sayang
dengan gereja Kristen awal atau tradisi Romawi kuno. Kalau dilihat dari nama ‘Valentine’
atau ‘Valentinus’ yang sangat Kristen, masa tersebut juga terdapat paling
sedikit 3 santo (orang suci) yang bernama sama. Ada yang menyebutkan bahwa
Santo Valentine adalah pahlawan Kristen yang menyelamatkan umat dari kekejaman
Romawi. Yang lebih menarik adalah ada sejarawan yang menyebutkan hari kasih
sayang di bulan Februari adalah ‘Kristenisasi’ dari tradisi pagan kuno (umat
kafir menurut Kristen) merayakan Lupercalia, tradisi yang memuja Faunus, dewa
pertanian menurut tradisi Romawi kuno. Lho jadi apa hubungannya dengan orang
Islam merayakan hari kasih sayang ? jelas tidak ada !
Islam telah memerintahkan
umatnya untuk berkasih sayang dengan istri. Jadi untuk apa umat Islam merayakan
hari valentine yang jatuh setiap tanggal 14 Februari. Wakil Seketaris Jenderal (Wasekjen)
MUI, Tengku Zulkarnain mengatakan kasih sayang di dalam Islam dilakukan setiap
saat. “Jadi ngapain, untuk apa, Islam menyuruh menyayangi istri. Justru dengan
istri kita harus berkasih sayang sampai mati,” kata beliau. Zulkarnain
menuturkan hari valentine diidentikan dengan kumpul-kumpul bersama sepasang
kekasih yang bukan muhrimnya. Padahal mereka yang merayakannya kebanyakan belum
menikah, dan menjurus ke arah perzinahan. Di
dalam Islam, berkasih sayang dengan istri diatur di dalam Alquran surat Ar rum
ayat 21 : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berfikir”.
Hadist yang diriwayat
Jarir bin Abdullah ia berkata: “Rasulullah bersabda
Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya” (HR.Muslim). Dari Abu Huroiroh
Rodhiyallohu ‘anhu : “Aqro’ bin Harits
pernah melihat Nabi Muhammad
SAW sedang mencium
Hasan. Dia (Aqro’ bin Harits) lalu berkata: Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh
orang anak namun aku tidak pernah mencium satupun dari mereka. Kemudian
Rosululloh SAW bersabda: “Sesungguhnya barang siapa yang tidak menyayangi
maka dia tidak akan disayangi“. (HR.Muslim).
Comments
Post a Comment