Novel
Jepang karangan Miyuki Miyabe ini mempunyai judul asli “Kansha”, diterjemahkan
menjadi “All She Was Worth” untuk versi bahasa Inggris dan “Melacak Jejak”
untuk versi bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Gramedia. Novel crime-thriller
ini bercerita tentang Detektif Tokyo Metropolitan Police bernama Shunsuke
Honma, yang terpaksa cuti karena insiden penangkapan penjahat berpistol yang
mengakibatkan lututnya cedera karena tertembak. Honma disewa oleh keponakannya, bankir Juni
Kurisaka, untuk melacak tunangannya, gadis cantik bernama Shoko Sekine dan yang
menghilang dari hidupnya setelah ia menemukan sejarah kartu kreditnya ternyata dinodai
oleh kebangkrutan.
Honma,
detektif duda beranak satu, menyelidiki keadaan sang gadis, dan menemukan bukti
bahwa nama "Shoko Sekine" bukan milik tunangan Jun dan ada petunjuk
bahwa sang tunangan bukan hanya mengambil nama, tapi juga menghilangkan pemilik
nama alias membunuhnya ... Honma pergi ke penjuru Jepang untuk mencari petunjuk mengenai Shoko Sekine dan wanita yang mengambil identitasnya. Dalam
penyelidikannya, Honma menemukan bahwa ekonomi berbasis kredit di Jepang,
ditambah dengan sistem negara untuk identifikasi keluarga, memiliki efek
samping yang tidak diinginkan pada kehidupan orang biasa. Bagaimana
konsumerisme masyarakat Jepang, dibantu dengan kemudahan belanja dengan kartu
kredit dapat berakibat fatal, bukan hanya hutang menumpuk, keluarga pecah,
meminjam uang ke lintah darat yang malah semakin memperburuk keadaan karena
bunga pinjaman gila-gilaan (termasuk melibatkan yakuza sebagai debt collector) sehingga tidak aneh jika ada orang yang melakukan
apapun untuk keluar dari masalah ini … termasuk membunuh!
Novel
ini enak dibaca, penelurusan Honma yang banyak mendapat bantuan dari Funaki,
teman polisinya, Isaka sang pengelola apartemen sekaligus pengurus rumah dan kadang-kadang mengasuh Makoto (anak Honma)
serta Tamotsu Honda, teman Shoko Sekine sejak kecil. Cara penulis menjelaskan
penyelidikan Honma, mengumpulkan bukti demi bukti, pengetahuan mengenai sistem
kredit, sistem kependudukan, dan hukum di Jepang secara garis besar tidak
membosankan malah cenderung menambah pengetahuan. Alur cerita cenderung datar (penulis
pintar menyimpan kejutan hampir di setiap akhir sub bab yang membuat pembaca penasaran),
ini bukan novel action tapi lebih ke penggambaran uletnya Honma dengan lutut
yang masih cedera, tanpa lencana polisi, berkelana mengumpulkan informasi dan
bukti. Informasi dan bukti yang akhirnya dapat memperlihatkan bahwa wanita yang
terpojok oleh kejaran hutang dapat melakukan perbuatan yang sangat cerdas
sekaligus sangat kejam terhadap orang lain. Novel yang sangat saya sarankan
untuk penggemar misteri atau crime-thriller!
Comments
Post a Comment