Maarif Institute merilis
penelitian soal Indeks Kota Islami (IKI) menempatkan Yogyakarta, Bandung dan
Denpasar sebagai kota dengan indeks Islami tertinggi yang masing-masing
mencatatkan angka sama yaitu 80,64. "Islami ini memang bisa diperdebatkan.
Tapi dengan tiga tolok ukur Islaminya kota yaitu aman, sejahtera, dan bahagia
bisa menjadi fakta yang menarik," kata Direktur Riset Maarif Institute
Ahmad Imam Mujadid Rais dalam paparan IKI di Jakarta, Selasa (17/5).
Rais membagi tiga
tolok ukur pada beberapa poin seperti kategori kota aman diukur dari indikator
kebebasan beragama dan berkeyakinan, perlindungan hukum, kepemimpinan,
pemenuhan hak politik perempuan, hak anak, dan hak difabel. Selanjutnya
indikator sejahtera diukur dari pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan
kesehatan. Semantara tolok ukur bahagia diukur dari indikator berbagi dan
kesetiakawanan serta harmoni dengan alam.
Dia mengatakan
Denpasar memang kota minoritas Muslim tetapi dengan tiga tolok ukur IKI membuat
kota berpenduduk mayoritas Hindhu ini menempati urutan teratas kota paling
Islami bersanding dengan Yogyakarta dan Bandung. Di urutan empat, Bengkulu
mencatatkan IKI sebesar 78,40 diikuti Pontianak (78,14), Serang (77,82), Metro
(77,50) Semarang (75,58), Palembang (74,36) dan Malang (73,72).
Jumlah sampel kota
dalam penelitian berdasarkan pertimbangan penelitian, yaitu kota tersebut
merupakan ibu kota dari provinsi dan atau merupakan kota utama. Total sampel
adalah 29 kota di Indonesia di antaranya Banda Aceh, Padang, Padang Panjang,
Jambi, Palembang, Bengkulu, Metro, Pangkal Pinang, Batam dan Tasikmalaya. Selanjutnya
ada kota Solo, Salatiga, Semarang, Yogyakarta, Malang, Tangerang, Serang,
Mataram, Kupang, Pontianak, Banjarmasin, Manado, Palu, Makassar, Ambon,
Jayapura, Bandung, Surabaya, dan Denpasar.
Dari penelitian IKI ini, Rais menyebutkan, didapati bahwa kota yang
telah menerapkan peraturan daerah syariah justru mendapatkan skor terendah
sebagai kota Islami. Bahkan, tidak masuk dalam peringkat 10
besar. "Pemberlakuan regulasi berbasis syariah di beberapa kota tidak
menjamin kota tersebut lebih tinggi tingkat keislamiannya dibanding yang tidak
menerapkan," kata Rais dalam acara Peluncuran Indeks Kota Islami (IKI). Sementara itu, kota yang paling rendah nilai indeks
kota Islaminya adalah Makassar dengan skor 51,28. Kemudian, disusul kota Padang
sebagai kota peringkat kedua terendah nilai indeks kota Islaminya yaitu 58,37.
Jakarta tidak
masuk dalam sampel penelitian karena bukan termasuk kota dengan bupati atau
wali kota yang memegang kendali kebijakan. Pemegang kendali kebijakan Jakarta
ada di tingkat gubernur atau di tataran provinsi sehingga bupati atau wali kota
hanya mengikuti kebijakan dari gubernur.
Comments
Post a Comment