Copyright (c) Randy Glassbergen |
Janji
adalah perkataan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat
sesuatu. Pengakuan yang mengikat diri sendiri terhadap ketentuan yang harus
ditepati atau dipenuhi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dalam Islam, janji akan
dimintai pertanggungjawaban. Firman Allah SWT: "Sesungguhnya janji itu
pasti diminta pertanggung jawabannya. (QS al-Isra: 34). Sebuah hadis riwayat
Imam Bukhari dan Imam Muslim menyatakan:"Barang siapa yang tidak menepati
janji seorang Muslim maka dia mendapatkan laknat Allah, malaikat, dan seluruh
manusia. Tidak diterima darinya tobat dan tebusan."
Pada
masa sekarang, janji sering digunakan sebagai bumbu pergaulan.Kalangan
pengusaha yang bertransaksi, politisi yang sedang berkampanye, bahkan orang tua
ketika membujuk anaknya sering melontarkan janji-janji manis. Ada yang
konsisten dengan janjinya dan berupaya memenuhi. Namun, tidak sedikit yang
ingkar dan menganggap hanya senda gurau. Mereka mengabaikan sabda Rasulullah
SAW yang mengatakan janji adalah utang. Juga mengabaikan perintah Allah SWT
yang telah mengingatkan janji itu harus ditepati karena akan dimintai
pertanggungjawaban.
Banyak
manfaat berharga bagi manusia yang selalu menepati janjinya, baik di dunia
maupun di akhirat. Manfaat di dunia berupa hubungan sosial yang lebih baik,
memperbesar kepercayaan orang lain, yang akan memperluas pahala kebaikan dan
kebajikan antarsesama manusia. Sedangkan, manfaat untuk kehidup an akhirat,
Allah akan menggolongkan orang-orang yang memenuhi janji ke dalam golongan
orang yang bertakwa. (QS Ali Imran: 76). Menepati janji juga dapat menjadi
penyebab dihapusnya dosa kita dan memasukkan kita ke surga (QS al- Baqarah:
40). Menurut Ibnu Jarir, penulis tafsir Jami'ul Bayan, Allah SAW menjanjikan
kepada orang-orang yang memenuhi janji akan memasukkan mereka ke surga-Nya. Memenuhi
janji merupakan target dan prioritas terpenting dalam kehidupan kita. Sebagai
orang tua, wajib memenuhi janji kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan
yang baik dan benar, membimbing mereka ke kehidupan yang jujur dan lurus,
mengenal adab tata krama sopan santun, melindungi dari bahaya pergaulan. Sebagai politisi, kita wajib memenuhi janji kepada
konstituen dan para pemberi suara yang telah menjadikan kita wakil rakyat, atau
pemimpin di berbagai tingkatan. Janganlah menganggap janji itu hanya sebagai
pemanis bibir belaka, hanya sebagai umpan di kail berkait untuk menarik ikan
belaka."Sesungguhnya Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya.(QS Ali
Imran: 194).
Sumber
: republika.co.id
Comments
Post a Comment