Spirit
Idul Adha
Paling
tidak, ada dua hal penting terkait Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijah, yang insya
Allah jatuh pada Ahad, 11 Agustus 2019. Kedua hal penting tersebut memiliki
makna, semangat, dan spirit yang sama, meskipun dengan tekanan utama yang
berbeda. Yaitu, semangat pengabdian dan ketaatan kepada Allah SWT serta
semangat berkurban untuk mendekat kan diri kepada-Nya dan sesama manusia. Pertama,
ibadah haji. Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima. Haji adalah ibadah yang
menggambarkan ketundukan yang absolut kepada perintah Allah SWT disertai
keikhlasan yang tinggi kepada-Nya. Allah SWT berfirman dalam surah al-Baqarah
[2] ayat 196, "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah
...." Ketundukan dan keikhlasan dalam melaksanakan perintah-Nya merupakan
kunci utama untuk meraih Al-Falah, yakni kemenangan dan kesuksesan dalam
kehidupan di dunia dan akhirat nanti. "Sesungguhnya ucapan orang-orang
yang beriman, ketika diajak kepada ketentuan Allah dan Rasul-Nya agar Rasul
menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, 'Kami mendengar dan kami
taat'. Dan mereka itulah orang orang yang akan mendapatkan kesuksesan" (QS
an-Nur [24]: 51).
Ketundukan
dan keihlasan ini akan melahirkan sikap amanah, jujur, dan bertanggung jawab
yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Bahkan, sikap amanah merupakan ciri utama orang yang beriman. Tidak ada iman
tanpa amanah. Dan tidak ada agama tanpa dilandasi sikap bertanggung jawab.
Predikat mabrur yang melekat pada jamaah haji sangat terkait dengan kesalehan
individual dan sosial. Kedua, ibadah penyembelihan hewan kurban. Ibadah kurban
mengandung makna qoruba yaqrubu
qurbaanan. Artinya, dekat dan mendekatkan diri. Dekat dengan Allah serta terus
berusaha melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Orang
yang dekat dengan-Nya akan selalu istiqamah dan optimistis dalam menghadapi dan
menatap kehidupan, meskipun menghadapi berbagai macam godaan dan tantangan.
Kedekatan dengan sesama manusia akan selalu berusaha memberikan kebaikan dan
kemanfaatan kepada mereka.
Mencintai
anak anak yatim, menolong orang orang yang fakir dan miskin. Jadilah ia menjadi
manusia yang paling baik sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Sebaik-baiknya
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." Spirit kepatuhan
dan kedekatan itulah yang tampak secara nyata pada pribadi Nabi Ibrahim AS.
Itulah sebabnya, ia diberikan gelar Khalilullah dan Khalilur Rahman (kekasih
Allah, Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang). Dan spirit itulah yang harus
masuk kedalam diri kaum Muslimin, para pengurban, dan terlebih bagi para jamaah
haji yang sedang melaksanakan rukun Islam kelima. Semoga semua amal ibadah kita
diterima Allah SWT. Aamiin.
Sumber
: khazanah.republika.co.id
Oleh
: Prof KH Didin Hafidhuddin
|
Menjelang shalat Idul Adha, 11 Agustus 2019 di Cisitu Lama, Bandung |
|
Khusyu mendengarkan khutbah |
|
Otw pulang, beres shalat |
|
Pelaksanaan kurban di RW 14 Margahayu Raya, jalan Pluto Raya |
|
Hewan kurban yang sudah dipotong dibawa ke Mesjid Al Munajah untuk dikuliti dan dipotong |
|
Giliran ibu-ibu beraksi, memotong-motong daging + jeroan, dibagi dan dibungkus, siap dibagikan |
|
... kerja keras, tetap senyum, tetap semangat ! |
|
.... selfie dulu nih |
|
Shalat Dhuhur di Mesjid Al Munajah |
|
Happy Birtday for My Little Brother ... God Bless You ! |
Comments
Post a Comment