Fakultas Teknik Universitas Pasundan - Kampus Setiabudi Bandung |
Ilham tulisan ini adalah pengalaman selama mengajar di TIF
Unpas dan tausiah dari seorang ulama mengenai jama’ah pengajiannya yang
kebetulan saya dengar di Mesjid Agung Trans Studio Bandung, hari Minggu 25
Agustus 2019. Tulisan ini dimuat dengan maksud untuk memperbaiki proses belajar
mengajar di perkuliahan, meningkatkan kualitas pembelajaran baik untuk
mahasiswa dan juga dosen pengajar. Kategori mahasiswa yang menghadiri kuliah,
kurang lebih dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu A yang berarti Aneh,
B yang berarti Bageur dan C yang berarti Cilaka. Pertama, mahasiswa kategori A alias
Aneh. Mahasiswa kategori ini disebut aneh karena perilaku di kelas tidak
seperti sedang belajar, ciri-cirinya : biasanya duduk paling belakang (tujuan
masuk kelas bukan untuk belajar tetapi sembunyi dari dosen, malas terlibat
dalam proses pembelajaran), gagal fokus (baru 15 atau 20 menit kuliah sudah mulai
ngantuk, merasa tidak nyaman, mulai tengok kiri kanan atau lebih parah mulai
main smartphone), tidak ada persiapan (telat hadir, tidak sarapan, tidak baca
dulu materi yang sudah dipelajari atau akan dipelajari, lupa bawa buku atau
alat tulis atau laptop … atau lebih parah, lupa mengerjakan tugas), sulit gaul
(tidak punya sahabat di kelas yang bisa diajak belajar bersama atau
mengingatkan jika ada informasi kuliah) dan mahasiswa merasa salah jurusan (aneh
kan ? masa milih jurusan kuliah seperti main tebak-tebakan ?). Mahasiswa
seperti ini akan sulit mendapat nilai bagus dan berprestasi, meskipun setiap
kuliah hadir tetap tidak banyak menghasilkan manfaat.
Kedua,
mahasiswa kategori C alias Cilaka. Mahasiswa jenis ini sebenarnya mahasiswa
berotak lumayan encer hanya sayangnya punya tabiat sombong. Mahasiswa yang
menganggap proses perkuliahan tidak penting karena yang diajarkan oleh dosen
semuanya sudah bisa, semuanya sudah tahu. Bertanya ke dosen bukan untuk
memperkaya pengetahuan tetapi untuk menguji kepintaran dosennya. Sulit
bekerjasama dengan sesama mahasiswa karena merasa dirinya paling pintar, yang
lain goblok semua, tidak bisa menerima pendapat atau usulan teman …
ujung-ujungnya akan sulit mendapat sahabat atau sekutu di kampus. Tabiat sombong
yang membawa cilaka, bukan hanya pada saat kuliah tetapi juga pada saat
bersaing kelak di pasar kerja setelah lulus. Mahasiswa tipe ini akan sulit
masuk ke ‘network pertemanan’ yang akan sangat berguna nantinya.
Terakhir,
mahasiswa kategori B alias Bageur. Mahasiswa ini disebut bageur (baik) karena
mengikuti kuliah dengan dasar ikhlas. Mahasiswa yang menganggap bahwa kuliah
itu adalah hak (karena sudah bayar SPP misalnya), kuliah itu adalah proses yang
penting dalam pengembangan keilmuan dan, ini yang paling penting, kuliah itu
termasuk ibadah (Insya Allah akan mendapat pahala). Mahasiswa akan jauh dari su’udzon
(prasangka buruk) terhadap dosen, menganggap dosen sebagai pengganti orang tua
di kampus dan belajar adalah investasi kesuksesan di masa depan. Pengajaran,
diskusi, praktek dan pengerjaan tugas didasari kesadaran akan manfaat peningkatan
kualitas keilmuan dalam mencapai potensi terbaik untuk setiap mahasiswa.
Mahasiswa seperti ini dijamin tidak akan menemui banyak kesulitan dalam kuliah,
memiliki persentasi kemungkinan sukses yang tinggi dalam persaingan kerja, karir
dan, terutama dalam hidup. Mahasiswa kategori C akan mudah adaptasi dalam
kehidupan kampus dan mengamalkan ‘adult learning’ (gaya belajar orang dewasa,
yang belajar karena ilmu bukan karena terpaksa atau disuruh dosen).
Nah,
pertanyaan besarnya adalah : anda termasuk mahasiswa kategori mana ?
Mahasiswa Angkatan 2018 TIF Unpas sedang mengikuti Workshop Basis Data, 16 & 18 Juli 2019 |
Comments
Post a Comment