Kebanyakan kita terkalahkan oleh hawa nafsu, bahkan selalu merasa kurang dan bermental miskin. Rasulullah SAW bersabda, "Andai Bani Adam memiliki dua lembah yang penuh dengan harta, maka dia akan mencari lembah yang ketiga. Dan, tidak ada yang bisa memenuhi perut bani Adam kecuali tanah (yaitu kematian)" (HR Bukhari dan Muslim). Semua rezeki bersumber dari Allah SWT. Terkadang, Allah luaskan rezeki kepada seseorang, terkadang Allah sempitkan. Tugas kita adalah menerima semua putusan Allah dengan sabar, syukur, dan qanaah (merasa cukup) dengan apa yang Allah karuniakan. Namun, kebanyakan kita terkalahkan oleh hawa nafsu sehingga merasa tidak pernah cukup, bahkan selalu merasa kurang dan bermental miskin. Demikianlah umumnya manusia, betapa pun banyak yang Allah berikan, terasa kurang dan tidak pernah cukup. Sudah sepatutnya kita mampu mengenali penyebab yang merasuki diri selalu merasa berkekurangan dan bermental miskin sehingga dengannya itu kita mampu menjadi hamba-Nya yang sabar, bersyukur, dan qanaah.
Pertama, ambisi mencari dunia, bukan
akhirat. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa ambisi terbesarnya adalah
dunia, maka Allah akan cerai-beraikan urusannya, Allah jadikan kefakiran di
depan matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali sesuai apa yang telah
ditetapkan baginya." "Barang siapa yang ambisi terbesarnya adalah
akhirat, Allah akan memudahkan urusannya, Allah jadikan kekayaan di hatinya,
dan dunia akan mendatanginya dalam ia tidak menyangkanya" (HR Ahmad). Kedua,
karena jahil terhadap ilmu agama. Ilmu membuat pemiliknya jauh dari cinta dunia
dan sadar bahwa akhirat adalah tujuan. (QS al Qashash: 79-80). Rasulullah SAW
bersabda, "Bukanlah kekayaan itu adalah banyaknya harta benda, tetapi
kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati" (HR Muslim). Ketiga, kurang
bergaul dengan orang miskin. Rasulullah SAW bersabda: "Lihatlah orang yang
berada di bawah kamu, dan jangan lihat orang yang berada di atas kamu, karena
dengan begitu kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada
kamu" (HR Bukhari-Muslim).
Keempat, kurang mensyukuri nikmat
yang kecil. Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang tidak mensyukuri yang
sedikit, ia tidak akan bersyukur pada nikmat yang banyak" (HR Ahmad). Kelima,
hati yang sakit dan mati. Rasulullah SAW bersabda kepada Abu Dzar: "Apakah
kalian menyangka kefakiran itu adalah kekurangan harta?" Abu Dzar
menjawab: "Iya wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Sesungguhnya
kekayaan hakiki itulah kekayaan hati dan kefakiran itu adalah kefakiran hati"
(HR Ibnu Hibban). Keenam, kurang ibadah. Rasulullah SAW bersabda: Allah Azza wa
Jalla berfirman: "Wahai manusia! Habiskan waktumu untuk beribadah
kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kecukupan dan akan Aku tutup
kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukannya, akan Aku penuhi kedua tanganmu
dengan kesibukan dan Aku tidak akan tutup kefakiranmu” (HR at Tirmidzi). Ketujuh,
jarang berdoa. Padahal, Rasulullah mengajarkan banyak doa-doa agar terhindar
dari kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran,
Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur, tidak ada sesembahan yang
haq kecuali Engkau (HR Abu Daud). Wallahu a’lam.
Oleh : Ahmad Agus Fitriawan
Sumber : https://www.republika.id/
Comments
Post a Comment