Setiap orang mungkin pernah merasakan
emosi dan marah. Perasaan ini normal terjadi apalagi ketika seseorang
dihadapkan dengan persoalan hidup yang kompleks dan berat. Namun yang
terpenting adalah bukan soal masalah yang dihadapi, tapi bagaimana sikap kita dalam
menanggapi persoalan tersebut. Lalu bagaimana sih cara mengatasi marah dalam
Islam ? Marah adalah salah satu emosi normal yang ada di dalam diri manusia.
Sama seperti cemas, stres, marah juga sebenarnya bisa dikendalikan agar
output-nya tidak menimbulkan dampak buruk. Oleh karena itu, jangan anggap remeh
soal bagaimana caranya mengatasi marah dalam Islam. Emosi atau marah bisa juga
diartikan sebagai ketegangan jiwa yang muncul akibat penolakan terhadap apa
yang tidak diinginkan. Secara psikologis, marah bisa berdampak negatif pada
jantung karena meningkatnya hormon adrenalin yang akan memengaruhi kecepatan
detak jantung dan menambah penggunaan oksigen. Bahkan, menurut hasil penelitian
modern, emosi atau marah yang berulang-ulang bisa memperpendek umur karena
diserang berbagai penyakit kejiwaan dan penyakit jasmani.
Berbicara marah dalam Islam, seorang muslim pasti akan mencari contoh terbaik dalam melakukannya. Siapa lagi yang patut menjadi tauladan umat Islam kalau bukan Rasulullah ﷺ. Bagaimana cara beliau ﷺ mengatur emosi disebutkan dalam sebuah kisah. Saat itu Rasulullah ﷺ sedang berjalan bersama Anas ra, tiba-tiba ada seorang Badui mengejar dan serta merta menarik serbannya dengan keras. Anas berkata, “Aku melihat bekas tarikan serban kasar itu pada leher Rasul.” Lalu Badui berkata, “Wahai Muhammad, berilah aku dari harta Allah yang ada padamu.” Bukannya marah, Rasulullah ﷺ hanya menoleh sambil tersenyum lalu memerintahkan sahabat agar memberikan harta cukup banyak kepada orang badui tersebut. Sikap Rasulullah ﷺ ini menggambarkan betapa hebatnya kemampuan beliau dalam mengendalikan emosi. Beliau disakiti, dihinakan di depan orang, dan dimintai sedekah secara paksa, tetapi beliau tidak marah. Inilah seharusnya bagaimana cara mengatasi marah dalam Islam. Secara medis, kebiasaan menanggapi sesuatu dengan marah adalah bisa dampak negatif untuk kesehatan Ada beberapa penyakit yang bisa menjangkit orang yang gemar marah.
Dampak buruk marah dalam Islam yang
pertama adalah bisa menyebabkan
seseorang mudah jatuh sakit. Mengapa demikian ?
Para ilmuwan di Universitas Harvard menemukan pada orang sehat, bahwa
hanya meminta mereka untuk mengingat pengalaman marah dari masa lalu, dapat
menyebabkan penurunan selama enam jam dalam kadar antibodi imunoglobulin A,
yaitu garis pertahanan pertama sel melawan infeksi.
Memperburuk Kecemasan
Gangguan kecemasan berbanding lurus
dengan sikap marah. Studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam jurnal Cognitive
Behavior Therapy menemukan, emosi marah dapat memperburuk gejala gangguan
kecemasan umum, suatu kondisi yang ditandai dengan kekhawatiran berlebihan dan
tidak terkendali yang mengganggu kehidupan sehari-hari pengidapnya. Marah juga
berhubungan langsung dengan salah satu organ tubuh yang paling penting. Ya,
marah-marah dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung ! Marah-marah dapat
memicu perubahan fisiologis yang memengaruhi darah, sehingga dapat meningkatkan
risiko serangan jantung atau masalah terkait untuk sementara. Dilansir dari
Harvard Health Publishing, penelitian menunjukkan bahwa dalam dua jam setelah
ledakan amarah, seseorang berisiko lebih tinggi mengalami nyeri dada (angina),
serangan jantung, atau risiko irama jantung. Penyebabnya adalah keluarnya
hormon stres seperti adrenalin yang membuat jantung berdetak lebih cepat dan
tekanan darah naik. Kemarahan juga membuat darah kamu lebih mungkin menggumpal,
yang sangat berbahaya bila arteri kamu menyempit oleh plak yang mengandung
kolesterol.
Meningkatkan Risiko Stroke
Penyakit serius akibat kebiasaan
marah-marah lainnya adalah stroke. Ledakan amarah menyebabkan bekuan darah ke
otak atau pendarahan di dalam otak naik menjadi lebih tinggi. Bagi orang yang
sudah memiliki aneurisma di salah satu arteri otak, risiko aneurisma untuk
pecah menjadi enam kali lebih tinggi setelah ledakan amarah.
Menyebabkan Depresi
Orang yang mengalami depresi sering
menunjukkan kemarahan pasif, yaitu cenderung menyimpan amarah mereka daripada
mengambil tindakan. Orang seperti ini dianjurkan untuk menyibukkan diri dan
berhenti berpikir terlalu banyak. Banyak aktivitas yang bisa menjadi obat untuk
mengatasi kemarahan seperti joging, bersepeda, main bola, menulis, dll.
Mengendalikan Marah dalam Islam
Berwudu
Allah SWT menyukai orang-orang yang
dapat menahan amarahnya. Dengan demikian maka kita haruslah dapat menahan
amarah. Tips pertama menahan marah dalam Islam yaitu dengan berwudu. Air wudhu
pun dapat menenangkan dan memadamkan api kemarahan di hati agar tidak meledak
dan melukai diri sendiri maupun orang lain. “Sesungguhnya amarah itu dari setan
dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang
dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud, no. 4784. Al-Hafizh Abu
Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Perbanyak zikir dan mohon
perlindungan Allah SWT
Tips menahan marah dalam Islam
selanjutnya adalah dengan memperbanyak zikir kepada Allah SWT seperti membaca
istighfar, takbir, tahmid, dll. Zikir bukan hanya dibaca selepas shalat saja.
Zikir juga bisa dibaca di keadaan-keadaan tertentu seperti saat seseorang
marah. Sumber terjadinya marah dalam Islam yaitu disebabkan oleh setan maka
dengan begitu mohon perlindungan Allah SWT agar terhindar dari godaan setan,
caranya yaitu dengan banyak membaca Ta’awwudz.
Sulaiman bin Shurod radhiyallahu
‘anhu berkata,
كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ، فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ،
وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
” إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ “
“Pada suatu hari aku duduk
bersama-sama Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam sedang dua orang lelaki sedang
saling mengeluarkan kata-kata kotor satu dan lainnya. Salah seorang daripadanya
telah merah mukanya dan tegang pula urat lehernya. Lalu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya
dibaca tentu hilang rasa marahnya jika sekiranya ia mau membaca, ‘A’udzubillahi
minas-syaitani’ (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang
kemarahan yang dialaminya.” (HR Bukhari, no. 3282)
Jangan Bicara
Solusi selanjutnya menahan marah
dalam Islam adalah dengan diam, atau tidak bicara. Hal ini bisa menjadi solusi
untuk mengontrol emosi yang efektif. Saat ingin marah, tahanlah dan berhenti
berbicara. Jangan biarkan satu buah kata keluar dari mulut kamu. Dengan diam
berarti kamu sedang memberi waktu otak berpikir kembali untuk marah dan
membantu meredakan amarah.
Ada hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Ahmad,
وَ إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
“Jika salah seorang di antara kalian
marah, diamlah.” (HR. Ahmad, 1: 239. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa
sanad hadits ini hasan lighairihi)
Menjauh sejenak dari sekeliling
Tips menghindari marah dalam Islam
lainnya adala usahakan jangan berada di lingkungan dengan banyak orang. Selain
akan semakin memperparah rasa stres akibat amarah yang terjadi, juga akan
membuat kalian jadi melampiaskan kemarahan pada orang-orang di sekitar. Sebaiknya
hindari kerumunan dan menyendiri ke suatu tempat untuk sementara demi
menenangkan diri yang sedang emosi. Hal ini agar hati merasa rileks. Jangan
lupa untuk selalu berzikir dan memohon ampun Allah SWT.
Olahraga
Perasaan marah juga bisa disalurkan
dengan cara yang positif yaitu dengan melakukan olahraga. Selain menyehatkan,
berolahraga juga diketahui dapat meningkatkan hormon endorfin yang mampu memicu
kebahagiaan sehingga amarah bisa berangsur-angsur mereda. Dengan berolahraga,
kita bisa lebih mudah untuk mengontrol emosi dan amarah, sehingga tidak
merugikan diri sendiri juga orang di sekitar kalian. Dan yang paling penting,
menghindari marah dalam Islam ternyata bisa mendatangkan pahala yang besar.
Dari Mu’adz radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى
أَنْ يُنَفِّذهُ دَعَأهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنَ الْحُوْرِ مَا شَاءَ
“Barang siapa menahan amarahnya
padahal mampu meluapkannya, Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk
pada hari Kiamat untuk memberinya pilihan bidadari yang ia inginkan.” (HR. Abu
Daud, no. 4777; Ibnu Majah, no. 4186. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa
hadits ini sanadnya hasan)
Tarik Napas yang Dalam dan Lambat
Ketika Anda marah, napas Anda akan
lebih pendek-pendek dan cepat. Tarik napaslah yang dalam dan lambat dari hidung
dan keluarkan dari mulut untuk beberapa saat. Dengan menarik napas dalam dan
lambat, diharapkan kemarahan Anda dapat mereda. Ulangi hal ini hingga dada dan
hati merasa baikan sehingga pikiran pun menjadi dingin.
Tidur
Mungkin cara mengatasi marah dalam
Islam yang terakhir ini merupakan cara yang mempunyai dua keutamaan. Selain
bisa menghindari amarah, juga bisa membantu tubuh beristirahat. Ketika bangun
tidur, perasaan mungkin akan menjadi lebih baik dan badan pun juga menjadi
segar, sehingga mood pun bisa lebih baik. Itulah pembahasan seputar marah dalam
Islam dan bagaimana cara mengatasinya yang bisa Islampos sampaikan. Semoga
bermanfaat.
Sumber : https://www.islampos.com/
Comments
Post a Comment