Tata cara ziarah kubur ke makam orang
tua mungkin masih ada yang membingungkan bagi sejumlah muslim. Tata cara yang
tepat dalam berziarah ini sebetulnya dapat disandarkan pada sabda Rasulullah
SAW dalam sejumlah keterangan haditsnya. Saat mendatangi makam orang tuanya,
anak yang sholeh dan berbakti biasanya akan mendoakan kebaikan bagi orang
tuanya yang telah meninggal. Bacaan doa yang kemudian dapat menjadi amal
jariyah yang tidak akan terputus untuk orang tuanya.
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ
إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ
صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: "Jika seseorang
meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu):
sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh." (HR
Muslim)
Tidak hanya membaca doa, ada sejumlah
tata cara ziarah kubur lainnya yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Berikut tata cara selengkapnya yang dinukil dari buku Buku Pintar 50 Adab Islam
karya Arfiani.
1. Mengucapkan Salam pada Ahli Kubur
Tata cara yang pertama, para peziarah
disunnahkan mengucap salam kepada ahli kubur. Salam ini hendaknya dibaca dengan
menghadap pada arah wajah ahli kubur:
السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ
وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ
Bacaan latin: Assalamu'alaìkum dara
qaumìn mu'mìnîn wa atakum ma tu'adun ghadan mu'ajjalun, wa ìnna ìnsya-Allahu
bìkum lahìqun"
Artinya: "Assalamualaikum, hai
tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Allah yang
sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian."
2. Membaca Istighfar
أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي
لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Bacaan latin: "Astaghfirullah
hal adzim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyumu wa atubu ilaihi."
Artinya: "Aku mohon ampun kepada
Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha
Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepadaNya."
3. Membaca Doa dan Surat Pendek
Tata cara ziarah kubur selanjutnya
bagi peziarah adalah mendoakan sang ahli kubur. Menurut keterangan hadits,
Rasulullah pernah menziarahi kuburan sahabatnya dan memohon ampunan untuk
mereka. Dibolehkan untuk mengangkat tangan ketika berdoa dan disarankan untuk
menghadap kiblat. Kemudian diiringi dengan membaca surat pendek seperti, surat
Al Fatihah, surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas. Dengan membaca surat
pendek, orang yang hadir diharapkan mendapat pahala. Sementara bagi almarhum
atau almarhumah diharapkan akan mendapat rahmat.
4. Tidak Memakai Sandal di Kuburan
Saat berziarah disunnahkan untuk
tidak memakai alas kaki saat berjalan di atas kuburan. Hal ini bertujuan untuk
menghormati penghuni kuburan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
يَا صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ، أَلْقِ
سِبْتِيَّتَكَ! فَنَظَرَ الرَّجُلُ فَلَمَّا عَرَفَ رَسُوْلَ اللهِ، خَلَعَهُمَا فَرَمَى
بِهِمَا
Artinya: "Wahai orang yang
memakai sandal, celaka engkau, lepaslah sandalmu ! Lalu orang itu melihat dan
tatkala dia mengetahui (bahwa yang menegurnya adalah) Rasulullah SAW maka dia
melepas dan melempar sandalnya," (HR Abu Daud).
Pengecualian untuk tanah kuburan yang
bersifat panas, basah, dan sebagainya. Ada ketentuan keringanan untuk memakai
sandal.
5. Tidak Duduk dan Berjalan di Atas
Kuburan
Saat melakukan ziarah kubur,
Rasulullah SAW melarang peziarah untuk menduduki atau menginjak pusara kuburan.
Dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim, beliau bersabda:
لأنْ يَجْلِسَ أحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ،
فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أنْ يَجْلِسَ عَلَى
قَبْرٍ
Artinya: "Sungguh jika salah
seorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya dan
menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur." (HR
Muslim). Sementara itu, masih diperbolehkan bila berjalan di samping atau di
antara pusara-pusara kubur.
6. Boleh Menangis Selama Tidak
Berlebihan
Menangis saat melakukan ziarah kubur
diperbolehkan karena Rasulullah SAW pun pernah menangis ketika melakukan ziarah
kubur ibunya. Namun, hendaknya tidak berlebihan hingga meratap, meraung-raung,
atau menangis hingga merobek baju sendiri
7. Menyiram Air di Atas Kuburan
Kegiatan menyiram air di atas pusara
kuburan saat berziarah diperbolehkan. Berdasarkan salah satu hadits yang
berbunyi:
أن النبي ( صلى الله عليه وسلم ) رش على
قبر ابراهيم ابنه ووضع عليه حصباء
Artinya: "Sesungguhnya
Rasulullah SAW menyiram (air) di atas kubur Ibrahim, anaknya, dan meletakkan
kerikil di atasnya." (HR Abu Daud).
Amalan ziarah kubur sendiri memiliki
keutamaan bagi sang ahli kubur. Menurut Rasulullah SAW dalam hadits yang
dikisahkan Aisyah RA, ahli kubur yang diziarahi akan merasa senang bila
kerabatnya duduk hingga kerabatnya meninggalkan kuburan. Untuk itu, tata cara
ziarah kubur sesuai tuntunan Rasulullah SAW dalam haditsnya perlu diperhatikan
umat muslim. Hal ini agar kegiatan mengunjungi makamnya tidak hanya menjadi
amalan yang sia-sia.
Baca artikel detikedu, "7 Tata Cara Ziarah Kubur ke Makam Orang Tua Menurut Hadits" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6000112/7-tata-cara-ziarah-kubur-ke-makam-orang-tua-menurut-hadits.
Comments
Post a Comment