Para ahlul kitab dengan sengaja
menyembunyikan kebenaran yang diturunkan Allah SWT dalam kitab Taurat maupun
Injil. Mereka pun memutar balikan hukum dengan mengharamkan yang halal dan
menghalalkan yang haram. Pengurus Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat
Muhammadiyah yang juga Imam Besar Masjid Islamic Center Universitas Ahmad
Dahlan (UAD), Ustadz Nur Kholis, menjelaskan bahwa yang disembunyikan oleh para
ahlul kitab adalah tentang ciri-ciri kenabian dari Nabi Muhammad SAW. Menukil keterangan Ibnu Abbas dalam tafsir al
kabir, terdapat beberapa tokoh ahlul kitab salah satunya adalah Ka'ab bin
Asyraf yang menyembunyikan informasi yang sangat penting bagi umat manusia
yaini tentang ciri-ciri rasul terakhir yang telah digambarkan dalam Taurat dan
Injil. Ka'ab dan para pemimpin ahlul kitab lainnya sangat mengetahui bahwa Nabi
Muhammad SAW itu benar-benar nabi dan rasul terakhir. Sebagaimana ciri-cirinya
telah disebutkan dalam Taurat dan Injil. Akan tetapi mereka menyembunyikan
kebenaran itu dari setiap manusia. Menurut
Ustadz Nur Kholis para ahlul kitab mempunyai kepentingan duniawi sehingga
menyembunyikan kebenaran tentang kenabian Nabi Muhammad SAW. Sebab pada masa
lalu Ka’ab dan para tokoh ahlul kitab lainnya begitu sangat dihormati dan
dimuliakan. Para pengikutnya pun dengan senang hati memberikan berbagai hadiah.
Sehingga para ahlul kitab khawatir kebesaran mereka akan hilang bila
orang-orang mengetahui tentang nabi dan rasul terakhir sebagaimana dijelaskan
Taurat dan Injil. "Mereka merasa kehilangan pamornya, kepentingan duniawi
yang selama ini tercukupi dengan apa yang dihadirkan oleh umatnya itu nanti
bisa hilang. Maka mereka berupaya keras untuk menutupi identitas Nabi Muhammad
SAW sebagai nabi terakhir," kata Ustadz Nur Kholis saat mengisi kajian
tafsir surat Al Baqarah ayat 174-176:
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلَ
اللَّهُ مِنَ الْكِتَابِ وَيَشْتَرُونَ بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۙ أُولَٰئِكَ مَا يَأْكُلُونَ
فِي بُطُونِهِمْ إِلَّا النَّارَ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلَالَةَ
بِالْهُدَىٰ وَالْعَذَابَ بِالْمَغْفِرَةِ ۚ فَمَا أَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّارِ ذَٰلِكَ
بِأَنَّ اللَّهَ نَزَّلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِي
الْكِتَابِ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang
menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya
dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak
menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada
mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang
amat pedih.” “Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk
dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka!”
Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al Kitab dengan membawa
kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al
Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran).”
Ustadz Nur Kholis yang juga Dekan Fakultas Agama Islam UAD Yogyakarta mengatakan yang dilakukan Ka'ab bin Asyraf dan para ahlul kitab lainnya saat itu adalah penyembunyian kebenaran yang maha besar. “Mereka telah melakukan dua kejahatan yaini menyembunyikan ayat-ayat Allah SWT dan menyesatkan umat manusia,” kata dia dalam yang diselenggarakan Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Bantul, Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Sumber : https://www.republika.co.id
Comments
Post a Comment