Berlebih-lebihan dalam beragama
disebut dengan ghuluw (secara bahasa adalah menambahkan, meninggikan, dan
melampaui batas serta kadar ukuran yang biasa pada segala sesuatu, atau
berlebihan padanya) dan dilarang oleh Islam. Allah SWT bahkan tidak menyukai
tindakan tersebut. Larangan sikap ghuluw ini tercantum dalam salah satu hadits
Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh An Nasa'i dan Ibnu Majah.
"Jauhkan diri kalian dari berlebih-lebihan (ghuluw) dalam agama.
Sesungguhnya berlebih-lebihan dalam agama telah membinasakan orang-orang
sebelum kalian," (HR An Nasa'i & Ibnu Majah). Dalam Al-Qur'an pun
ghuluw tersemat pada surat An Nisa ayat 71, Allah SWT berfirman :
يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ
دِيْنِكُمْ وَلَا تَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الْحَقَّۗ
Artinya : "Wahai Ahli Kitab!
Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan
terhadap Allah kecuali yang benar,"
Berkaitan dengan itu, Prof.
Nasaruddin mengatakan bahwa beribadah yang melampaui batas akan menyiksa diri
seseorang. "Orang beribadah tapi melampaui batas, menyiksa diri,"
katanya dalam detikKultum detikcom pada Minggu (25/3/2023). Prof. Nasaruddin
mencontohkan sifat ghuluw yang dilakukan oleh sahabat Rasulullah SAW, seperti
tidak pernah makan siang karena berpuasa setiap hari, tidak pernah tidur malam
karena selalu melaksanakan salat, serta tidak menggauli sang istri. Hal
tersebut tentu dilarang. Memang sudah semestinya kita memberikan yang terbaik
kepada Allah SWT, namun dalam batas-batas yang wajar. Jangan sampai terjadi
pemaksaan dalam beribadah hingga melampaui batas. "Jadi mari kita beragama
secara wajar," lanjut Prof. Nasaruddin Umar. Di akhir, ia mengimbau para
umat muslim untuk tidak beribadah secara berlebihan. Sebab, hal itu dapat
merusak badan hingga menzalimi diri sendiri.
Oleh : Prof Nasaruddin Umar
Red : Anisa Rizki Febriani
Sumber : https://www.detik.com/hikmah/dakwah
Don bi lebay
ReplyDelete