Kopi
menjadi salah satu minuman yang populer di dunia. Selain itu, kopi juga
memiliki beragam jenis yang mana pada setiap jenis kopi tersebut memiliki
masing-masing keunikannya. Beberapa biji kopi memiliki karakteristik dan cita
rasa tersendiri yang menjadi daya tarik, mulai dari kopi yang manis, pahit,
hingga kopi yang beraroma. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa jenis kopi
yang populer di Indonesia dan di beberapa negara di dunia. Dikutip dari
Kompas.com (14/2/2022) ada 4 jenis kopi yang paling populer di dunia, berikut
di antaranya :
(1) Arabika
: kopi arabika saat ini tengah menguasasi hampir 60 persen pasar kopi di dunia.
Kopi jenis ini memiliki rasa yang ramah di mulut dibanding dengan kopi robusta.
Kopi arabika memiliki citarasa manis dan asam. Selain itu, kopi ini juga
memiliki lapisan rasa yang lebih kompleks dibanding robusta. Tanaman kopi
arabika cocok ditanam di dataran tinggi dengan curah hujan sedang dan dengan
intensitas sinar matahari yang cukup. Dari keempat jenis biji kopi, arabika
menjadi jenis kopi yang paling susah untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan
arabika tidak mau tumbuh subur jika lingkungan tumbuhnya tidak sesuai. Selain
itu, tanaman kopi arabika juga gampang terserang hama. Itulah sebabnya, jenis
kopi ini sebaiknya ditanam secara homogen. Ketika ditanam secara heterogen dan
hama merebak, hama yang ada bisa dalam sekejap merusak budidaya tanaman yang
lain.
(2) Robusta
: kopi robusta menjadi salah satu kopi yang populer di dunia, setelah kopi
arabika. Nama robusta diambil dari sifat kopi ini yang lebih "robust"
atau kokoh. Robusta bisa hidup di lingkungan yang lebih fleksibel dibanding
arabika. Jenis kopi ini lebih mudah untuk ditanam atau dibudidayakan dan lebih
kuat terhadap serangan hama. Namun, kepopuleran robusta masih berada di bawah
arabika karena kopi jenis ini tidak memiliki variasi rasa dan aroma layaknya
arabika. Kopi robusta lebih hitam dan lebih banyak mengandung kafein. Selain
itu, kopi robutsa juga memiliki citarasa yang lebih earthy flavor, yaitu
beraroma layaknya tanah sehabis hujan, alias tidak beraroma buah-buahan
layaknya arabika. Robusta banyak dicari oleh pencinta kopi yang memuja citarasa
kopi yang pahit mantap. Robusta jugalah jenis biji kopi yang paling cocok
diolah menjadi espresso.
(3) Liberika:
kopi liberika memiliki aroma dan cita
rasa yang unik. Janis kopi ini adalah gabungan antara citarasa aroma bunga,
buah, dan sedikit asap yang beraroma kayu. Meskipun belum sepopuler arabika dan
robusta, namun citarasa kopi liberika banyak diminati oleh para penggemarnya.
Tanaman kopi jenis ini bisa tumbuh lebih tinggi daripada kopi arabika dan
robusta. Selain itu, kopi liberika juga lebih kuat dalam hal bertahan hidup
dibanding dengan kopi arabika. Biji kopi liberika dapat hidup di tanah yang
bahkan kurang subur sekalipun. Liberika disebut berasal dari Liberia, meski
ditemukan juga tumbuh liar di bagian Afrika lainnya. Di Indonesia, liberika
banyak ditemukan di Jambi dan Bengkulu. Di Jambi, produksi liberika
terkonsentrasi di daerah Tanjung Jabung.
(4) Ekselsa
: industri kopi dunia didominasi oleh 70 persen arabika, 28 persen robusta, dan
sisanya adalah gabungan liberika dan ekselsa. Biji kopi ekselsa sering
disamakan dengan liberika. Hal ini karena kopi ekselsa juga bisa tumbuh di
lingkungan yang sama dengan liberika. Selain itu, jenis kopi ini juga memiliki
pohon yang bisa tumbuh tinggi seperti jenis kopi liberika. Meskipun begitu,
kopi ekselsa memiliki citarasa dan aroma yang sedikit berbeda dengan liberika.
Ekselsa memiliki citarasa cenderung ke buah-buahan.
Manfaat kopi bagi kesehatan, dilansir
dari laman resmi Pusat Medis Universitas Rush AS menjelaskan bahwa kopi
memiliki beberapa manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh. Beberapa manfaat di
antaranya adalah :
(1) Meningkatkan
kesehatan secara keseluruhan, sebuah analisis terhadap hampir 220 penelitian
tentang kopi, yang diterbitkan di BMJ (British Medical Journal) pada 2017,
menemukan bahwa orang yang minum kopi bisa mendapatkan lebih banyak manfaat
kesehatan secara menyeluruh daripada orang yang tidak minum kopi. Analisis
dalam studi tersebut menemukan bahwa : 17 persen orang yang minum kopi memiliki
kemungkinan yang lebih kecil untuk meninggal di usia dini. 19 persen orang yang
minum kopi lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal karena penyakit jantung.
18 persen lebih kecil kemungkinannya terkena kanker dibandingkan mereka yang
tidak minum kopi.
(2) Mengurangi
risiko terkena diabetes tipe 2, sebuah studi yang dilakukan para peneliti
Harvard yang diterbitkan dalam jurnal Diabetologica pada 2014 terhadap orang
yang berusia 16 hingga 20 tahun. Mereka yang meningkatkan asupan kopi lebih
dari satu cangkir sehari selama periode empat tahun, akan memiliki risiko 11
persen lebih rendah terkena diabetes tipe 2. Sementara itu, mereka yang
mengurangi asupannya satu cangkir per hari memiliki risiko 17 persen lebih
tinggi terkena penyakit ini. Alasannya mungkin karena antioksidan dalam kopi,
yang dapat membantu mengurangi peradangan yang bisa berkontribusi pada risiko
diabetes tipe 2. Namun, jika Anda sudah menderita diabetes tipe 2, maka Anda
harus menghindari produk berkafein, termasuk kopi. Kafein telah terbukti
meningkatkan kadar gula darah dan insulin pada orang dengan penyakit ini.
(3) Mengontrol
gejala penyakit Parkinson, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi
kafein dapat mengurangi risiko terkena penyakit parkinson. Kopi hitam dapat
membantu mengendalikan gerakan tak sadar orang yang sudah mengidap penyakit
parkinson.
(4) Memperlambat
perkembangan demensia, dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of
Alzheimer's Disease pada 2012, para peneliti Florida menguji kadar kafein dalam
darah orang tua dengan gangguan kognitif ringan, yang dapat menjadi pendahulu
demensia parah, termasuk penyakit alzheimer. Ketika para peneliti mengevaluasi
kembali subjek dua hingga empat tahun kemudian, mereka yang memiliki kadar
kafein dalam darahnya setara dengan sekitar tiga cangkir kopi jauh lebih kecil
kemungkinannya untuk mengembangkannya menjadi demensia parah daripada mereka
yang mengonsumsi sedikit atau tanpa kafein.
(5) Melindungi
organ hati, beberapa penelitian yang diterbitkan dalam jurnal terkemuka telah
menemukan bahwa minum kopi memiliki efek menguntungkan pada hati. Selain itu,
minum kopi juga dapat mengurangi risiko kematian akibat sirosis hati,
menurunkan tingkat enzim hati yang berbahaya, dan membatasi jaringan parut pada
hati pada orang yang menderita hepatitis C.
(6) Meningkatkan
kesehatan jantung, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2021 di
jurnal American Heart Association Circulation: Heart Failure, minum satu atau
lebih cangkir kopi biasa setiap hari dikaitkan dengan penurunan yang signifikan
dalam risiko gagal jantung jangka panjang yang terjadi pada seseorang. Pada
2013, jurnal Epidemiology and Prevention menerbitkan review studi yang menganalisis
korelasi antara konsumsi kopi dan penyakit kardiovaskular. Data dari 36 studi
berbeda menunjukkan bahwa orang yang minum tiga hingga lima cangkir kopi per
hari memiliki risiko penyakit jantung yang lebih rendah daripada mereka yang
tidak minum kopi atau lebih dari lima cangkir per hari. Meskipun alasannya
tidak jelas, salah satu kemungkinannya adalah kopi membantu meningkatkan
kontrol pembuluh darah terhadap aliran darah dan tekanan darah.
(7) Mengurangi
risiko melanoma, sebuah studi pada 2015 yang diterbitkan di Journal of National
Cancer Institute telah mengamati kebiasaan minum kopi lebih dari 447.000 orang
selama 10 tahun. Para peneliti menemukan, mereka yang minum empat atau lebih
cangkir kopi berkafein setiap hari memiliki risiko 20 persen lebih rendah
terkena melanoma dibandingkan orang yang tidak minum kopi atau minum kopi tanpa
kafein.
(8) Risiko kematian lebih rendah, sebuah studi pada 2022 di The Annals of Internal Medicine menunjukkan bahwa konsumsi kopi tanpa pemanis dan gula dalam jumlah sedang dikaitkan dengan penurunan risiko kematian. Penelitian ini menunjukkan bahwa mereka yang minum 1,5 hingga 3,5 cangkir kopi per hari, termasuk dengan gula, memiliki risiko kematian 30 persen lebih rendah dari penyebab kematian apa pun selama penelitian dilakukan.
Sumber : Kompas.com
Penulis : Alicia Diahwahyuningtyas
Editor : Sari Hardiyanto
☕️
ReplyDelete