Mahabbah merupakan bentuk cinta yang
sangat sejati kepada Tuhan semesta alam, Allah SWT. Kata mahabbah berasal dari
bahasa Arab. Dalam kajian tasawuf, mahabbah dimaknai mencintai Allah dan
mengandung arti patuh kepada-Nya serta membenci sikap apapun yang melawan Allah
SWT. Menurut penuturan Prof. Nasaruddin Umar dalam detikKultum, Rabu
(19/4/2023), mahabbah merupakan cinta yang paling memuncak kepada Allah. "Nah
apa itu mahabbah ? Cinta yang paling sejati kepada Allah SWT. Mahabbah ini
adalah cinta yang paling sejati, cinta yang paling memuncak kepada Allah,"
katanya. Apabila seseorang telah sampai di tahap mahabbah, maka ia akan lebih
mencintai Allah daripada makhluk-makhluk lainnya. Prof. Nasaruddin mencontohkan
salah seorang sosok sufi wanita yang telah mencapai tingkat mahabbah, yaitu
Rabi'ah al-Adawiyah. Cinta Rabi'ah kepada Allah SWT diungkapkan dalam sebuah
syair yang berbunyi, "Ya Allah kalau kami menyembah engkau karena ingin
masuk surga, jangan masukkan aku ke dalam surga. Ya Allah kalau aku menyembah
engkau karena takut masuk neraka, masukkan aku ke neraka. Aku menyembah engkau
karena aku mencintaimu ya Allah,"
Lebih lanjut, Prof. Nasaruddin
menerangkan apabila seseorang beribadah karena cinta maka ia disebut ahlullah.
Namun, jika seseorang beribadah hanya karena takut masuk neraka, mengharapkan
surga dan pahala, maka tingkat ibadahnya disebut dengan ahlul ibadah. "Kalau
sudah ahlullah, mahabbah, dia melakukan sesuatu karena dia sadar bahwa Tuhan
itu siapa. Nah pemirsa, mari kita menjadi ahlullah," imbaunya. Prof
Nasaruddin mengajak para kaum muslimin untuk belajar mencintai Allah semaksimal
mungkin. Jangan hanya mencintai Tuhan hanya karena ditempa musibah atau
menginginkan sesuatu. "Cintailah Allah dalam keadaan apapun, maka
insyaAllah kita akan berada pada posisi yang benar-benar diridhai Allah
SWT," pungkasnya.
Sumber : https://www.detik.com/hikmah
Comments
Post a Comment