Sudah sepantasnya kita selalu
mensyukuri segala sesuatu yang Allah SWT berikan kepada kita. Baik itu
kenikmatan, maupun musibah yang menimpa kita. Syukur artinya memberikan pujian
terhadap Allah atau mengapresiasikan pujian tersebut. Prof. Nasaruddin Umar
dalam detikKultum detikcom, Kamis (6/4/2023) menuturkan bahwa pujian terhadap
Allah memiliki tingkatnya lagi. "Sedikit pujian di hatinya, besar pujian
mulutnya itu adalah tamaddah," katanya. Lebih lanjut Prof. Nasaruddin
menjelaskan, selain tamadda ada yang namanya tahmid. Apabila pujian di hati dan
mulut seseorang sama kadarnya, itulah yang disebut tahmid. Allah SWT sendiri
memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa bersyukur, celakalah bagi manusia yang
enggan mensyukuri nikmat-Nya. Dalam surat Ibrahim ayat 7, Allah berfirman :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ
لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Arab latin: Wa iż ta`ażżana rabbukum
la`in syakartum la`azīdannakum wa la`ing kafartum inna 'ażābī lasyadīd
Artinya: "Dan (ingatlah juga),
tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih,"
"Salah satu hal penting kita syukuri karena kita masih bisa bersyukur, orang yang tidak mau bersyukur itu tidak mendapat hidayah Allah SWT," ungkap Prof. Nasaruddin. Ia menjelaskan, selain syukur ada juga yang namanya syakur. Meski memiliki kemiripan dari segi bahasa, makna keduanya berbeda. Syukur berarti mensyukuri semua nikmat Allah, sementara syakur tidak hanya mensyukuri nikmat melainkan juga segala sesuatu yang diberikan oleh Allah, termasuk musibah. Seseorang yang memiliki sikap syakur, ia tetap bersyukur dalam segala kondisi. "Tidak ada kenaikan kelas tanpa melalui ujian, jadi kalau kita diuji dengan musibah syukuri juga," pungkas Prof. Nasaruddin.
Sumber : https://www.detik.com/hikmah
Alhamdulillah
ReplyDelete