Tawakal artinya berusaha sedemikian
rupa sebelum menyerahkan segala sesuatu kepada Allah SWT. Sikap tawakal menjadi
ciri dari seseorang yang beriman, karenanya setiap muslim perlu bertawakal agar
tidak putus asa dan senantiasa percaya kepada Allah bahwa semua telah diatur
melalui rencana-Nya. Disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 159, Allah SWT
mencintai orang yang bertawakal. Berikut bunyi ayatnya :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ
ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ
وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ
عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Arab latin: Fa bimā raḥmatim
minallāhi linta lahum, walau kunta faẓẓan galīẓal-qalbi lanfaḍḍụ min ḥaulika
fa'fu 'an-hum wastagfir lahum wa syāwir-hum fil-amr, fa iżā 'azamta fa tawakkal
'alallāh, innallāha yuḥibbul-mutawakkilīn
Artinya: "Maka berkat rahmat
Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau
bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka,
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau
telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah
mencintai orang yang bertawakal,"
Berkaitan dengan itu, Prof Nasaruddin
Umar dalam detikKultum detikcom, Senin (3/4/2023) menuturkan bahwa sikap
tawakal dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu tawakal, taslim, dan tafwidh. Seperti
disebutkan sebelumnya, makna tawakal ialah berserah diri secara total kepada
Allah SWT setelah berusaha semaksimal mungkin. Nah, setelah itu ada tingkatan
tawakal yang kedua yaitu taslim. Taslim berarti usaha yang dilakukan seseorang
kecil, namun banyak pertolongan yang diberikan. Dalam hal ini, Prof Nasaruddin
mencontohkan seorang bayi yang menangis. "Bayi yang menangis kemudian
rebutan tuh ibu, bapak, dan baby sitter. Jadi hanya berteriak sedikit, tapi
orang berebut untuk membantunya," katanya. Tingkatan terakhir adalah
tafwidh, artinya tidak ada usaha sama sekali selain pasrah kepada Allah SWT.
Contoh nyata dari tingkatan tawakal tafwidh adalah janin yang berada di dalam
kandungan sang ibu. Janin tidak perlu berteriak, tidak melakukan macam-macam,
namun Allah menyediakan segala sesuatu seperti nutrisi ketika lapar. Tafwidh
menjadi tingkatan tawakal yang paling sejati. Prof Nasaruddin mengimbau, bulan
suci Ramadan menjadi momentum bagi para muslim untuk belajar tawakal.
Menurutnya, tawakal mampu mengangkat martabat seseorang baik di dunia maupun
akhirat. "Sedapat mungkin kita meningkatkan kualitas tawakal kita,"
pungkasnya.
Sumber : https://www.detik.com/hikmah
😇
ReplyDelete