Rezeki yang Allah SWT beri ditujukan
kepada siapa pun yang Dia kehendaki. Artinya, rezeki tidak hanya dilimpahkan
kepada mereka yang senantiasa taat dan menjalani perintah Allah, melainkan juga
kepada manusia yang maksiat dan ingkar kepada-Nya. Selain itu, rezeki tidak
selalu berkaitan dengan hal-hal yang baik. Dalam praktiknya, ada sejumlah
rezeki yang justru mendatangkan azab (siksaan yang dihadapi manusia atau
makhluk lain yang diciptakan oleh Allah) bagi si penerimanya. Rezeki tidak
hanya sebatas nikmat, melainkan juga cobaan yang Allah berikan kepada manusia.
Ada orang yang diuji dengan rezeki yang berlimpah dan kesenangan yang tiada
tara. Rezeki yang mendatangkan azab memiliki sebutan sendiri, yaitu istidraj.
Hal mengenai istidraj dijelaskan dalam surat Al An'am ayat 44,
فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا
عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍۗ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ
بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ
Artinya: "Maka, ketika mereka
melupakan peringatan yang sudah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan
pintu-pintu segala sesuatu (kesenangan) untuk mereka, sehingga ketika mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka
secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa,"
Berkaitan dengan istidraj, ada
sejumlah tanda yang mengisyaratkan bahwa rezeki seseorang kelak mendatangkan
azab baginya. Berikut ini 2 tanda Istidraj yang dialami seseorang
1. Selalu bahagia meski diterpa
berbagai kejadian aneh : Dr H Abd Rahman melalui Tasawuf Akhlak : Ilmu Tasawuf
yang Berkonsentrasi dalam Perbaikan Akhlak menuturkan bahwa mereka yang
istidraj selalu merasa bahagia meskipun terjadi berbagai hal-hal yang aneh.
Mereka mengira rezeki yang diberikan karena memang berhak dimilikinya. Mengapa
demikian ? Sebab, orang-orang yang tergolong istidraj ini kerap merendahkan
orang lain, bersikap angkuh, serta selalu merasa aman dari azab Allah SWT.
Selain itu, mereka bahkan tidak takut terhadap hukuman Allah yang akan menimpa
mereka kelak.
2. Kualitas dan kuantitas ibadah
buruk namun rezeki tetap lancar : tanda selanjutnya ialah ketika kualitas dan
kuantitas ibadah seseorang buruk karena banyak berbuat maksiat, tetapi Allah
SWT tetap melimpahkan rezeki yang banyak. Tidak hanya berkaitan dengan harta,
melainkan juga rezeki sehat, kesenangan, dan tidak pernah celaka sebagaimana
dijelaskan oleh Quraish Shihab dalam bukunya yang bertajuk Hidup Bersama Al
Quran 1.
Doa untuk Memohon Rezeki Halal dan
Berkah
Anjuran untuk mencari rezeki yang
halal tercantum dalam Al Baqarah ayat 168, Allah SWT berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى
ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ
لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Artinya: "Hai sekalian manusia,
makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu,"
Mengutip buku Kumpulan Doa Pembuka
Rezeki susunan Ustaz Fayumi Al Maliki, ada sebuah doa yang bisa dipanjatkan
untuk memohon rezeki yang halal dan berkah, yaitu:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
عَبْدِكَ وَرَسُولِكَنَبِيِّ الرَّحْمَةِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ عَدَدَ
مَا أَحَاطَ به علمُكَ وَجَرَى به قَلَمُكَ وَنَفَذَ به حُكْمُكَ اللَّهُمَّ يَا مَنْ
بَيَدِهِ حَزَائِنُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ يَقُولُ لِلشَّيْءٍ كُنْ فَيَكُونُ
أَسْأَلُكَ اَنْ تُصَلِّيَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ
وَأَنْ تُعَافِيَنِي مِنَ الدَّيْنِ وَتُغْنِنِي مِنَ الفَقْرِ وَأَنْ تَرْزُقَنِي
رِزْقًا حَلَالًا واسعًا مُبَارَكًا فِيهِ وَانْتَقْضِيَ جَمِيْعَ حَاجَتِي وَصَلَّى
اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Arab latin: Allahumma sholli 'alaa
sayyidina muhammad 'abdika wa rasulika nabiyyir rahmati wa 'alaa aalihii wa
shahbihii wa sallama 'adada maa ahaatha bihii 'ilmuka wa jaraa bihii qalamuka
wanafadza bihi hukmuka. Allahumma yaa man biyadihii khazaa'inus samaawaati wal
ardhi, wa man yaquulu lisyai'in kun fayakuun, as 'aluka antushalliya 'alaa
sayyidina muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa muhammadin wa an tu'aafiyanii
minad daini wa tughninii minal faqri wa an tarzuqanii rizwan halaalan waasi'an
mubaarakan fiihii wa an taqdhiya jamii'a haajatii wa shallallahu 'alaa
sayyidina muhammadin wa 'alaa aalihii wa shahbihi wasallam.
Artinya : "Ya Allah,
limpahkanlah rahmat-Mu kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, seorang hamba
dan juga Rasul-Mu, Nabi pembawa rahmat, dan kepada semua keluarga serta sahabatnya.
Limpahkanlah salam kesejahteraan sebanyak bilangan sesuatu yang berada di bawah
pengetahuan-Mu dan sejalan dengan perjalanan pena-Mu dan sesampainya hukum-Mu
karenanya. Ya Allah, wahai Dzat yang Maha menguasai rahasia-rahasia langit dan
bumi, wahai Dzat yang Maha menghendaki berkata kepada sesuatu dengan kun
fayakun (jadi maka jadilah), aku memohon agar hendaknya Engkau melimpahkan
rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, dan kepada semua keluarganya
dan hendaknya Engkau menyelamatkan diriku dari hutang. Hendaklah Engkau memberi
kecukupan kepadaku dari kefakiran, dan melimpahkan rezeki kepadaku dengan
rezeki yang halal lagi luas, mengandung keberkahan di dalamnya. Hendaklah
Engkau meluluskan semua hajat keperluanku dan semoga Engkau senantiasa
melimpahkan rahmat dan salam kesejahteraan-Mu kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW dan semua keluarga serta para sahabatnya,"
Sumber : https://www.detik.com/hikmah/khazanah
😇
ReplyDelete