Riya' termasuk salah satu penyakit
hati dan perbuatan keji yang harus dihindari. Riya' membawa pada keburukan yang
kelak akan menghapus amal baik. Imam Al-Gazali menjelaskan bahwa kata riya'
berasal dari kata ru'yah. Para ulama mengartikan riya' sebagai usaha mencari
kedudukan atau kesan yang baik kepada orang lain dengan menunjukkan perilaku
yang baik. Dalam artian lain, riya' adalah perbuatan pamer. Dalam sebuah
hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda: "Takutlah kalian kepada syirik
kecil." Para sahabatnya bertanya: "Wahai utusan Allah, apa yang
sejatinya dimaksud dengan syirik kecil itu ?" Rasulullah berujar,
"Yaitu sifat riya' (pamer diri). Kelak di hari pembalasan, Allah
mengatakan kepada mereka yang memiliki sifat riya'. Pergilah kalian kepada
mereka, dimana kalian dulu pernah memperlihatkan amal kalian kepada mereka
semasa hidup di dunia. Lihatlah apakah kalian memperoleh imbalan pahala dari
mereka?" (HR Ahmad).
Mengutip buku Teologi Islam Terapan
oleh M. Amin Syukur, riya' dibagi menjadi dua, yaitu riya kholish dan riya
syirik.
- Riya' Kholish, adalah jenis riya
yang dilakukan dengan memiliki tujuan untuk melakukan ibadah semata-mata hanya
untuk mendapatkan perhatian dan pujian dari manusia. Riya' ini menjadikan
seseorang akan semangat beribadah ketika ada orang lain yang melihat. Sebaliknya,
jika tidak ada orang yang melihat, ia akan berubah menjadi malas-malasan. Orang
seperti ini biasanya beribadah hanya agar mendapatkan pujian.
- Riya' Syirik, adalah perbuatan yang
dilakukan dalam bentuk niat. Riya' syirik juga kerap disebut riya' niat. Riya'
syirik terjadi jika seseorang menjalani perintah Allah SWT namun dengan niat
agar mendapatkan perhatian dan pujian dari orang lain. Tentu saja hal ini
dilarang karena sejatinya amal perbuatan hendaklah diniatkan karena Allah SWT
semata.
Dalil tentang Riya'
Ada banyak dalil yang menjelaskan
tentang riya', baik tercantum dalam Al-Qur'an maupun hadits.
- Surat Al Baqarah ayat 264
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا
صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ
وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ
Artinya: Wahai orang-orang yang
beriman, jangan membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan
menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena
riya (pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
Akhir.
- Surat An-Nisa ayat 142
اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ
وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ
النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًا
Artinya: Sesungguhnya orang-orang
munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah membalas tipuan mereka (dengan
membiarkan mereka larut dalam kesesatan dan penipuan mereka). Apabila berdiri
untuk salat, mereka melakukannya dengan malas dan bermaksud riya di hadapan
manusia. Mereka pun tidak mengingat Allah, kecuali sedikit sekali.
- Hadits dari Mahmud bin Labid
Al-Anshari
"Sesungguhnya sesuatu yang
paling aku khawatirkan pada kalian adalah syirik kecil." Mereka bertanya,
"Apakah syirik kecil itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab,
"Riya"." Allah 'Azza Wajalla pada hari Kiamat ketika memberi
balasan amal para hamba berfirman, "Pergilah kalian kepada mereka yang
kalian riya' di hadapan mereka ketika kalian berada di dunia lalu perhatikan
apakah kalian mendapatkan pada mereka balasan?" (HR Ahmad).
- Hadits dari Abu Hurairah
Rasulullah SAW bersabda: Allah
Tabaraka wa Ta'ala berfirman: "Aku Dzat yang paling tidak butuh kepada
sekutu. Barangsiapa melakukan suatu amalan yang di dalamnya itu ia menyekutukan
Aku dengan selain-Ku, niscaya Aku tinggalkan ia bersama sekutunya itu".
(HR. Muslim)
- Hadits dari Abu Musa
Ia berkata: Seorang laki-laki datang
menghadap Nabi SAW, lalu berkata: "Ada orang berperang karena fanatik,
berperang karena berani dan berperang karena riya, yang manakah di antara
mereka itu yang di jalan Allah ? Jawab beliau: Barangsiapa berperang supaya
agama Allah itu yang paling tinggi maka ia berada di jalan Allah." (HR.
al-Bukhari dan Muslim)
Sumber : https://www.detik.com/hikmah/
😶
ReplyDelete