Ada perbedaan yang jelas antara
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dan kecerdasan emosional yang rendah.
Kesenjangan ini sering kali disebabkan oleh perbedaan kesadaran diri, dan
mereka yang memiliki kecerdasan emosional rendah kerap bertindak dengan cara
yang dapat berdampak negatif pada orang lain, tanpa mereka sadari. Sedangkan
orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi umumnya bisa memahami dan
mengelola tidak hanya emosinya sendiri, tetapi juga emosi orang-orang di
sekitarnya. Orang dengan kecerdasan emosional rendah cenderung menunjukkan
perilaku tertentu yang merupakan tanda ketidaksadaran mereka. Penting untuk
memahami tanda-tanda ini agar kita dapat melakukan interaksi dengan lebih
efektif. Berikut beberapa perilaku yang harus diwaspadai yang mengindikasikan
rendahnya kecerdasan emosional.
1. Kesulitan untuk berempati
Salah satu tanda paling jelas dari
rendahnya kecerdasan emosional adalah kurangnya empati, yakni kemampuan untuk
memahami apa yang dirasakan orang lain. Empati adalah kunci untuk membangun
hubungan yang kuat, baik pribadi maupun profesional. Mereka yang memiliki
kecerdasan emosional rendah seringkali kesulitan mengenali emosi orang lain
apalagi memahami dan merasakannya. Mereka bisa terlihat tidak peduli, meskipun
itu bukan niatnya. Empati bukan berarti selalu setuju dengan orang lain,
melainkan menghargai pendapat orang lain, meskipun kita tidak memiliki sudut
pandang yang sama. Mengenali perilaku ini bisa menjadi langkah besar menuju
peningkatan kecerdasan emosional. Bagaimanapun, memahami orang lain dimulai
dengan memahami diri kita sendiri. Tapi ingatlah bahwa ini adalah sebuah
perjalanan yang perlu waktu.
2. Kesulitan menjaga pertemanan
Perilaku lain yang sering terlihat
pada individu dengan kecerdasan emosional rendah adalah kesulitan
mempertahankan pertemanan. Kamu mungkin sering salah mengartikan kata-kata dan
tindakan orang, menganggap teman-temanmu menyinggungmu padahal tidak dimaksudkan
seperti itu. Hal ini sering menyebabkan kesalahpahaman dan konflik dalam
kelompok teman. Hal lain yang memperburuk keadaan adalah kesulitan mengenali
saat kamu membuat orang lain kesal serta jarang meminta maaf. Penting untuk
menyadari bahwa sikap-sikap seperti ini dapat membuatmu kesulitan untuk
mempertahankan pertemanan jangka panjang. Memahami perilaku ini dan berupaya
meningkatkan kesadaran emosional dapat membantu memperkuat hubungan seiring
berjalannya waktu.
3. Bereaksi berlebihan terhadap
kritik
Ciri khas orang dengan kecerdasan
emosional rendah adalah ketidakmampuannya menangani kritik secara konstruktif.
Mereka cenderung bereaksi berlebihan dan tersinggung meskipun kritik tersebut
dimaksudkan untuk membantu. Individu dengan kecerdasan emosional rendah lebih
cenderung menganggap umpan balik sebagai ancaman daripada peluang untuk
memperbaiki diri. Persepsi ini seringkali memicu perilaku defensive seperti
menyerang atau menarik diri sepenuhnya dari situasi tersebut. Bersikap terbuka
terhadap kritik yang membangun adalah bagian penting dari pertumbuhan dan
peningkatan diri. Belajar menangani umpan balik tanpa bereaksi berlebihan dapat
meningkatkan kecerdasan emosional dan hubungan interpersonal kita secara
signifikan.
4. Kesulitan mengungkapkan perasaan
Orang dengan kecerdasan emosional
rendah sering kali kesulitan mengungkapkan perasaannya secara efektif. Mereka
mungkin merasa kesulitan mengungkapkan emosi dengan kata-kata, sehingga dapat
menyebabkan kesalahpahaman dan perasaan frustrasi dalam interaksi mereka dengan
orang lain. Kesulitan ini bukan berarti bersikap tertutup melainkan
ketidakmampuan untuk memahami dan mengartikulasikan emosi seseorang secara
akurat. Mereka mungkin merasakan sesuatu dengan kuat tetapi tidak memiliki kata
yang tepat untuk membagikannya kepada orang lain. Meningkatkan kecerdasan
emosional melibatkan pembelajaran mengenali, memahami, dan mengekspresikan
perasaan kita dengan cara yang sehat. Hal ini tidak hanya membantu kita
mengendalikan emosi dengan lebih baik, tetapi juga meningkatkan interaksi kita
dengan orang lain.
5. Sikap impulsif
Perilaku umum lainnya di antara
mereka yang memiliki kecerdasan emosional rendah adalah sikap impulsif. Mereka
mungkin bereaksi dengan cepat tanpa mempertimbangkan dampak dari tindakan
mereka sehingga mengarah pada keputusan yang disesalkan atau konflik dengan
orang lain. Perilaku impulsif sering kali berasal dari kurangnya pengendalian
diri secara emosional. Alih-alih meluangkan waktu sejenak untuk memproses
emosi, mereka langsung bereaksi, biasanya berdasarkan respons emosional awal.
Mengembangkan kecerdasan emosional melibatkan pengembangan kemampuan untuk
berhenti sejenak, memahami emosi kita, dan mempertimbangkan akibat sebelum kita
bertindak. Ini tentang belajar merespons dengan perilaku yang lebih bijaksana
dan konstruktif.
6. Kesulitan dengan kesadaran diri
(self-awareness)
Salah satu aspek yang paling
menyentuh hati dari kecerdasan emosional yang rendah adalah perjuangan akan
kesadaran diri. Kesadaran diri adalah landasan kecerdasan emosional. Ini
tentang memahami emosi kita sendiri, mengenali dampaknya terhadap perilaku kita,
dan bagaimana pengaruhnya terhadap orang-orang di sekitar kita. Namun, individu
dengan kecerdasan emosional rendah seringkali kurang memiliki kesadaran diri
tersebut sehingga merasa terbebani oleh emosi mereka, tidak yakin mengapa
mereka merasakan hal tertentu atau bagaimana menanganinya. Hal ini dapat
menimbulkan perasaan bingung dan terisolasi. Perjalanan untuk meningkatkan
kecerdasan emosional dimulai dengan kesadaran diri dengan cara jujur pada diri
sendiri, mengakui emosi, dan memahami penyebabnya. Ini bukan perjalanan yang
mudah, namun pastinya merupakan perjalanan yang bermanfaat, penuh dengan
pertumbuhan pribadi dan hubungan yang lebih dalam dengan orang lain.
7. Kesulitan membaca isyarat sosial
Isyarat sosial adalah bagian penting
dari interaksi kita sehari-hari, membantu kita memahami emosi dan niat orang
lain, serta memandu respons dan interaksi kita. Namun, orang dengan kecerdasan
emosional rendah sering kali kesulitan menafsirkan isyarat ini dan melewatkan
tanda-tanda ketidaknyamanan yang tidak kentara, salah menafsirkan ekspresi,
atau mengabaikan sinyal non-verbal. Salah satu contohnya adalah ketika berada
di ruangan yang penuh dengan orang dan kamu merasa kesepian, tidak mampu
memahami sepenuhnya emosi dan niat orang di sekitarmu. Meningkatkan kecerdasan
emosional melibatkan belajar membaca dan menafsirkan isyarat sosial ini secara
akurat. Ini tentang hadir, mengamati, dan memahami bahasa emosi tak terucap
yang mengatur interaksi sosial kita.
8. Kesulitan mengelola stres
Orang dengan kecerdasan emosional
rendah sering kali merasa kesulitan mengelola stres secara efektif. Situasi
stres dapat memicu respons emosional yang kuat, dan mereka mungkin kesulitan
untuk tenang dan berpikir jernih. Ketidakmampuan mengelola stres tidak hanya
berdampak pada kesehatan mental dan fisik, namun juga dapat memengaruhi
hubungan dan kinerja di tempat kerja atau sekolah. Meningkatkan kecerdasan
emosional sama saja dengan belajar teknik manajemen stres yang sehat seperti
mindfulness, latihan pernapasan dalam, dan aktivitas fisik. Ini tentang belajar
mengenali tanda-tanda stres dan meresponsnya dengan cara yang meningkatkan
kesejahteraan dan ketahanan.
9. Kurangnya batasan emosional
Hal yang paling penting untuk
dipahami tentang kecerdasan emosional yang rendah adalah bahwa hal itu sering
kali mengakibatkan kurangnya batasan emosional. Orang dengan kecerdasan
emosional rendah sering kali kesulitan membedakan perasaannya dengan perasaan
orang lain. Mereka mungkin menganggap emosi orang lain sebagai emosi mereka
sendiri sehingga menyebabkan ikut larut dalam emosi yang berlebihan dan
kelelahan. Menetapkan batasan emosional yang sehat sangat penting untuk
kesejahteraan mental dan emosional kita. Hal ini memungkinkan kita berempati
dengan orang lain tanpa kehilangan kendali diri kita sendiri dalam prosesnya.
Ini adalah langkah penting untuk meningkatkan kecerdasan emosional dan membina
hubungan yang lebih sehat dan seimbang.
Kecerdasan emosional adalah sebuah
perjalanan, kecerdasan emosional bukan sekadar sifat yang kita miliki sejak
lahir melainkan keterampilan yang dapat dikembangkan seiring berjalannya waktu.
Orang sering kali melakukan perilaku yang menunjukkan kecerdasan emosional yang
rendah tanpa menyadarinya. Namun mengenali perilaku ini adalah langkah pertama
menuju pertumbuhan pribadi. Baik itu belajar menangani kritik secara
konstruktif atau mengembangkan kesadaran diri yang lebih baik, setiap langkah
yang kita ambil dalam perjalanan ini membawa kita semakin dekat untuk menjadi
individu yang lebih cerdas secara emosional. Pada akhirnya, kecerdasan
emosional membentuk cara kita berinteraksi dengan dunia dan orang-orang di
sekitar. Hal ini berdampak pada hubungan, pekerjaan, dan pada akhirnya,
kebahagiaan kita.
Sumber : https://lifestyle.kompas.com
😶🌫️
ReplyDelete