Upacara wisuda yang dilakukan di
jenjang perguruan tinggi sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu. Sudah
berusia lebih dari 800 tahun, bagaimana asal usul sejarah wisuda ? Apakah
wisuda dulu dan kini masih sama ? Simak ulasannya di artikel berikut, yuk ! wisuda menjadi momen sakral sebagai
pertanda puncak kesuksesan mahasiswa selama menempuh studi di perguruan tinggi.
Wisuda juga menjadi pertanda kelulusan seorang mahasiswa yang telah menempuh
pembelajaran pada masa tertentu. Dilansir KBBI Daring, wisuda adalah peresmian
atau pelantikan yang dilakukan dengan upacara khidmat. Adapun upacara ini
dijadikan sebagai ajang perayaan yang diadakan oleh perguruan tinggi untuk
menghormati mahasiswa yang berhasil menyelesaikan program studi. Melalui momen
ini, kamu akan menerima gelar akademik yang telah diperjuangkan selama
bertahun-tahun.
Tradisi
upacara kelulusan yang dilakukan perguruan tinggi ini sebenarnya sudah eksis
sejak abad 12. Pertama kali dilaksanakan sebagai seremoni kelulusan di
kampus-kampus Benua Eropa. Tradisi ini dimulai sejak bahasa Latin mulai
digunakan di lingkup pendidikan. Wisuda dalam bahasa Inggris disebut
"graduate". Dilansir Grammarist, kata graduate berasal dari kata
"gradus", yakni dari bahasa Latin yang berarti langkah. Adapun
langkah yang dimaksud adalah jenjang yang berawal dari sarjana menuju jenjang
master. Wisuda pada abad pertengahan dilakukan dengan membawa tongkat wisuda
atau gada. Memiliki dekorasi rumit dan unik, tongkat wisuda saat itu punya
dimensi berat yang tak main-main, lho. Tongkat tersebut juga menjadi simbol
otoritas yang terinspirasi dari tongkat para kesatria abad pertengahan.
Nantinya, tongkat wisuda akan dibawa oleh pejabat tertinggi di perguruan tinggi
tersebut, umumnya rektor.
Upacara kelulusan wisuda tentu
memiliki beberapa aksesoris pendukung yang penuh filosofi, mulai dari tongkat,
jubah, hingga topi wisuda. Aksesoris pendukung upacara wisuda ini punya sejarah
panjang yang kini sudah berevolusi sejak pertama kali mulai digunakan pada abad
12. Misalnya, jubah yang biasa dikenakan oleh para wisudawan. Menurut American
Council on Education's Guide, jubah wisuda terinsiprasi dari pakaian
cendikiawan abad 12. Jubah ini berfungsi untuk memperlihatkan status
cendikiawan sekaligus sebagai penghangat tubuh di kala belajar. Hampir sama
dengan abad abad 12, jubah dan penutup kepala abad 18 juga kerap dianggap
sebagai simbol kecerdasan dan dominasi, yakni pada masa Celtic Griups dan
Pendeta Druid. Kemudian jubah yang awalnya ditujukan sebagai penghangat, mulai
beralih fungsi dan diadopsi oleh sejumlah perguruan tinggi. Jubah ini
berevolusi hingga para wisudawan di masa dahulu mulai beralih ke jubah yang
lebih modern. Hingga pada abad 19, sekelompok perguruan tinggi di Amerika mulai
menstandarisasi jubah wisuda. Pada 1895, menurut Intercollegiate Code of
Academic Costume, lengan dari jubah wisuda dibuat menjadi lengan panjang dengan
bentuk runcing bagi lulusan sarjana. Sementara itu, jubah dengan lengan panjang
yang tertutup bagi lulusan magister dan lengan bulat terbuka untuk lulusan
program doktor. Tak hanya jubah yang diharuskan berwarna hitam, standarisasi
tersebut juga mengatur soal topi wisuda. Saat itu, topi wisuda harus berwarna
hitam serta dihias dengan rumbai di bagian atas topi.
Tak hanya jubah wisuda yang
berevolusi, topi wisuda pun demikian. Topi wisuda yang awalnya adalah penutup
kepala berwarna hitam atau cokelat, saat abad 12 dan 13 sering digunakan
sebagai penghangat tubuh para cendikiawan. Pasalnya, pada saat itu belum ada
penghangat ruangan. Kemudian, baik topi maupun jubah ini mulai beralih fungsi
hingga diadopsi sejumlah perguruan tinggi untuk upacara kelulusan. Sejarah
pernah mencatat bahwa mortar topi wisuda harus dihiasi dengan pom-pom sebelum
menjadi tali toga yang nantinya menjadi standar umum. Hingga akhirnya
Intercollegiate Code of Academic Costume menstandarisasi bahwa topi toga harus
berwarna hitam yang dihiasi oleh tali atau rumbai yang disematkan di bagian
atas tengah topi. Tak hanya itu saja, yang awalnya berbentuk tudung kepala
panjang, kemudian pada 1700-an, topi wisuda berubah bentuk menjadi papan mortar
persegi datar. Meski begitu, saat itu masih ada beberapa yang menggunakan topi
wisuda dengan tudung, tetapi hanya digantung di punggung.
Setelah kian populer di Eropa sejak
abad 12, upacara kelulusan semacam ini mulai diadopsi oleh Indonesia. Upacara
kelulusan yang kita kenal di Eropa ini sebenarnya hampir sama dengan istilah
wisuda yang kini berkembang di Indonesia. Kata wisuda sendiri berasal dari
bahasa Jawa, yakni kata "wisudha". Kata "wisudha" memiliki
arti sebagai sebuah pelantikan khusus bagi seseorang yang telah menyelesaikan
pendidikannya. Meski awalnya diperuntukkan bagi mahasiswa di perguruan tinggi,
kini di Indonesia, upacara kelulusan juga kerap dilakukan oleh siswa jenjang TK
sampai SMA. Biasanya, upacara wisuda di Indonesia dipenuhi dengan para
wisudawan yang menggunakan jubah dan topi wisuda berbeda di setiap perguruan
tinggi.
Setelah ditelusuri, University of Oxford dan University of
Cambridge adalah dua perguruan tinggi yang pertama kali mewajibkan wisudawannya
untuk menggunakan jubah dan topi khas saat momen wisuda. Pada 1321, kedua
perguruan tinggi ini melarang untuk berpakaian yang berlebihan sehingga setiap
wisudawan harus memakai jubah dan topi toga sebagai simbol kesetaraan di
lingkungan perguruan tinggi. Seperti yang sudah diketahui, standar warna jubah
dan topi toga dalam acara wisuda adalah hitam. Filosofi warna hitam ini
menandakan bahwa para wisudawan berhasil memperoleh pencerahan berupa ilmu
pengetahuan setelah melewati jenjang pendidikan, yang akhirnya bisa mengalahkan
bayang-bayang hitam dari kondisi tak berilmu. Tak ketinggalan, jubah khas
wisuda juga kerap menjadi penanda program studi wisudawan, misalnya dilengkapi
dengan warna berbeda pada setiap program studi. Sementara itu, topi toga juga
melambangkan pengakuan dan kewajiban, lho. Wah, atribut wajib wisuda ini memang
filosofis banget, ya ! Demikianlah tadi asal-usul sejarah wisuda hingga sejarah
atribut yang wajib kenakan saat wisuda. Pernah mengalami evolusi panjang, jubah
dan topi khas wisuda bisa dibilang masih hampir sama dengan jubah dan topi
wisuda pada awal perkembangannya. Hanya ada beberapa elemen yang dimodifikasi
akibat perkembangan zaman yang makin modern.
Penulis: Fanny Haristianti
Sumber : https://www.idntimes.com/
Comments
Post a Comment