Aktivitas menuntut ilmu tidak
mengenal waktu dan jenis kelamin. Perempuan dan laki-laki punya kesempatan yang
sama dalam menuntut ilmu. Setiap orang, baik perempuan maupun laki-laki bisa
mengembangkan potensi yang diberikan oleh Allah Swt. kepadanya. Dalam Islam,
menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah. Ibadah tidak terbatas dalam bentuk
masalah salat, puasa, haji, dan zakat. Menuntut ilmu bahkan dianggap sebagai
ibadah yang utama, sebab dengan ilmulah kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah
yang lainnya dengan benar. Imam Ja’far al-Shâdiq pernah berkata : “Aku sangat
senang dan sangat ingin agar orang-orang yang dekat denganku dan mencintaiku
dapat belajar agama, dan supaya ada di atas kepala mereka cambuk yang siap
mencambuknya ketika ia bermalas-malasan untuk menuntut ilmu agama.” Berikut
adalah pentingnya mencari ilmu pengetahuan bagi seperti apa yang diperintahkan
oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya dalam al-Qur’an dan Sunnah sebagai berikut :
Pertama, pentingnya belajar dan
mencari ilmu dalam Islam adalah seperti yang telah diperintahkan oleh Allah
Swt. dalam surat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Al-Qur’an
adalah kitab suci umat Islam dimulai dari kata “bacalah”. Apabila diurutkan
dari lima ayat awal, maka kita akan dapatkan kata “bacalah”, “mengajar” dan
“kalam”, akan terlihat betapa pentingnya membaca, belajar, menulis dan
mengajar. Nabi Muhammad Saw. mewajibkan kepada tiap Muslim untuk memeroleh
pengetahuan. Dalam sebuah hadis, beliau menyuruh umatnya menuntut ilmu walaupun
sampai ke negeri China. Dalam hadits lainnya disebutkan bahwa mencari ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bisa menjadi penebus dosa-dosa yang pernah
dilakukan.
Kedua, doa para Nabi Muhammad Saw.
dan orang-orang saleh banyak disebut dalam Al-Qur’an. Allah Swt. memerintahkan
kepada umatnya dalam al-Qur’an untuk berdoa : “…Ya Tuhanku, tambahkanlah
kepadaku ilmu pengetahuan.” Doa tersebut adalah doa yang cukup populer bagi
umat Islam selama berabad-abad dan bahkan anak-anak dari keluarga muslim
sudah menghafalkan dan membaca doa ini.
Ketiga, manusia adalah makhluk
ciptaan Allah Swt. yang paling sempurna dan itu dikarenakan Allah Swt.
memberikan akal pikiran serta pengetahuan kepada manusia. Sebab, akal pikiran
serta pengetahuanlah yang membuat manusia lebih utama dibandingkan malaikat.
Allah Swt. mengajarkan kepada Nabi Adam a.s. nama-nama benda lalu kemudian
mengemukakannya kepada para malaikat. Hikmah atau ilmu adalah harta paling
berharga di dunia dan merupakan kekayaan yang tiada habisnya. Allah Swt.
menganugerahkan al-hikmah yaitu kepahaman yang dalam tentang al- Quran dan
al-Sunnah kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Keempat, Islam begitu menekankan
betapa pentingnya pendidikan. Dalam Q.S. al-Taubah Ayat 122, Allah Swt.
berfirman : “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya.” Jihad adalah kewajiban bagi tiap Muslim laki-laki
dewasa ketika keamanan Islam dalam bahaya. Bahkan dalam keadaan darurat dan
kritis pun kewajiban untuk belajar tetap tidak hilang. Orang-orang beriman
diserukan agar jangan semua diantara mereka itu pergi berjihad ke medan perang.
Akan lebih baik jika mereka menyisakan sebagian lagi untuk belajar agama
sehingga memiliki kemampuan untuk mengajar nantinya. Nabi Muhammad Saw.
membebaskan para tawanan perang Badar tanpa tebusan, cukup dengan syarat para
tawanan tersebut mengajarkan anak-anak muslim bagaimana membaca dan menulis.
Hal ini memperlihatkan pandangan Nabi Muhammad Saw. tentang pentingnya
pendidikan dan melek huruf bagi anak-anak Muslim.
Kelima, para ahli tafsir umumnya
berpandangan bahwa Q.S. al-Ahzâb ayat 34 ditujukan bagi istri-istri Nabi
Muhammad saw. Istri-istri Nabi Muhammad saw. diinstruksikan untuk belajar
apa-apa yang telah dibacakan di rumah mereka dari al-Qur’an dan hikmah. Istri-istri
Nabi Muhammad saw. menjadi sosok ”Ibu” bagi umat Islam baik ketika Nabi
Muhammad saw. masih hidup ataupun ketika beliau sudah wafat. Istri-istri Nabi
merupakan sosok yang dalam kesehariannya banyak mendapatkan pengajaran langsung
darinya. Peran seorang ibu dalam Islam sangat vital karena seorang ibu bertugas
mendidik dan membina anak-anak agar tercipta generasi-generasi penerus yang
bisa dibanggakan baik akhlak dan kepribadiannya, ilmu agama dan ilmu
pengetahuannya.
Keenam, berdasarkan QS. al-Mujâdilah
ayat 11, niscaya Allah Swt. akan memberikan derajat yang tinggi serta
penghargaan kepada orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan. QS. Ali Imrân
ayat 18 memasukkan orang-orang yang berilmu di antara mereka yang menyatakan
tentang Keesaan Allah.
Ketujuh, pentingnya menulis dan pena
yang merupakan simbol dari menulis mendapatkan tempat khusus dalam QS.
al-Qalam: 1-2, Allah Swt. bersumpah demi pena, dan di ayat lainnya Allah
memerintahkan orang-orang beriman apabila mereka bermuamalah agar tidak lupa
untuk menuliskannya. Semangat belajar dalam Islam selain dicontohkan para istri
Nabi saw. juga langsung dicontohkan para sahabat. Banyak di antara sahabat yang
kemudian dikenal sebagai para “ahli perawi hadits” yang mana mereka menghafal
dan mentransmisikan kembali puluhan, ratusan sampai ribuan hadis Nabi Muhammad
SAW. secara lisan dari ingatan mereka. Pada generasi berikutnya, rekor ini
dipecahkan dengan lebih spektakuler lagi. Imam al-Bukhari menghafal sekitar
100.000 hadits shahih, dan kurang lebih 200.000 hadits lainnya dari berbagai
tingkatan.
Oleh : Ayu Alfiah Jonas
Sumber : https://bincangsyariah.com/
Comments
Post a Comment