Seorang muslim mungkin saja tidak
sadar jika dirinya terkena istidraj. Lantas, apa itu istidraj dan bagaimana
ciri-ciri seseorang terkena istidraj ? Dijelaskan buku Menepi dari Dunia karya
H. Brilly El-Rasheed, istidraj adalah ketika Allah SWT tetap melimpahkan
nikmat-nikmat dunia kepada ahli maksiat dalam waktu tertentu hingga pada waktu
yang dikehendaki Allah SWT. Allah SWT kemudian menimpakan azab secara langsung
dan tiba-tiba kepadanya di dunia. Beberapa ayat Al-Qur'an juga menjelaskan
tentang istidraj, bagaimana Allah SWT memberikan nikmat kepada orang-orang yang
berbuat dosa lalu kemudian ditimpakan azab yang mengerikan. Salah satunya surah
Al An'am ayat 44,
فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا
بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍۗ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ
اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ ٤٤
Artinya : "Maka, ketika mereka
melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan
pintu-pintu segala sesuatu (kesenangan) untuk mereka, sehingga ketika mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka
secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa."
Selain itu, dijelaskan pula dalam
surah Ali Imran ayat 178,
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ
كَفَرُوْٓا اَنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ خَيْرٌ لِّاَنْفُسِهِمْ ۗ اِنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ
لِيَزْدَادُوْٓا اِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ ١٧٨
Artinya : "Jangan sekali-kali
orang-orang kafir mengira bahwa sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan
kepadanya baik bagi dirinya. Sesungguhnya Kami memberinya tenggang waktu hanya
agar dosa mereka makin bertambah dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan."
Disebutkan, tidak ada ciri orang yang
terkena istidraj yang dijelaskan secara gamblang dalam Al-Qur'an maupun hadits.
Ditambah lagi, limpahan nikmat dari Allah SWT dapat bermakna ganda seperti,
karunia Allah SWT, 'inayah (pertolongan) dari Allah SWT untuk memudahkan kita
dalam beribadah, balasan kebaikan yang disegerakan, ujian keimanan, azab yang
disegerakan, wujud lain dari pengabulan doa, atau bahkan istidraj. Meski sulit
untuk dibedakan istidraj dengan nikmat Allah SWT, ada beberapa ciri-ciri yang
bisa dikenali apabila seseorang terkena istidraj. Dijelaskan dalam buku
Muhasabah Notaris/PPAT Terhadap Berbagai Kemungkinan Dosa dalam Menjalankan
Jabatan Sehari-hari oleh Daeng Naja, berikut ciri-ciri seseorang terkena
istidraj.
1. Kikir tapi harta bertambah, disebutkan,
apabila seseorang sangat menyayangi hartanya sampai tidak rela untuk
menyedekahkan atau membayar zakat, tetapi Allah SWT masih bermurah hati dengan
menjaga hartanya hingga sampai waktunya orang kikir tersebut diazab oleh Allah
SWT. Hal itulah merupakan ciri pertama dari istidraj.
2. Lalai ibadah tapi dikaruniai
nikmat, ciri terkena istidraj selanjutnya ialah mendapatkan kenikmatan secara
terus-menerus akan tetapi mereka meninggalkan ibadahnya secara sengaja. Mereka
akan merasa bahwa hidup mereka sangat bahagia dan sukses meskipun tidak perlu
repot beribadah dan melakukan amal baik. Padahal Allah SWT telah menyiapkan
azab untuk orang tersebut.
3. Sombong dengan harta yang dimiliki,
harta yang berlimpah dapat membuat manusia menjadi sombong dan lupa diri,
mereka akan merasa paling hebat dan mampu dan menganggap orang lain remeh.
Meskipun mereka terlihat bahagia karena bergelimangan banyak harga namun
sebenarnya mereka hidup dalam kesengsaraan. Rasulullah SAW bersabda, "Di
antara tanda-tanda kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang kejam, dan
terlalu memburu kesenangan dunia serta orang yang terus-menerus melakukan
perbuatan dosa." (HR Al-Hakim)
3. Gemar maksiat tapi bahagia, ketika
seseorang gemar berbuat maksiat dan menjadikannya hal yang biasa. Namun,
kehidupan mereka di dunia semakin sukses, sejahtera dan bahagia. Mereka patut
waspada sebab mereka terkena istidraj sebab Allah SWT menangguhkan azab
untuknya.
4. Jarang sakit, jarang merasakan
sakit bisa saja merupakan nikmat sehat yang senantiasa diberikan Allah SWT
untuk kita. Namun, ini juga bisa menjadi ciri orang terkena istidraj. Sebab,
hikmah dari sakit salah satunya adalah meringankan beban dosa yang pernah
dilakukan.
Demikianlah ciri-ciri istidraj.
Saking mengerikan dan berbahayanya istidraj, Umar bin Khaththab RA pernah
berdoa kepada Allah SWT agar dijauhkan dari istidraj, "Ya Allah,
sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu menjadi mustadraj (orang yang ditarik dengan
berangsur-angsur ke arah kebinasaan)."
Sumber : https://www.detik.com/hikmah
🥶🥶🥶
ReplyDelete