Kegiatan yang tidak luput dilakukan
jemaah haji ketika berada di Tanah Suci adalah berdoa kepada Allah SWT.
Benarkah doa akan lebih cepat terkabul jika kita berdoa di dekat Ka'bah ? Allah
SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa, sebagaimana firman-Nya dalam
Al-Qur'an surah Gafir ayat 60,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ
اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ
جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ
Artinya : "Tuhanmu berfirman,
'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu
harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah
kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina'."
Salah satu tempat di Ka'bah yang
mustajab untuk berdoa adalah Multazam. Berikut penjelasannya, menukil buku
Jejak Sejarah di Dua Tanah Haram karya Mansya Aji Putra, Multazam berasal dari
kata kerja iltazama-yaltazimu-iltizaaman. Multazam adalah tempat memohon
keteapan dan keteguhan hati kepada Allah SWT. Multazam merupakan bagian dari
dinding Ka'bah yang terletak di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah. Dikatakan,
barang siapa menempelkan dada, pipi, dan lengan kedua tangannya seraya berdoa
dengan hati yang khusyuk, permohonannya akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Multazam sebagai tempat yang mustajab untuk berdoa dijelaskan pada salah satu
hadits. Diriwayatkan Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda, "Antara Hajar
Aswad dan pintu Ka'bah disebut dengan Multazam. Tidak ada orang yang berdoa di
tempat itu, kecuali Allah akan mengabulkannya." (HR Baihaqi)
Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki
al-Hasani berkata dalam kitabnya Al-Hajju Fadhail wa Ahkam, "Dan aku,
dengan memuji Allah di Multazam, aku memohon banyak hal baik urusan duniawi
maupun ukhrawi. Maka, tampaklah bagiku ijabahnya dalam urusan dunia, dan aku
berharap tampak juga ijabah dalam urusan akhirat." Adapun sunah
menempelkan dada, pipi, dan lengan kedua tangan ketika berada di Multazam
bersandar pada hadits yang diriwayatkan Amr bin Syu'aib dari bapaknya. Ia
berkata, "Aku telah melakukan tawaf bersama Abdurrahman bin Amr. Ketika
kami telah menyempurnakan putaran ke-7, kami pun menunaikan salat di belakang
Ka'bah. Kemudian aku berseru, 'Tidakkah kita memohon perlindungan Allah SWT
dari api neraka ?' Abdullah pun memohon perlindungan dari api neraka, kemudian
berlalu antara Hijr Ismail dan pintu Ka'bah lalu meletakkan dada, kedua tangan,
dan pipinya pada Rukun itu, kemudian berkata, 'Beginilah aku melihat Rasulullah
SAW melakukannya'." (HR Ibnu Majah)
Sumber : www.detik.com/hikmah
Comments
Post a Comment