Muru'ah adalah salah satu istilah
dalam Islam yang berkaitan dengan akhlak terpuji. Sikap ini dapat mendorong
seseorang menjadi pribadi yang terhormat dan berwibawa. Dr. H. Samsul Nizar
dalam bukunya Kepemimpinan Pendidikan dalam Perspektif Hadits menjelaskan,
sebagian besar ulama mengatakan bahwa muru'ah adalah sikap menjaga diri dari
hal-hal yang diharamkan. Muru'ah dilakukan sehari-hari untuk membersihkan dosa,
mencegah diri dari kezaliman, dan mencegah perbuatan yang tidak disenangi
Allah. Rasulullah SAW adalah contoh sempurna bagaimana menerapkan muru'ah dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu sikap muru'ah yang dimiliki Rasulullah SAW
adalah berhari-hati dalam berkata, ia lebih memilih diam dan membicarakan hal
yang penting saja.
Muru'ah Adalah Menjaga Diri
Mengutip buku Seperti Maryam Seperti
Rabiah oleh Dian Nafi, mengutip perkataan Imam Mawardi salah satu ulama Mazhab
Syafi'i, muru'ah adalah menjaga kepribadian atau akhlak yang paling utama
sehingga tidak kelihatan pada dirinya sesuatu yang buruk atau hina. Abdullah
Al-Anshari Al-Harawi seorang tokoh Mazhab Hambali mengatakan, orang dikatakan
memiliki muru'ah apabila akalnya dapat mengendalikan syahwatnya. Oleh karena
itu, Al-Harawi menyimpulkan bahwa muru'ah adalah mengamalkan akhlak terpuji dan
menghindari akhlak yang tercela serta hina. Ibnu Qayyim Al-Jauziah mengatakan
bahwa muru'ah berlaku pada perbuatan, perkataan, dan niat setiap orang.
Seseorang yang mampu menjaga perkataan, perbuatan, dan niatnya agar selalu
sesuai dengan tuntunan agama disebut sebagai orang yang memiliki muru'ah. Salah
satu sifat luhur yang pantas diteladankan sejak zaman Rasulullah SAW adalah
muru'ah. Dalam buku Sejarah Arab sebelum Islam oleh Dr. Jawaad Ali, dikatakan
bahwa sifat-sifat yang termasuk dalam kategori muru'ah adalah santun, sopan,
sabar, memaafkan ketika mampu membalas, menjamu tamu, membantu orang teraniaya,
dan melindungi orang yang lemah. Muru'ah mencerminkan kecermatan seorang
muslimin dalam menjaga akhlaknya. Hal ini dilakukan agar seorang muslim menjadi
versi terbaik dirinya, sehingga tidak tampak keburukan dalam dirinya.
Derajat Muru'ah
Mengacu sumber sebelumnya, ada tiga
derajat muru'ah. Berikut ini penjelasan lengkapnya :
1. Muru'ah saat Sendirian
Muru'ah saat sendirian yaitu dengan
membawa dirinya kepada hal-hal yang membuatnya baik dan bagus, meninggalkan
hal-hal yang mengotori dan memperburuknya. Secara umum dapat dikatakan, seorang
hamba tidak boleh melakukan sesuatu yang membuatnya malu di muka umum dan tidak
melakukan sesuatu yang membuatnya malu saat sendirian.
2. Muru'ah saat bersama Manusia
Muru'ah saat bersama manusia yaitu
dengan memenuhi syarat-syarat adab, menjaga rasa malu, dan berakhlak baik dalam
berinteraksi dengan orang lain, tidak menampakkan hal-hal yang tidak disukai,
serta menjadikan orang lain sebagai cermin bagi dirinya sendiri. Orang yang
berada dalam derajat ini bisa mengambil manfaat dari siapa pun yang ada di
sekitarnya, yang sempurna maupun yang kurang, yang akhlaknya baik maupun buruk,
yang tidak memiliki muru'ah ataupun yang tinggi muru'ahnya.
3. Muru'ah saat bersama Allah
Muru'ah saat bersama Allah SWT yaitu
dengan merasa malu karena merasa dilihat Allah SWT kapan pun dan dalam setiap
hembusan napas. Seorang muslim juga harus berusaha memperbaiki aib,
sesungguhnya Allah SWT telah membeli jiwa kita dari diri kita, dan kita
berusaha menyerahkan barang yang sudah dibeli dan menerima harganya.
Syarat-syarat Muru'ah
Mengutip Ensiklopedia Akhlak
Rasulullah Jilid 2 karya Syaikh Mahmud Al-Mishri, syarat-syarat nuru'ah di
antaranya sebagai berikut :
- Menjaga diri dari perkara haram.
- Adil dalam memberi hukuman.
- Menahan diri dari bersikap zalim.
- Tidak tamak terhadap apa yang bukan
haknya.
- Tidak membantu orang kuat untuk
melawan orang lemah.
- Tidak lebih memilih perbuatan yang
hina dibanding perbuatan yang mulia.
- Tidak senang dengan akibat
perbuatan dosa.
- Tidak melakukan sesuatu yang
merusak namanya.
Sumber : https://www.detik.com/hikmah
😇
ReplyDelete