Menjaga
lisan adalah perkara yang penting dalam Islam. Baginda Nabi Muhammad SAW
berulang kali berpesan agar seseorang hati-hati dengan lisannya. Dalam sebuah
hadits, beliau bersabda,
سلامة
الإنسان في حفظ اللسان
Artinya:
"Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan." (HR
Bukhari)
Imam
an-Nawawi dalam kitab Riyadhus Shalihin turut memaparkan hadits serupa dari
Uqbah bin Amir RA, ia berkata,
قُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا النَّجَاةُ؟ قَالَ: «أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ، وَلْيَسَعُكَ
بَيْتُكَ، وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ رَوَاهُ التَّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ
Artinya:
"Aku bertanya, 'Ya Rasulullah, apakah yang menyebabkan keselamatan?'
Beliau menjawab, 'Kenanglah lidahmu, tetaplah dalam rumahmu, dan tangisilah
dosamu'." (HR At-Tirmidzi dan ia menyatakannya hasan)
Penerjemah
lainnya mengartikan kata أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ sebagai "jagalah
lisanmu". Menurut penjelasan dalam Syarah Riyadhus Shalihin yang
diterjemahkan Misbah, hadits tersebut mengandung anjuran menjaga lisan dan
sibuk dengan urusan pribadi apabila ia tidak sanggup memberikan manfaat bagi
orang lain atau khawatir agama dan dirinya rusak ketika bergaul dengan banyak
orang. Imam at-Tirmidzi dalam kitab Zuhud bab Menjaga Lisan juga memaparkan
hadits urgensi menjaga lisan demi keselamatan. Hadits ini diriwayatkan dari Abu
Sa'id al-Khudri RA, dari Nabi SAW yang bersabda,
إِذَا
أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ، فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ النِّسَانَ، تَقُولُ
: اِتَّقِ اللَّهَ فِينَا، فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ: فَإِنِ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا
وَإِنِ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا رَوَاهُ التَّرْمِذِيُّ.
Artinya:
"Apabila datang waktu pagi, maka semua anggota badan manusia
memperingatkan lidahnya, di mana anggota-anggota badan itu berkata, 'Takutlah
kepada Allah dalam memelihara keselamatan kami, karena nasib kami tergantung
kamu. Bila kamu lurus, maka kami pun lurus. Dan bila kamu bengkok, maka kami
pun bengkok'." (HR At-Tirmidzi)
Pensyarah
kitab Riyadhus Shalihin Imam an-Nawawi mengatakan, menjaga lisan penting demi
keselamatan seseorang karena lisan merupakan delegasi dan penerjemah hati. Dua
anggota tubuh itu bisa menentukan selamat tidaknya seseorang. "Manusia itu
bergantung pada dua benda kecil pada tubuhnya, yaitu lidah dan hatinya. Anggota
badan itu terpengaruh secara negatif oleh dosa dan maksiat yang dilakukan
anggota badan lain," jelas pensyarah. Hujjatul Islam Imam al-Ghazali
menulis sebuah kitab yang secara khusus membahas bahaya lisan. Kitab tersebut
berjudul Afat al-Lisan. Di antara bahaya lisan itu adalah berbincang tentang
kebatilan. Maksud kebatilan, kata Imam al-Ghazali, adalah berbicara tentang
maksiat seperti menceritakan masalah wanita, tempat-tempat minuman keras, orang
fasik, kemewahan orang kaya, dan tingkah laku yang tidak baik lainnya. Selain
itu, lisan juga bisa memicu pertengkaran, saling hujat, dendam, dan kejahatan
lain akibat berbantahan dan berdebat. Menurut Imam al-Ghazali, cara paling
efektif mengatasi sifat buruk yang timbul dari lisan adalah menghancurkan
kesombongan diri yang mendorong untuk selalu menampakkan kelebihannya. "Kemudian
menghancurkan sifat kebinatangan yang selalu ingin menjatuhkan orang lain di
depan umum. Sesungguhnya cara yang paling mudah untuk mengobati penyakit adalah
dengan memberantas dan menghindari berbagai sebab yang menimbulkannya,"
jelas Imam al-Ghazali seperti diterjemahkan Fuad Kauma. Lidah termasuk anggota
tubuh yang harus dilindungi dari dosa bersama dengan mata, telinga, hati, dan
perut. Salah satu cara menjaga lisan adalah dengan diam. Rasulullah SAW
bersabda,
النَّاسُ
ثَلَاثَةٌ غَانِمٌ وَسَالِمٌ وَشَاحِبٌ فَالْغَانِمُ الَّذِي يَذْكُرُ اللَّهَ وَالسَّالِمُ
السَّاكِتُ وَالشَّاحِبُ الَّذِي يَخُوضُ فِي الْبَاطِلِ
Artinya:
"Manusia itu ada tiga macam: (1) orang yang memperoleh kemenangan, (2)
orang yang selamat, (3) orang yang binasa. Orang yang memperoleh kemenangan
adalah orang yang berzikir kepada Allah. Orang yang selamat adalah orang yang
diam. Sedangkan orang yang binasa adalah orang yang banyak bicara tentang
kebatilan." (HR Thabrani dan Abu Ya'la)
Sumber https://www.detik.com/hikmah
Comments
Post a Comment