Sepanjang
perjalanan dakwahnya, Rasulullah SAW menghadapi berbagai tantangan berat, mulai
dari penolakan, penghinaan, hingga kekerasan. Meskipun demikian, beliau tetap
tegar dalam menyampaikan wahyu dan mengajarkan nilai-nilai kebenaran. Tidak
hanya cobaan dalam dakwahnya saja, di kehidupan sehari-hari pun, beliau harus
menghadapi hinaan dan perlakuan buruk dari sebagian orang di sekitarnya. Namun,
Rasulullah SAW selalu bisa mengendalikan dirinya, tidak membalas dengan
kebencian, dan justru mendoakan kebaikan bagi mereka. Dari kesabaran dan
kerendahan hati beliau ini akhirnya meluluhkan hati banyak orang, bahkan
sebagian di antara penghina beliau membalikkan hati mereka untuk mengikuti
ajaran Islam. Seperti dua kisah ketika Rasulullah dihina oleh umatnya berikut
ini. Sebagaimana dikutip dari buku Kisah Orang-orang Sabar yang ditulis oleh
Nasiruddin.
Kisah
ketika Rasulullah Dihina Pengemis Buta
Di
sudut pasar Madinah, terdapat seorang pengemis Yahudi yang buta. Setiap hari,
ia selalu mencela Nabi Muhammad SAW di depan orang-orang yang melintas, dengan
mengatakan "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila,
dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian
akan dipengaruhinya." Berulang kali ia katakan ucapan buruk ini. Namun,
setiap pagi, Rasulullah SAW tetap mendekatinya, membawa makanan, dan
menyuapinya tanpa berkata sepatah kata pun, meskipun pengemis itu terus
menghinanya. Rasulullah melakukan hal ini dengan penuh kesabaran, bahkan hingga
menjelang wafatnya. Setelah Rasulullah wafat, pengemis buta tersebut tidak lagi
menerima makanan setiap pagi. Suatu hari, Abu Bakar RA bertanya kepada
putrinya, Aisyah RA, "Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku
kerjakan?" Aisyah menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli
sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu
sunnah saja." "Apakah itu?" tanya Abu bakar RA. "Setiap pagi
Rasulullah selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang
pengemis Yahudi buta yang berada di sana," kata Aisyah.
Keesokan
harinya, Abu Bakar RA mendatangi pengemis tersebut dan memberinya makanan. Saat
Abu Bakar mulai menyuapinya, pengemis itu marah dan berteriak, "Siapakah
kamu ?" Abu Bakar menjawab, "Aku orang yang biasa." Pengemis itu
menyangkal, "Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku," "Apabila
ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini
mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih
dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan
padaku dengan mulutnya sendiri," pengemis itu melanjutkan perkataannya. Mendengar
hal itu, Abu Bakar RA pun menangis dan berkata, "Aku memang bukan orang
yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang
mulia itu telah tiada. Ia adalah Rasulullah SAW." Setelah mendengar
penjelasan tersebut, pengemis buta itu pun menangis. Ia menyadari kesalahannya
selama ini, yang telah menghinakan Rasulullah tanpa tahu betapa mulianya
beliau. "Benarkah demikian?, tanya pengemis itu. "Selama ini aku
selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pemah memarahiku sedikit pun, ia
mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia." Pengemis
itu akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar RA, mengakui kekeliruannya, dan
memeluk Islam. Kesabaran Rasulullah SAW memang tidak terbatas dan tanpa pandang
bulu walaupun kepada seorang pengemis buta Yahudi yang selalu mencemooh beliau.
Kisah
ketika Rasulullah Diludahi Wanita Tua
Tidak
hanya satu saja kisah ketika Rasulullah dihina oleh umatnya. Bahkan, ada
seorang wanita tua yang berani mencerca Rasulullah SAW. Setiap kali beliau
melintas di depan rumahnya, wanita tersebut meludahi beliau dengan air liurnya,
"Cuh, cuh, cuh." Peristiwa ini terjadi berulang kali, bahkan setiap
hari. Suatu kali, ketika Rasulullah melewati rumah wanita itu, ia tidak
meludahinya seperti biasanya, bahkan rumahnya pun tampak kosong. Rasulullah SAW
pun mempertanyakan wanita si peludah tadi. Karena penasaran, Rasulullah SAW
lantas bertanya kepada seseorang, "Wahai Fulan, tahukah engkau, di manakah
wanita pemilik rumah ini, yang setiap kali aku lewat selalu meludahiku?" Orang
yang ditanya merasa heran mengapa Rasulullah justru menunjukkan rasa penasaran,
bukannya merasa senang. Namun, orang tersebut tidak terlalu memikirkannya dan
segera menjawab pertanyaan beliau, "Apakah engkau tidak tahu wahai
Muhammad, bahwa si wanita yang biasa meludahimu sudah beberapa hari terbaring
sakit?" Mendengar jawaban itu, Rasulullah SAW hanya mengangguk, kemudian
melanjutkan perjalanannya menuju Ka'bah untuk beribadah dan memohon kepada
Allah SWT.
Setelah
kembali dari ibadah, Rasulullah SAW datang untuk menjenguk wanita yang biasa
meludahinya. Begitu mengetahui bahwa orang yang setiap hari dia ludahi justru
datang menjenguk, wanita itu lantas menangis. "Duhai, betapa luhur budi
manusia ini. Kendati tiap hari aku ludahi, justru dialah orang pertama yang
menjenguk kemari." Dengan penuh haru, wanita itu pun bertanya, "Wahai
Muhammad, kenapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu?" Rasulullah
menjawab, "Aku yakin, engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang
kebenaranku. Jika engkau sudah mengetahuinya, aku yakin engkau tak akan lagi
melakukannya." Mendengar ucapan bijak dari manusia utusan Allah SWT ini,
si wanita menangis dalam hati. Dadanya terasa sesak, dan tenggorokannya seperti
tercekik. Setelah beberapa saat mengatur napas, akhirnya ia bisa berbicara
dengan lega, "Wahai Muhammad, mulai saat ini aku bersaksi untuk mengikuti
agamamu." Kemudian, wanita itu mengikrarkan dua kalimat syahadat.
Sumber : https://www.detik.com/hikmah
😇
ReplyDelete