Sociotechnical
merujuk pada pendekatan yang mengintegrasikan aspek sosial (manusia) dan
teknikal (teknologi) dalam sistem atau organisasi. Konsep ini menekankan
pentingnya interaksi antara unsur-unsur sosial dan teknis untuk menciptakan
sistem yang lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan. Pendekatan
sociotechnical pertama kali dikembangkan pada pertengahan abad ke-20 oleh para
peneliti di Inggris, terutama oleh para ilmuwan di Tavistock Institute of Human
Relations, lembaga penelitian dan pendidikan yang berfokus pada pemahaman
interaksi antara individu, kelompok, dan organisasi, serta bagaimana dinamika
sosial dan psikologis dapat memengaruhi kinerja dan kesejahteraan dalam konteks
organisasi dan masyarakat, didirikan pada tahun 1947 di Inggris. Mereka
menyadari bahwa keberhasilan sebuah sistem (misalnya, perusahaan, organisasi,
atau teknologi) tidak hanya bergantung pada elemen teknikal seperti perangkat
keras dan perangkat lunak, tetapi juga pada faktor sosial, seperti struktur
organisasi, hubungan antar individu, budaya kerja, dan perilaku manusia.
Berikut adalah elemen dalam Sistem Sociotechnical :
1.
Aspek Sosial :
- Manusia : Pengguna, pekerja, atau individu
yang berinteraksi dengan sistem.
- Struktur Organisasi : Hubungan antara
individu, tim, dan departemen dalam organisasi.
- Budaya dan Norma Sosial : Nilai, aturan,
dan kebiasaan yang mempengaruhi cara orang bekerja dan berinteraksi.
- Interaksi
Sosial : Kolaborasi dan komunikasi antara orang-orang dalam sistem.
2.
Aspek Teknis :
- Perangkat Keras dan Perangkat Lunak :
Teknologi yang digunakan untuk mendukung operasional sistem.
- Proses dan Alur Kerja : Prosedur dan
algoritma yang mendukung kegiatan operasional.
- Infrastruktur : Sistem dan perangkat yang
mendukung infrastruktur teknis (misalnya, jaringan, server, basis data).
- Data dan Informasi : Pengumpulan,
penyimpanan, dan analisis data dalam sistem.
Prinsip-prinsip
Pendekatan Sociotechnical
1.
Interaksi antara Manusia dan Teknologi : teknologi dan manusia harus berfungsi
dengan baik bersama-sama. Teknologi tidak boleh mengabaikan kebutuhan dan
kemampuan manusia, dan sebaliknya, pekerjaan atau aktivitas manusia harus
disesuaikan dengan teknologi yang ada.
2.
Keseimbangan antara Aspek Sosial dan Teknis : untuk menciptakan sistem yang
optimal, keseimbangan harus dicapai antara elemen sosial dan teknikal.
Misalnya, teknologi harus mendukung kerja manusia, dan sistem sosial harus
dirancang untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi.
3.
Desain Partisipatif : sistem harus dirancang dengan mempertimbangkan input dari
pengguna dan pihak yang terlibat. Pendekatan ini memungkinkan pemangku
kepentingan untuk memberikan perspektif mereka mengenai bagaimana teknologi dan
proses sosial dapat saling mendukung.
4.
Adaptabilitas dan Fleksibilitas : sistem harus mampu beradaptasi dengan
perubahan baik dalam aspek sosial maupun teknikal. Dengan demikian, sistem
harus dirancang untuk mudah diubah dan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan
baru atau perubahan dalam organisasi atau teknologi.
5.
Pemeliharaan Kesejahteraan Pengguna : pendekatan sociotechnical juga menekankan
pentingnya memperhatikan kesejahteraan manusia, baik dalam hal kesehatan fisik
dan mental, serta keterlibatan dan kepuasan kerja. Teknologi seharusnya tidak
hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga mendukung kesejahteraan pengguna dan
pekerja.
Contoh
Penerapan Sociotechnical
1.
Pengembangan Sistem Informasi : dalam merancang sistem informasi untuk sebuah
organisasi, pendekatan sociotechnical akan memperhitungkan bukan hanya
teknologi yang digunakan (misalnya, perangkat lunak atau infrastruktur IT),
tetapi juga bagaimana pekerja akan berinteraksi dengan sistem tersebut,
bagaimana perubahan akan memengaruhi budaya organisasi, serta bagaimana
pelatihan dan komunikasi akan dilakukan untuk mendukung transisi teknologi.
2.
Penerapan Teknologi dalam Proses Bisnis : misalnya, saat mengimplementasikan
sistem ERP (Enterprise Resource Planning) di sebuah perusahaan, pendekatan
sociotechnical akan mempertimbangkan bagaimana sistem ini akan memengaruhi cara
orang bekerja (misalnya, perubahan dalam struktur tim atau cara kerja), serta
bagaimana teknologi dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna untuk
meningkatkan efektivitasnya.
3.
Desain Organisasi dan Manufaktur : dalam desain pabrik atau lini produksi,
pendekatan ini mempertimbangkan faktor-faktor teknis seperti mesin atau alat
yang digunakan, serta elemen sosial seperti bagaimana pekerja berinteraksi
dengan alat-alat tersebut dan bagaimana proses kerja dapat dioptimalkan agar
aman dan efisien.
Manfaat
Pendekatan Sociotechnical
1.
Peningkatan Kinerja : Dengan menyeimbangkan aspek sosial dan teknikal,
organisasi dapat merancang sistem yang lebih efisien dan efektif.
2.
Peningkatan Keterlibatan Pengguna : Mengajak pengguna untuk berpartisipasi
dalam desain sistem dapat meningkatkan penerimaan dan kepuasan mereka.
3.
Kesejahteraan Pengguna : Memastikan bahwa teknologi mendukung kesejahteraan
mental dan fisik pekerja.
4.
Fleksibilitas dan Daya Tahan : Sistem yang dirancang dengan mempertimbangkan
kedua elemen ini lebih mudah beradaptasi dengan perubahan.
Secara keseluruhan, pendekatan sociotechnical berusaha menciptakan sistem yang lebih holistik dan manusiawi, yang tidak hanya mengutamakan efisiensi teknis tetapi juga kesejahteraan, kolaborasi, dan keberlanjutan sosial.
Comments
Post a Comment