Prof.
William Brown adalah seorang pendidik dan pemimpin di Carnegie Mellon
University, dia adalah seorang profesor ilmu biologi. Brown adalah anggota dari
komunitas Carnegie Mellon sejak tahun 1973, ketika ia bergabung dengan fakultas
sebagai asisten profesor ilmu biologi di Mellon College of Science (MCS). Pada
1981, terbit Journal of Plant Molecular Biologies yang mengungkapkan hasil
penelitian sebuah tim ilmuwan Amerika Serikat yang dipimpin Profesor William
Brown. Penelitian mengenai suara halus yang tidak bisa didengar oleh telinga
biasa (ultrasonik), yang keluar dari tumbuhan. Suara itu berulang lebih dari
1.000 kali tiap detiknya. Tim berhasil merekam suara itu menggunakan alat
perekam canggih. Dari alat perekam itu, getaran ultrasonik kemudian diubah
menjadi gelombang elektrik optik yang dapat ditampilkan ke layar monitor.
Dengan teknologi ini, getaran ultrasonik tersebut dapat dibaca dan dipahami,
karena suara yang terekam menjadi terlihat pada layar monitor dalam bentuk
rangkaian garis. Para ilmuwan ini lalu membawa hasil penemuan mereka ke hadapan
tim peneliti Inggris, di mana salah seorangnya adalah peneliti muslim. Yang
mengejutkan, getaran halus ultrasonik yang tertransfer dari alat perekam
menggambarkan garis-garis yang membentuk lafadz Allah dalam layar. Para ilmuwan
Inggris ini lantas terkagum-kagum dengan apa yang mereka saksikan. Peneliti
muslim mengatakan bahwa temuan tersebut sesuai dengan keyakinan kaum Muslimin
sejak 1400 tahun yang lalu.
"Bertasbih
kepada-Nya langit yang tujuh, dan bumi (juga), dan segala yang ada di dalamnya.
Dan tidak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu
tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun, lagi Maha
Pengampun." (QS Isra: 44).
Setelah
menjelaskan tentang Islam dan ayat tersebut, sang peneliti muslim itu
memberikan hadiah Alquran dan terjemahanya kepada Profesor William. "Dalam
hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun
menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang
melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini.
Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan
tetapi, satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam Alquran. Hal
ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan Syahadatain,"
kata William beberapa hari setelah mendapatkan terjemahan Alquran.
🤲
ReplyDelete