Pentingnya Empati untuk Memahami Perasaan Orang Lain

 

Pernahkah   merasa sedih saat melihat sahabat kehilangan orang yang dicintainya ? Nah, hal inilah yang disebut sebagai empati. Membangun empati dalam diri akan membantu   membangun dan menjaga hubungan yang baik dengan orang lain. Secara harfiah, empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang mampu merasakan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain. Empati juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan, pikiran, serta pengalaman orang lain tanpa harus mengalaminya sendiri. Dalam praktiknya, empati melibatkan pemahaman yang mendalam tentang emosi serta sudut pandang orang lain sehingga   bisa merasakan hal yang sama. Orang-orang yang berempati tinggi pada umumnya juga akan memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial yang tinggi. Empati bukan suatu bakat, melainkan keterampilan yang bisa   pelajari dan kembangkan. Menumbuhkan hal ini akan sangat penting dalam menjaga hubungan harmonis.

 

Secara umum, empati dalam diri manusia dapat terbagi ke dalam tiga jenis seperti berikut ini.

1. Empati kognitif (cognitive empathy) : kemampuan diri untuk melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain, selanjutnya memahami cara orang tersebut berpikir dan ikut merasakan emosinya. Sebagai contoh,   melihat orang terdekat   sedang bersedih karena tidak lolos wawancara kerja.   bisa memahami kesedihan tersebut tanpa mengalaminya langsung.

2. Empati afektif (affective empathy) : melibatkan kemampuan untuk merasakan serta memberikan tanggapan yang sesuai terhadap emosi yang diungkapkan orang lain. Meski terlihat sama seperti empati kognitif, hal ini akan melibatkan simpati mendalam dan keterlibatan yang lebih kuat. Sebagai contoh, bila melihat orang terdekat bersedih,   mungkin merasakan kesedihan yang sama dan berusaha untuk menenangkan agar ia kuat menghadapinya.

3. Empati somatik (somatic empathy) : merasakan sensasi fisik yang sama seperti yang dirasakan orang lain. Menurut para ahli, ini terkait dengan neuron cermin (mirror neuron) pada otak. Contoh dari somatic empathy yaitu saat melihat seseorang tersandung dan kesakitan,   bisa merasakan sensasi “sakit” pada bagian tubuh yang sama.

 

Seseorang yang berempati tinggi cenderung memiliki ciri-ciri yang membedakan mereka dalam hal kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Adapun, beberapa ciri yang bisa diperhatikan dari orang yang berempati tinggi adalah sebagai berikut.

1. Selalu terbuka dan bersikap perhatian/welas asih kepada orang lain.

2. Sensitif terhadap perubahan emosional dan bahasa tubuh orang lain.

3. Mampu mendengarkan dengan baik dan selalu memberikan perhatian penuh.

4. Memiliki ketertarikan untuk memberikan dukungan emosional atau bantuan fisik kepada orang lain saat mereka membutuhkannya.

5. Tidak memihak dan pandai dalam menyelesaikan konflik dengan melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda.

 

Dengan memahami dan berbagi perasaan dengan orang lain, juga lebih mampu menempatkan diri pada posisi mereka dan melihat situasi dari sudut pandang mereka. Empathy adalah kunci penting dalam membangun hubungan. Beberapa manfaatnya dalam kehidupan antara lain sebagai berikut.

1. Meningkatkan komunikasi : kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain memungkinkan untuk berkomunikasi secara efektif. Umumnya, kualitas komunikasi akan meningkat bila   dapat menjadi pendengar yang baik, mengerti maksud dan tujuan orang lain, serta merespons secara tepat.

2. Membangun hubungan yang kuat : Studi yang diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships (2017) menunjukkan bahwa kemampuan berempati mampu memperkuat suatu hubungan romantis. Tak hanya pada emosi negatif, berempati terhadap emosi positif seperti perasaan senang dan bahagia, berkaitan dengan kualitas hubungan yang lebih kuat.

3. Mengurangi konflik : jika dapat memahami perasaan dan melihat situasi dari sudut p ng orang lain, potensi munculnya konflik cenderung akan berkurang. Berbekal empati,   mungkin lebih toleran, terbuka, serta mampu mencari solusi yang saling menguntungkan dari suatu permasalahan.

4. Meningkatkan kepemimpinan : kemampuan berempati merupakan kunci penting dalam kepemimpinan yang efektif. Seorang pemimpin yang berempati tinggi lebih mampu memahami kebutuhan dari anggota timnya. Hal ini juga membantu dalam membangun ikatan tim yang kuat, memotivasi tim, dan mencapai hasil yang lebih baik bersama-sama.

5. Memperbaiki kesehatan mental : penelitian yang dimuat dalam British Journal of General Practice (2013) menemukan pentingnya kemampuan berempati dalam konsultasi kesehatan dengan pasien. Empati bisa menimbulkan efek positif pada kesehatan mental pasien, yang lantas mengurangi stres dan kecemasan yang cenderung dialaminya.

 

Empati merupakan keterampilan yang mampu   pelajari dan perkuat dari waktu ke waktu. Jika   hendak mulai membangun dan menumbuhkan empati dalam diri sendiri, berikut ini adalah beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan.

1. Berikan perhatian penuh saat orang lain berbicara dan jangan menginterupsi atau menyela pendapatnya.

2. Perhatikan bahasa tubuh dan komunikasi nonverbal lainnya dari lawan bicara, seperti ekspresi wajah dan penampilan.

3. Cobalah untuk memahami pendapat atau pengalaman orang-orang yang memiliki sudut pandang berbeda dengan diri.

4. Baca buku, tonton film, atau dengarkan musik yang tidak   sukai sebelumnya untuk memperluas pemahaman dari berbagai perspektif.

5. Bergabung dengan kegiatan sukarela (volunteering), baik itu dalam bidang pendidikan, lingkungan seperti kerja bakti, atau sosial kemasyarakatan.

Kemampuan untuk memahami emosi dan melihat sesuatu dari sudut p ng orang lain memiliki peranan penting dalam kehidupan. Maka dari itu, penting untuk melatih kemampuan berempati secara terus-menerus, makin banyak berlatih, makin baik untuk melakukan hal ini.

 

Sumber : https://hellosehat.com/


Comments