Self-love
adalah keadaan di mana menghargai, menerima, dan memprioritaskan kesejahteraan
serta kebahagiaan diri sendiri. Ini bukan tentang menjadi egois atau narsistik,
melainkan tentang membangun hubungan yang sehat dan penuh kasih dengan diri
sendiri, layaknya hubungan baik yang dijalin dengan orang terdekat. Intinya,
self-love adalah fondasi untuk menjalani hidup yang memuaskan. Jika
fondasi ini kuat, akan lebih mampu menghadapi tantangan, membangun hubungan
yang sehat dengan orang lain, dan mencapai potensi terbaik. Self-love bukanlah
konsep yang abstrak. Ia terdiri dari tindakan dan pola pikir yang nyata,
seperti :
1. Self-Awareness
(Kesadaran Diri) : mengenali dan
memahami perasaan, kebutuhan, nilai, kekuatan, dan kelemahan sendiri tanpa
menghakimi.
2. Self-Acceptance
(Penerimaan Diri) : menerima seluruh
bagian diri Anda, baik kelebihan maupun kekurangan, memahami bahwa tidak ada
manusia yang sempurna dan Anda baik-baik saja apa adanya.
3. Self-Respect
(Menghargai Diri) : memperlakukan diri
sendiri dengan hormat, termasuk menetapkan batasan (boundaries) dan tidak
mengizinkan orang lain memperlakukan dengan buruk.
4. Self-Care
(Merawat Diri) : secara aktif melakukan
hal-hal yang menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional, bukan hanya
tentang spa day, tetapi juga tentang tidur cukup, makan makanan bergizi,
berolahraga, dan istirahat saat lelah.
5. Being
Kind to Yourself (Bersikap Baik pada Diri Sendiri) : memperlakukan diri sendiri dengan kebaikan dan
pengertian, terutama saat Anda melakukan kesalahan atau mengalami kegagalan.
Ini sering disebut sebagai self-compassion.
Contoh
Praktik Self-Love dalam Kehidupan Sehari-hari
1.
Mental : berhenti membandingkan diri
sendiri dengan orang lain, membatasi waktu bermedia sosial, mengisi pikiran
dengan afirmasi positif, atau mengatakan "tidak" pada hal yang
membuat stres.
2.
Emosional : mengizinkan diri untuk
merasakan semua emosi (sedih, marah, kecewa) tanpa menyangkalnya, memaafkan
diri sendiri atas kesalahan di masa lalu, atau menulis jurnal untuk meluapkan
perasaan.
3.
Fisik : memilih makanan yang memberi
energi, berolahraga karena mencintai tubuh, bukan membencinya, tidur yang
cukup, dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.
4.
Spiritual : melakukan meditasi,
menghabiskan waktu di alam, berdoa (shalat untuk muslim), atau melakukan
aktivitas yang memberi rasa tenang dan terhubung dengan tujuan hidup.
Orang yang mencintai diri sendiri ibaratnya cangkir yang sudah penuh. Dari kelebihan airnya, ia bisa menuangkan dan membagikan cinta kepada orang lain. Sementara orang yang egois ibarat cangkir yang berlubang , mereka terus-menerus membutuhkan validasi dari luar tetapi tidak pernah merasa cukup. Self-love adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Ini adalah praktik seumur hidup yang membutuhkan kesadaran dan usaha konsisten. Ada hari di mana merasa sangat mencintai diri sendiri, dan ada hari di mana merasa sulit, yang terpenting adalah selalu berusaha untuk kembali berbaik hati kepada diri sendiri.

Comments
Post a Comment