Bulan
Ramadhan bisa jadi waktu yang tepat untuk mereka yang ingin berhenti merokok
selamanya. Terutama aktivitas ini harus dihentikan ketika berpuasa. Artinya,
sekitar 12-15 jam para perokok berhasil melepaskan diri dari kecanduan. Dilansir
dari Gulfnews, Spesialis Internal Medicine di Aster Hospital, Dubai, Dr Mustafa
Saif menjelaskan mengapa puasa bisa jadi sarana untuk berhenti merokok.
Menurutnya, hal ini memang akan sulit. Pasalnya, seseorang harus tiba-tiba
berhenti, tanpa latihan atau tidak berangsur-angsur. Sesuatu yang biasa
dilakukan tubuh dan tiba-tiba tidak dilakukan dalam waktu lama akan menimbulkan
reaksi.
Baik
itu efek secara fisik, mobilitas, maupun mental. Apalagi merokok adalah salah
satu aktivitas candu. Mirip dengan minum kafein atau soda yang merupakan
aktivitas candu. Meski efek sambil dalam
kesehatannya rendah namun jika dilakukan terus menerus akan ada efek
tersendiri. Pada rokok, sesuatu yang menyebabkan kecanduan adalah nikotin. Perokok
yang tiba-tiba berhenti merokok akan mengalami gejala dalam 3-5 hari. Seperti
merasa mudah tersinggung, mudah marah dan susah konsentrasi. Dorongan untuk makan makanan tinggi
karbohidrat juga lebih tinggi. Sehingga seseorang akan mengalami kenaikan berat
badan. Gejala-gejala setelah berhenti merokok ini akan berlangsung tergantung
psikologi perokok.
Dr.
Mustafa mengatakan Ramadhan adalah waktu paling tepat untuk melakukannya.
"Fakta bahwa mereka bisa mengendalikan diri untuk tidak menyentuhnya
selama puasa itu adalah bukti bahwa mereka mampu," kata dia. Kadar nikotin
di dalam darah juga akan berangsur menurun sehingga keinginan untuk merokok
akan terus turun. Sementara itu, perokok bisa mengganti kebiasaan merokok
dengan makan makanan lebih sehat yang mengandung serat. Saat berbuka, makan
sesuatu yang membuat kenyang lebih cepat sehingga merasa tidak perlu merokok.
Pada akhirnya, yang harus dilakukan adalah mengendalikan psikis. Pasalnya,
dorongan ini akan membuat rencana berhenti jadi lebih kuat.
Sumber
: www.republika.co.id
Comments
Post a Comment