Apakah
hadiah terbaik yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya ? Tentu, sebagian
orang akan menyebut barang berharga, fasilitas, dan aksesori bernilai tinggi.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sungguh, tiada pemberian dari seorang ayah
kepada anaknya yang lebih utama dari pada adab yang baik." (HR Tirmidzi). Dr
Muhammad Ardiansyah dalam buku "Adab Murid dan Guru" menulis untaian
syair nan indah akan keutamaan adab. "Agar selamat dari api neraka,
didiklah dirimu juga keluarga, dengan adab dan juga akhlak mulia, ajari mereka
ilmu yang berguna. Rasulullah juga telah bersabda, hadiah terbaik dari orang
tua, untuk ananda yang sangat dicinta, tanamkan adab sejak masa kecilnya".
Sebulan terakhir kita disibukkan dengan pendaftaran murid baru. Setiap orang
tua berupaya agar anaknya diterima di sekolah unggulan. Sistem zonasi yang
dimaksudkan untuk pemerataan pendidikan, ternyata menimbulkan masalah yang
serius. Sebagian rela berbohong demi Surat Keterangan Tidak Mampu dengan meng
ambil jatah kursi kaum dhuafa. Sebagian lagi berdusta dengan Surat Keterangan
Domisili, Kartu Keluarga, dan berpres tasi. Tambah ironis lagi, ketika oknum
guru, aparat RT/RW, dan kepala desa mau kerja sama melakukan kebohongan
kolektif tersebut. Sementara itu, anak-anak tahu dan menerima apa yang
dilakukan orang tuanya.
Jika
ketidakjujuran sudah terjadi sejak masuk sekolah, apa yang akan diharapkan
ketika mereka memegang tampuk kekuasaan ? Jika hari ini berbohong membuat surat
keterangan, nanti mereka akan berdusta ketika membuat kebijakan yang menyangkut
hidup orang banyak (curang dan korupsi). Artinya, kita sedang menyiap kan
pemimpin yang tak beradab. Lalu, akankah kita menyalahkan mereka di kemudian
hari jika bersikap angkuh, zalim, dusta, remeh, dan menipu orang lain? Pepatah
Melayu mengatakan, "buah yang jatuh tak jauh dari pohonnya".
Anak-anak adalah buah dan orang tua adalah pohonnya (QS 14:24-26, 31:12- 19). Keprihatinan
itu sedikit terobati ketika dikunjungi oleh orang tua dan anaknya yang baru
saja lulus kelas enam SD IT Dinamika Umat. "Ananda Syifaul Huda mau berangkat
ke Pesantren. Mohon doa dan ridha Ustaz agar ilmunya berkah dan kelak menjadi
ulama besar," tutur ayahnya dengan penuh hormat. Rasa bangga dan syukur
melihat orang tua dan anak memuliakan guru, hingga berlinang air mata. Setulus
hati saya doakan dengan mengembus kepalanya.
Sungguh
mengharukan, ketika orang tua mengajarkan adab kepada anak bagaimana cara
menghormati gurunya. Jika diajarkan sejak kecil, anak pun akan memuliakan guru
dan orang tuanya. Namun, jika orang tua abai, akan lahir generasi yang
kehilangan adab (lost of adab) dan akan menjadi malapetaka bagi keluarga dan
bangsa ini. Nabi SAW mengajarkan, "Muliakanlah anak-anakmu dan perbaikilah
adab mereka" (HR Ibnu Majah). Orang bijak pun berkata, "When wealth
is lost, nothing is lost. When health is lost, something is lost. When
character is lost, everything is lost". (Ketika kekayaan hilang, tak ada
yang hilang. Jika kesehatan yang hilang, sesuatu telah hilang. Namun, jika
karakter (adab) yang hilang, berarti segalanya telah hilang). Pendidikan adab
lebih utama sebelum ilmu pengetahuan sebab ia bagai mahkota. "likulli
syai-in ziinatul fil wara`, wa ziinatul mar`i tamamul adabi" (setiap
sesuatu punya perhiasan, dan perhiasan se seorang adalah kesempurnaan adab).
Karena itulah, adab menjadi hadiah terbaik untuk anak-anak kita. Allahu a'lam
bishshawab.
REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Hasan Basri Tanjung
Comments
Post a Comment