Alquran
telah menghapuskan rasialisme dengan cara kategorikal yang jelas. Islam
mengajarkan setiap anggota umat manusia telah diberi kehormatan dan martabat
oleh Allah SWT. Islam menekankan kesatuan absolut bagi umat manusia. Nabi
Muhammad SAW memiliki sahabat terdekatnya, Salman Radhiyallahu’anhu si Persia,
Suhaib Radhiyallahu’anhu si Romawi, dan Bilal Radhiyallahu’anhu si Etiopia. Faktanya,
ketika beberapa negara mempraktikkan rasialisme, ini hanya menghasilkan
kehancuran dan perang. Contohnya rasisme Nazi, dan yang mengikutinya. Bahkan
itu menghancurkan klaim superioritas, yaitu Nazi (Ras Arya) di tempat paling
pertama. Saat ini di dunia masih saja terus terjadi rasisme. Dan apa yang
dikatakan Islam tentang masalah ini dan bagaimana menyelesaikannya untuk
selamanya ? Alquran yang mulia telah menghapuskan rasisme dengan cara yang
jelas. Dalam Surah Al-Hujrat, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal", Al-Hujurat ayat 13.
Allah
juga berfirman dalam Alquran, "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada
Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu", An-Nisa ayat 1. Menurut ayat-ayat Alquran ini, Islam menekankan
kesatuan absolut dalam berbagai ras manusia. Pesan Islam kepada dunia yakni
bahwa setiap anggota umat manusia telah diberi kehormatan dan martabat oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala yang mengatakan dalam Quran : "Dan sesungguhnya
telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di
lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan", Al-Isra ayat 70. "Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah
tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah
melihat pada hati dan amalan kalian", HR. Muslim.
Dalam
praktiknya, Nabi Muhammad Shallallahu‘alaihi Wa Sallam memiliki sahabat
terdekatnya, Salman Radhiyallahu’anhu si Persia, Suhaib Radhiyallahu’anhu si
Romawi, dan Bilal Radhiyallahu’anhu si Etiopia. Dua dari tiga sahabat merupakan
mantan budak yang dibebaskan setelah memeluk Islam, yaitu Salman Radhiyallahu’anhu
dan Bilal Radhiyallahu’anhu. Kendati kulit hitam Bilal Radhiyallahu’anhu, ia
dipilih oleh Nabi Shallallahu‘alaihi Wa Sallam sebagai muazin pertama. Posisi
yang diidamkan oleh banyak orang. Faktanya, sahabat senior seperti Abu Bakar Radhiyallahu’anhu
dan Umar Radhiyallahu’anhu biasa memanggil Bilal Radhiyallahu’anhu 'tuan kami',
dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri dulu mengatakan: 'Salman adalah
anggota keluarga kami.' (Majma al-Zawaid) Ketika Sahabat nabi Shallallahu‘alaihi
Wa Sallam, Abu Dharr radhiyallahu anhu menyebut Bilal Radhiyallahu’anhu 'putra
perempuan kulit hitam', Nabi Shallallahu‘alaihi Wa Sallam menjadi marah dan
mengatakan kepadanya, 'Kamu adalah seorang pria yang memiliki ketidaktahuan
padanya'. Abu Dharr radhiyallahu anhu merasakan penyesalan yang sangat besar.
Dia pun menaruh pipinya di tanah, dan meminta Bilal Radhiyallahu’anhu untuk
menginjak pipinya yang lain jika dia mau. Beginilah cara Islam menolak rasisme
dalam teori dan praktik. Itu menjadi contoh terbaik bagi umat manusia untuk
diikuti.
Sumber
: https://republika.co.id/
Comments
Post a Comment