ما الْمَيّتُ في القَبْرِ إلاّ كالْغَرِيْق
الْمُتَغَوِّثِ يَنتَظِرُ دَعْوَةً تَلحَقُه مِن أبٍ أوْ أُمٍّ أوْ أخٍ أوْ صَدِيقٍ
فإذا لَحِقَتْه كانَتْ أحَبَّ إليه مِن الدُّنيا ومَا فيها وإنَّ اللهَ عزّ وجلّ لَيُدخِلُ
على أهْلِ القُبُورِ مِن دُعاءِ أهْلِ الأَرْضِ أمْثَالَ الجِبالِ وإنَّ هَديَّةَ الأَحْيَاءِ
إلى الأَمْوَاتِ الاِسْتِغفارُ لهم
Rasulullah bersabda : "Seorang
mayat dalam kuburnya seperti orang tenggelam yang sedang meminta pertolongan.
Dia menanti-nanti doa ayah, ibu, anak, dan kawan yang tepercaya. Apabila doa
itu sampai kepadanya, maka itu lebih ia sukai daripada dunia berikut segala
isinya. Dan sesungguhnya Allah menyampaikan doa penghuni dunia untuk ahli kubur
sebesar gunung. Adapun hadiah orang-orang yang hidup kepada orang-orang mati
ialah memohon istighfar kepada Allah SWT untuk mereka dan bersedekah atas nama
mereka." (HR Ad-Dailami).
Jika manusia sudah mati, tak ada lagi
amal saleh yang bisa dilakukan. Apakah dengan demikian ia benar-benar terputus
dari pahala ? Pada hadits di atas ditegaskan bahwa orang yang sudah mati
sesungguhnya masih bisa menerima kiriman pahala berupa doa-doa kebaikan yang
dilantunkan oleh sanak keluarga atau teman-teman yang khusus ditujukan
untuknya. Digambarkan, ia begitu gembira dengan kiriman doa tersebut melebihi kegembiraan
mendapatkan kekayaan sebesar dunia beserta isinya. Dalam hadits lain ditegaskan
bahwa orang yang telah mati, tetap bahkan terus-menerus mendapatkan pahala dari
beberapa hal, yaitu dari amal jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh.
Rasulullah bersabda :
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ
إِلا مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ
صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
"Jika seorang manusia itu meninggal
dunia, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara, yaitu sedekah yang
mengalir atau ilmu pengetahuan yang dapat diambil manfaatnya, atau anak saleh
yang mendoakan padanya." (HR Muslim).
Seperti disebutkan pada hadis di awal
pula, doa untuk orang mati yang sangat diharapkan adalah doa istighfar atau
permohonan ampunan. Dalam hadis lain dikatakan, Utsman bin Affan menuturkan,
apabila Rasulullah telah selesai menguburkan jenazah, beliau bersabda :
كانَ النَّبيُّ إذا فَرغَ مِن دفنِ الميِّتِ وقفَ
عليهِ ، فَقالَ : استَغفِروا لأَخيكُم ، واسأَلوا لَهُ بالتَّثبيتِ ، فإنَّهُ الآنَ
يسألُ
"Mintakanlah ampunan untuk
saudara kalian ini, dan mohonkanlah keteguhan untuknya, karena sesungguhnya ia
sekarang sedang ditanya." (HR Abu Dawud).
Tidak hanya menyuruh, beliau juga
melakukannya langsung. Disebutkan, beliau berdoa untuk orang-orang yang mati
lalu dikuburkan di permakaman Baqi Gharqad : اللهمَّ اغفرْ لأهلِ بقيعِ الغرقدِ
"Ya Allah, ampunilah orang-orang
yang dikuburkan di Baqi Gharqad." (HR Muslim).
Doa istighfar untuk mayat ini
terutama penting disampaikan oleh sanak keluarganya karena merekalah yang
paling dekat, baik secara nasab maupun hubungan sosial. Di samping itu, ini
merupakan bentuk nyata kukuhnya ikatan kekeluargaan (silaturahim) di antara
mereka. Jadi, ikatan itu tidak pernah terputus meskipun kematian telah
memisahkan alam mereka. Ikatan itu akan tetap ada selamanya.
Sumber : https://republika.co.id/
Comments
Post a Comment