من ولي ابنتين فأحسن إليهن كن له ستراً من النار
''Barang siapa mengurus anak-anak
perempuannya, kemudian dia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anaknya
akan menjadi penghalang baginya dari siksa neraka.'' (HR Bukhari-Muslim).
Allah SWT akan memberi balasan bagi
orang tua yang bersabar menahan penderitaan dan bersusah payah mendidik
putra-putrinya. Suatu hari, seseorang menghadap Khalifah Umar bin Khattab
dengan membawa anak lelakinya. Ia mengadukan betapa durhaka dan kurang ajar
anaknya. Khalifah mendengar dengan seksama pengaduan orang tua itu. Umar
mengingatkan beberapa hak anak, seperti, memilihkan ibu si anak dari golongan
baik-baik, memberi nama yang baik, memberi nafkah sepantasnya, mendidik dengan
akhlak yang baik, dan mengajari ilmu untuk bekal hidupnya. Seketika itu juga si
anak menyahut uraian Umar. ''Tak satu pun dari hak-hak itu yang diberikan. Ibu
saya itu tidak jelas asal-usulnya dan berperangai sangat buruk. Dari kecil saya
dipaksa mencari nafkah dengan menggembala ternak, dan saban hari diberi contoh
akhlak yang buruk, dengan pertengkaran yang tiada henti, perkataan yang kotor,
dan tindak kekerasan.'' ''Jangankan diajari ilmu, yang ada hanya dampratan dan
perlakuan kasar. Dalam hatiku hanya ada dendam dan menunggu saat bisa
membalasnya,'' kata si anak. ''Apa benar demikian,'' tanya Umar dengan wajah
marah. ''Jika demikian, sungguh engkau telah merusak anakmu dengan tanganmu
sendiri. Engkaulah yang pantas mendapat hukuman atas kesalahan ini,'' tegasnya.
Maraknya remaja tersangkut tindak
kriminalitas, seperti tawuran, miras, pembunuhan, narkoba, pergaulan bebas,
tidak punya sopan santun, durhaka kepada orang tua, boleh jadi karena didikan
orang tuanya sejak kecil demikian. Anak merupakan cermin orang tua. Bagaimana
orang tua berperilaku, demikian pula anak meniru. Bila setiap hari mendapat
caci maki, maka si anak akan belajar serupa terhadap orang lain. Demikian pula
sebaliknya. Rasulullah SAW bersabda : بِرُّوا آبائكم تبرُّكم أبنائكم ''Berbuat
baiklah kamu terhadap ibu dan bapakmu, niscaya anak-anakmu akan berbuat baik
terhadapmu.'' (HR Thabrani). Seorang pegawai menemui Umar. Ia kaget dan
memperlihatkan keheranannya mendapati Khalifah sedang berbaring dengan beberapa
anak kecil asyik bermain-main di sekitarnya. Umar bertanya, ''Jadi, bagaimana
keadaanmu dengan keluargamu ?'' Ia menjawab, ''Begitu melihatku, keluargaku
yang berbicara langsung diam.'' Umar berkata, ''Kalau begitu, kamu turun saja
dari jabatanmu. Soalnya kalau terhadap keluarga dan anakmu saja kamu tidak bisa
berlaku lembut, bagaimana kamu bisa berlaku lembut terhadap umat Rasulullah SAW
?'' Umar memutuskan memberhentikan jabatan orang itu ketika didapati ia tak
menyayangi keluarganya. Amanah kecil saja ia lalai, apalagi mengurusi urusan
yang lebih besar.
Sumber : https://republika.co.id/
Comments
Post a Comment