Islam menekankan tidak hanya pentingnya mengobati penyakit, tetapi juga mencegah munculnya penyakit. Abul Walid Muhammad ibnu Rusyd (lahir 1126 di Spanyol, beliau dianggap sebagai ahli falsafah yang paling agung pernah dilahirkan dalam sejarah Islam, seorang ahli falsafah, perubatan, matematik, teologi, ahli fekah mazhab Maliki, astronomi, geografi dan sains, wafat 1198) menempatkan metode menjaga kesehatan sebagai salah satu objek penelitiannya. Dia pula orang pertama yang menemukan dan menerapkan peranan latihan fisik dalam menjaga kesehatan. Uraian mengenai pemeliharaan kesehatan termaktub pula dalam kitab Taqwim as Sihha (Menjaga Kesehatan) karya Ibnu Butlan, ilmuwan asal Irak. Dia mengemukakan enam hal yang dapat memengaruhi kesehatan. Pertama, kebersihan udara. Menurut dia, udara bersih bermanfaat memelihara fungsi paru-paru. Kedua, memperhatikan kualitas gizi makanan dan minuman. Ketiga, berolahraga atau gerak badan. Keempat, cukup tidur dan beristirahat. Kelima, menenangkan pikiran dengan memperbanyak humor. Terakhir, tidak mudah marah, kecewa, atau sedih yang berlarut-larut.
Kitab ini diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin dengan judul Tacuinum Sanitatis. Lewat tulisan The Arabs and
Mediaeval Europe, N. Daniel menyatakan, Ibnu al-Wafid menambahkan aspek
spiritual sebagai bagian penting memelihara kesehatan. Misalnya, sholat. Melalui
sholat dan gerakan-gerakannya, seorang Muslim memperoleh dua keutamaan aspek
medis sekaligus baik secara fisik maupun psikis. Beberapa pemikir sufi pada
masa itu punya pandangan spiritual senada. Sufisme, dalam berbagai bentuk,
memberikan masukan atas kesehatan diri, selain melindungi lingkungan. Salah
satu pemikiran Ibnu al-Wafid, seperti dikutip dari buku Ilmuwan Muslim Pelopor
Hebat di Bidang Sains Modern, adalah praktik zuhud atau menahan hawa nafsu
dunia serta menjauh dari kekayaan dan hidup sesederhana mungkin. Para sufi
berkeyakinan, zuhud sebagai jalan mencapai kesehatan jiwa dan raga. Kitab
al-Adwiya al-Mufada atau Powers of Medicine and Food karya lain Ibnu al-Wafid
menguraikan pengobatan serta makanan. Dia menjelaskan bahwa fungsi pengobatan
adalah mengembalikan kesehatan tubuh. Ini mencakup dua hal. Pertama, memahami
keseluruhan bagian-bagian tubuh dan fungsinya. Kedua, pengetahuan tentang
obat-obatan dan makanan. Ilmuwan asal Toledo ini percaya, apabila kedua aspek
itu dapat terpenuhi, masing-masing orang akan sanggup menjaga kesehatan diri
dan lingkungannya sehingga memperkuat langkah preventif. Langkah preventif
menjadi gerakan pada masa sekarang ini.
Sumber : https://republika.co.id/
Rep : Yusuf A / Red : Nashih
Nashrullah
Comments
Post a Comment