Dataran Tinggi Dieng atau Plato Dieng
adalah sebuah wilayah di pusat Jawa Tengah yang memiliki ciri geologi, sejarah,
dan pertanian yang dinilai khas. Dataran ini diapit oleh jajaran perbukitan di
sisi Utara dan Selatan, yang berasal dari aktivitas vulkanik yang sama dan
disebut Pegunungan Dieng. Pegunungan Dieng sendiri secara geografis berada di
antara kompleks Puncak Rogojembangan di sebelah barat dan pasangan Gunung
Sindoro dan Gunung Sumbing di sisi timurnya. Secara kasar dapat dikatakan bahwa
wilayah Dataran Tinggi Dieng (DT Dieng) menempati kawasan berukuran lebar
(utara–selatan) 4-6 km dan panjang (barat–timur) 11 km. Secara administrasi, Dieng
berada dalam wilayah Kecamatan Batur dan sebagian Kecamatan Pejawaran,
Kabupaten Banjarnegara, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, dan bagian
selatan dari Desa Pranten, Bawang, Kabupaten Batang, dengan inti kawasan wisata
berada pada wilayah Desa Dieng Kulon (di Banjarnegara) dan Desa Dieng
("Dieng Wetan" di Wonosobo). Ketinggian dataran berada pada 1.600
sampai 2.100 m dari permukaan laut dengan arah aliran permukaan ke barat daya,
menuju ke lembah Sungai Serayu. Dengan suhu udara berkisar 12–20 °C di siang
hari dan 6–10 °C di malam hari, meskipun pada musim kemarau (Juli dan Agustus),
suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari, iklim di DT Dieng termasuk iklim
subtropis dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun
upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman
pertanian. Meskipun cukup terpencil, Dieng telah lama menjadi kawasan
pemukiman. Sejumlah bangunan peninggalan abad ke-8 masih dapat ditemukan, baik
dalam keadaan masih berdiri ataupun telah menjadi reruntuhan. Diperkirakan,
bangunan-bangunan ini berasal dari masa Kerajaan Medang awal. Terdapat indikasi
bahwa penduduk kawasan ini berada pada pengaruh Kerajaan Sunda Galuh kuno
sebelum kemudian dikuasai Medang. (Sumber : Wikipedia, Foto-foto : koleksi
pribadi tahun 2015)
Comments
Post a Comment