Sesungguhnya, bersyukur kepada Allah SWT adalah amalan
tertinggi, yang bahkan oleh Muhammad bin Shalih al-Munajjid dikatakan sebagai
separuh iman, dengan separuhnya lagi adalah sabar. Dalam buku Silsilah Amalan Hati, al-Munajjid,
mengungkapkan, Allah telah
menggandengkan perintah mengingat-Nya dengan perintah bersyukur kepada-Nya. Adapun
perintah bersabar dalam pengerjaannya adalah sarana untuk mewujudkan keduanya.
Maka itu, Allah akan memuji orang yang bersyukur, dan memberikan predikat
sebagai mahluk-Nya yang terpilih. "Dan Allah menjanjikan bagi hamba yang
bersyukur dengan balasan terbaik," ujar al-Munajjid. Bersyukur secara
pengertian bahasa yakni mengakui kebajikan. Ada istilah ‘syakartullaha’ yang
berarti mensyukuri nikmat Allah. Dalam arti lain, bersyukur mengandung makna
berterima kasih kepada pihak yang telah berbuat baik atas kebajikan yang
diberikannya. Lawan kata syukur adalah kufur.
Artinya mendustakan atau mengingkari nikmat. Dia juga ingkar kepada
tanda-tanda kekuasaan Allah. Menyangkut
pihak-pihak yang kufur, Allah sudah menengarai.
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا
وَإِمَّا كَفُورًا
"Sesungguhnya Kami telah
menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang
kafir." (QS al-Insaan [76] : 3)
Adalah iblis yang berada di belakang
layar munculnya sikap kufur tadi. Itulah memang salah satu tujuan dari iblis,
yakni menjauhkan manusia dari rasa bersyukur.
ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ
وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ
شَاكِرِينَ
"Kemudian aku akan mendatangi
mereka dari muka dan dari belakang mereka, dan dari kiri mereka. Dan Engkau
tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." (QS al A'raaf
[7] : 17)
Allah SWT lantas mewartakan
bahwasanya orang-orang yang bersyukur kepada-Nya berjumlah sedikit.
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
"Dan sedikit sekali dari
hamba-hamba-Ku yang bersyukur." (QS Saba' [34] : 13). Adapun sebagian
besar lainnya cenderung bersenang-senang dengan nikmat yang diperoleh.
"Mereka enggan berterima kasih
kepada Allah," ungkap Ibnu Qayyim.
Sehingga, sambung ulama terkemuka
itu, Allah mencirikan sesungguhnya yang mau beribadah kepada-Nya adalah
orang yang bersyukur, dan mereka yang tidak mau bersyukur berarti bukan
termasuk yang menyembah-Nya. Dalam arti lain, bersyukur adalah tujuan
penciptaan dan tujuan perintah-Nya. "Maka Allah menjadikan bersyukur
sebagai penyebab bertambahnya karunia di sisi-Nya," tutur
al-Munajjid. Lalu bagaimana caranya agar kita pandai bersyukur ? Ada dua perkara yang harus
diutamakan, pertama, mengenal nikmat, yakni menghadirkannya dalam hati, dan
meyakininya. Apabila seorang hamba sudah
mengenal nikmat, maka dia akan beranjak ke tahap berikutnya ialah mengenal
Tuhan yang memberi nikmat itu.
Kedua, menerima nikmat. Dia sadar,
bahwa nikmat tadi bukan lantaran keberhakan mendapatkannya, tapi hanyalah
karunia dan kemurahan Allah.
"Akhirnya, setelah memahami hakikat kedua hal itu, seorang hamba
akan memuji Allah atas nikmat-Nya,"
papar al-Munajjid. Esensi syukur terletak pada perbuatan dan tindakan
nyata sehari-hari. Ibnu al-Qayyim
merumuskan tiga faktor yang harus ada dalam konteks syukur yang
sungguh-sungguh, yaitu dengan lisan dalam bentuk pengakuan dan pujian, dengan
hati dalam bentuk kesaksian dan kecintaan, serta dengan seluruh anggota tubuh
dalam bentuk amal perbuatan. Sehingga bentuk implementasi dari rasa syukur bisa
beragam; shalat seseorang merupakan bukti syukurnya, puasa dan zakat seseorang
juga bukti akan syukurnya, segala kebaikan yang dilakukan karena Allah adalah
implementasi syukur. Intinya, syukur adalah takwa kepada Allah SWT. Allah SWT
berfirman dalam surat an-Nisa ayat 147 :
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ
شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
Mengapa Allah akan menyiksamu, jika
kamu bersyukur dan beriman ? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi
Mahamengetahui”.
Bersyukur akan menjauhkan kita dari azab Allah SWT. Sang Pencipta pun telah berjanji untuk melipatgandakan nikmatnya bagi hambanya yang bersyukur.
Sumber : https://republika.co.id/
Comments
Post a Comment